Senyumanmu selalu membuat hatiku berdesir.
Jangan pernah berubah.
Tetaplah tersenyum untukku.
Karena...Aku suka itu..
🌼🌼🌼
Author POVs
Kantin sudah sangat ramai dengan para murid yang mengisi perut kosongnya. Arzi dan kelima temannya--Ah lebih tepatnya calon sahabat barunya--memperhatikan suasana kantin dan mencari meja yang kosong. Dan akhirnya mereka menemukan meja kosong berada di ujung kantin yang dapat memuat sepuluh orang. Ya memang ada beberapa macam tempat duduk di kantin sekolah SMA Husna Harapan ini. Ada yang bisa memuat lima orang dan sepuluh orang.
"Kalian mau pesen apa? Biar aku sama Nadia yang pesenin," ujar Nadin setelah mereka sampai di meja kantin.
"Aku mie ayam aja deh sama minumnya air mineral," seru Anna yang sudah duduk di kursi kantin.
Nadin mengangguk. Dia menatap Arzi, Dinda dan Rifa. "Yang lain?"
"Samain aja," sahut Rifa dan Dinda, Arzi membalas dengan menganggukkan kepalanya sambil tersenyum tipis.
Setelah itu Nadin dan Nadia berjalan kearah penjual mie ayam di kantin, memesan pesanan mereka semua pastinya.
Anna menepuk bahu Arzi membuat Arzi tersentak, kemudian menoleh yang tadi sedang memperhatikan keadaan kantin--entah mencari siapa atau apa--yang semakin ramai. "Ar lanjutin cerita tadi pagi."
Arzi menghela nafas sedangkan Dinda dan Rifa yang duduk disebrang Anna bingung dengan pembicaraan mereka. "Cerita apaan Ann?" tanya Rifa pada Anna yang masih menatap Arzi.
Anna menoleh pada Rifa. "Itu tadi pagi si Arzi berangkat bareng sama si Albie. " ujar Anna sudah bisa santai.
"Hah! Seriusan kamu? Albie si anak baru itu? Yang ganteng itu? Yang menjadi pusat perhatian saat pertama kali masuk? Yang manis bangeeettt senyumannya itu?" ujar Dinda yang hampir berteriak tak menyangka dengan berita yang didengarnya. Anna bergumam sambil mengangguk-anggukkan kepalanya pertanda membenarkan serentetan pertanyaan atau pernyataan Dinda.
"Sumpah ya kamu gak cerita ke kita-kita tentang si Albie itu. Aku kesel sama kamu terus pasti waktu kamu senyum-senyum gak jelas di mobil waktu pulang olimpiade pasti gara-gara itu kan? Uh Aku masih inget itu."Anna berceloteh membuat Rifa melongo dan Arzi yang nyengir kuda.
"Hehe kan kalian gak nanya."
"Ah Arzi mah gak cerita-cerita punya gebetan most wanted gitu. Gak seru nih ahh." Rifa berbicara dengan nada merengek anak kecil.
"Eh lagi pada ngomongin apaan nih." Tiba-tiba Nadin datang mengagetkan mereka yang duduk berempat.
"Astagfirullah." Keempat gadis itu beristigfar karena saking kagetnya. "Kamu ngagetin aja Nad," lanjut Anna.
Nadin cengengesan. "Hehe sorry sorry. Nih pesenan kalian."
"Terima kasih," seru keempat gadis yang sedang duduk. Nadin dan Nadia menjawab dengan anggukkan.
Mereka pun memakan pesanan mereka masing-masing sambil masih membahas topik utama tadi. Arzi hanya diam memperhatikan sahabat-sahabat barunya menggodanya karena kejadian tadi pagi.
Mereka asyik dengan dunia mereka sampai terdengar riuh-riuh dari arah pintu masuk kantin yang mengalihkan pandangan mereka semua kecuali Arzi.
"Eh sumpah itu si Albie kan? Dia ganteng bangeeettt," ujar Dinda memperhatikan Albie.
"Iya dia ganteng banget. Beruntung banget kamu Ar bisa dibonceng sama dia," timpal Anna.
"Hah kamu pernah dibonceng sama si Albie Ar? Kapan?" tanya Nadin yang mulai kambuh sifat lemotnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Cinta Pertamaku dan Takdir✔
Подростковая литератураCinta yang datang untuk pertama kalinya. Melesat masuk ke dalam hati Menancap, mengukir dan terpatri di dalam hati. 💞 Cinta pertamaku dan takdir. Perjalanan cinta sepasang remaja SMA yang sama-sama merasakan cinta untuk pertama kalinya. Di ikuti de...