---FADLY POV---
Anak manja itu akan segera merasakan nerakanya dunia. Akan kubuat dia menyesal karena telah dilahirkan didunia ini. Rasa benci dan dendam telah memenuhi seluruh otak dan pikiranku. Begitu juga dengan perasaanku, semuanya diselimuti rasa kebencian.
Ayah...!! Akan kubalaskan Rasa sakit yang telah engkau rasakan selama ini. Akan kubuat engkau tersenyum di atas sana. Akan aku buat anak bajingan itu menderita. Hingga dia tidak dapat merasakan lagi yang namanya kebahagian. Aku berjanji padamu Ayah...!!!
"drreeettt...dreett....dreettt" hapeku bergetar ada sebuah pesan masuk. Kubuka isi message nya.
From: +6285735685XXX
AKU SUDAH MELAKUKAN APA YANG KAMU MAU, SEKARANG TEPATI JANJIMU
aku menyeringai membaca pesan itu. Tidak kusangka akan secepat ini dia melakukan tugasnya. Hahaha, anak manja tamatlah riwayatmu. Kedua sudut bibirku menyungging ke atas, menampakkan senyum yang dipenuhi kebencian.
***---CHIKO ARIA POV---
Huh, akhirnya sampai juga di sekolah. Segera aku turun dari mobil dan terburu-terburu masuk ke gedung sekolah. Aku sudah telat sekarang sudah pukul 07.30. Eh, tapi kok anak anak masih pada ramai di luar kelas. Kok pada santai santai semua padahalkan sudah jam 07.30, seharusnyakan sudah masuk.
"eh, ini ada apa ya?" tanyaku pada dua orang cewek yang lewat di depanku
"ada apa apanya?" jawab salah satu cewek itu agak ketus
"ini, anak-anak kok pada masih diluar kelas, padahalkan sudah waktunya masuk" kataku menjelaskan
"kemana aja kamu, oh, pasti si putri malu ini kesiangan ya, sampai tidak tau berita hari ini" celetuk cewek yang satunya
"udah jawab saja ada apa, jangan pake nyindir" kataku mengkerucutkan bibir
"yah, hahahaha.... Tuan putri cemberut, hehehe, hari ini ada rapat komite jadi pelajaran pertama sampai kedua kosong, sudah!!!" kata cewek itu lalu pergi meninggalkanku sambil tertawa cengengesan.
Tau seperti ini, tadi aku tidak harus terburu-buru. Heh, ya sudahlah mending aku mencari Rama saja buat mengembalikan jaketnya. Kucari rama dikelas tetapi dia tidak ada, kucari di kantin juga tidak ada. atau mungkin dia sedang bermain basket. Segera ku melangkah menuju lapangan basket. Ku amati semua anak yang bermain basket di lapangan, tapi dia tidak ada. Kemana dia? Apa dia belum datang? Apa dia tidak masuk? Sebenarnya dimana Rama?
Tiba-tiba saja kurasakan ada sesuatu diperutku. Perutku sakit. Kotoran-kotoran yang ada didalam perut ini mendesak ingin keluar. Tanpa pikir panjang segera ku berlari ke toilet. Setelah sampai di toilet sekolah, kusegera masuk ke salah satu bilik yang ada di dalam toilet. Ku taruh jaketnya Rama di gantungan pintu toilet lantas kubuka celana dan menuntaskan hasrat yang memang harus di tuntaskan. Rasanya lega sekali setelah semuanya keluar. Semua jadi ringan. Setelah semuanya selesai dan bersih kurapikan kembali seragamku. Kuambil jaket Rama yang tadi kugantungkan di gantungan pintu. Saat aku hendak keluar kudengar ada beberapa orang yang masuk.
"cepat, mana uangnya? Kata orang itu dingin
"tenang bro, aku tidak akan ingkar janji kok" kata orang satunya
Suara itu...., aku kenal dengan suara itu. Ya, itu suara Rama dan Fadly. Tapi ada masalah apa mereka sampai bicara berduaan di toilet. Ku urungkan niatku untuk keluar dari bilik.
"aku sudah lakukan apa yang kamu minta, semua sudah kurekam disini" kata Rama
Direkam? Apanya yang direkam? Ada masalah apa sebenarnya? Aku mengkerutkan keningku menampakkan kebingungan
"bagus, kau beri jampi-jampi apa sampai dia mau melakukan itu denganmu" kata Fadly sambil mengambil sesuatu yang tadi diberikan Rama
"enggak, aku cuma bilang kalau aku menyukainya" kata Rama datar
"heh, apa dia akan melakukan itu dengan semua orang yang bilang menyukainya" kata fadly
"mana aku tau, cepat mana uangnya" kata rama
"udah kuduga, dasar si chiko itu emang pelacur, hahahaha" kata fadly tertawa, lantas dia memberikan sebuah amplop berwarna coklat kepada Rama.
Deggg!! Kata-kata fadly tadi bagai sebuah petir yang menyambar di siang bolong. Dada ini rasanya seperti tertusuk sebuah pedang yang sangat tajam. Rasanya sakit sekali, perih. Apakah benar semua yang ku dengar tadi? Apakah rama benar-benar melakukan itu padaku? Aku tidak percaya apa yang aku dan Rama kemarin lakukan hanya sebuah kepura-puraan. Air mataku perlahan mengalir, membasahi pipiku. Rasanya hancur lebur hati ini. Pecah berkeping-keping. Dada ini terasa sesak. Ya Tuhan, apa aku tidak pantas mendapatkan sebuah kebahagian. Kenapa disaat kebahagiaan itu mulai datang, engkau sudah mengambilnya kembali. Apa aku dilahirkan didunia hanya untuk menyandang sakit semata.
Permainan...,yah permainan. Diriku hidup didunia ini hanya untuk dipermainkan, di hina, dicaci maki, dikerjai. Itukah takdir yang harus aku jalani?
Suara langkah kaki orang meninggalkan toilet ini, dan kupastikan dia adalah Fadly. Sekarang tinggal Rama yang ada di dalam toilet ini. Rasanya air mata ini tidak mau reda. Tetes demi tetes mengaliri pipiku. Tubuhku limbung, jatuh terduduk di lantai toilet. Tubuh ini lemas tak berdaya, serasa tidak punya tenaga. Jaket Rama yang kubawa juga ikut jatuh tergeletak di lantai. Kenapa rasanya sakit seperti ini....