Annabeth Mencoba Berenang Pulang

325 26 11
                                    

Untuk sesaat aku merasakan kedamaian. Aku menatap kearah tiang kapal Dendam Kesumat Ratu Anne, tidak ada satupun yang mempunyai jawaban akan kekacauan yang aku buat sama kapal ini. Bagaimana aku bisa tahu tali mana yang harus ditarik, layar mana yang dikembangkan, arah mana untuk mengemudi. Bagaimana kami bisa membelah lautan ombak yang kuperkirakan berkecepatan sepuluh knot (satu knot sama dengan satu mil laut per jam). Aku bahkan paham seberapa cepat lajunya itu. Untuk sebuah kapal layar, itu luar biasa cepat. Semua terasa begitu sempurna—tiupan angin di wajahku, debur ombak memukul haluan kapal.

Aku melihat kearah Percy, dan memeluknya. Kejadian di Pulau Circe adalah hal menakutkan yang pernah aku alami. Terlihat Percy yang masih terguncang dengan perubahan yang dialaminya.

"Kau tau, tidak pernah terpikir oleh ku memiliki saudara seekor marmut yang lucu"

Percy menatap ku kesal "Lebih baik kau istirahat. Aku yang akan menjaga kapal ini"

Aku tertawa, mungkin ini adalah ketawa ku untuk beberapa hari ini "Usahakan kecepatannya sepuluh knot. Jangan lebih, aku takutnya kapal ini nggak bertahan"

"Percayakan kepadaku"

Aku pergi kebawah dan mencoba menidurkan diriku di kasur gantung, Annabeth menjaga Percy diatas, cukup membuatku sedikit tenang.

Jika biasanya Blasteran tidak mengharapkan mimpi, entah kenapa aku sekarang sangat ingin bermimpi. Aku butuh mimpi-mimpi itu untuk mengetahui keadaan Grover dan Thalia. Bagaimana keadaan Thalia, terakhir kali aku melihatnya keadaannya begitu mengenaskan.

"Kenapa kau belum tidur?" Annabeth datang dan membaringkan tubuhnya dikasur gantung sebelahku.

"Aku memikirkan Grover dan Thalia"

"Kau mengenal Thalia?"

"Tidak, tapi beberapa kali aku memimpikannya"

Annabeth terlihat terkejut "Apa yang kau mimpikan?"

Aku mendesah "Keadaannya begitu berantakan, dia menangis meminta pertolongan ku tapi bahkan aku tidak bisa melakukan apapun. Dan aku melihat dia dikelilingi oleh racun"

"Sebegitu parahkan?" aku mendengar Annabeth terisak "Jadi Atalanta, menurutmu pilihan kita sudah tepat?"

"Yang mana? Mengikuti kata Hermes, atau mencari bulu domba emas?"

"Keduanya"

Aku mendudukan diriku dan menlihat kearah Annabeth yang masih terisak "Aku tidak tau, aku merasa kita berada di jalan yang benar tetapi memasuki kawasan buntu. Berdoa lah agar dewa dewi membantu kita" dan akupun meninggalkannya dan menuju keatas.

Aku melihat Percy yang melihat kelangit-langit dan duduk disebelahnya. "Kau tidak tidur?"

"Aku tidak bisa tidur jika disebelahku ada yang menangis"

"Apa yang kau lakukan pada Annabeth?"

Aku menaikan bahuku "Hanya menceritakan mimpiku yang berhubungan dengan Thalia, dia menangis bahkan sebelum aku menyelesaikan kalimatku"

Percy menatap kearahku, akupun membalas tatapannya "Atalanta, kenapa aku merasakan kau bukan seperti dirimu yang dulu?"

"8 tahun cukup untuk aku kehilangan diriku yang sebenarnya Percy"

"Kau lebih ceria dan cerewet 8 tahun yang lalu. Aku menyukai dirimu yang itu. Ibu pasti merasa kecewa melihat kau berubah seperti ini"

Aku hanya diam saja dan mengabaikan Percy, perubahan pada diriku bukan salahku sepenuhnya. Di istana Poseidon aku seperti orang asing yang tidak diharapkan, tidak ada satupun yang mau berteman denganku hanya karena alasan aku adalah anak dari Poseidon. Mereka semua takut terhadapku.

(TAMAT) Atalanta Jackson The Sea of MonsterTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang