//MAAF LAMAAAAAAAAA dan tanpa gue sangka ternyata beneran ada yang baca ya ini cerita. Padahal gue kira bakal gue doang. MAAF YAAA kalo ceritanya lama kelamaan jadi jayus karena gue bikinnya nggak langsung jadi malah jadinya begini (?) maaf banget ya ini jayus dan aneh banget TIDAAAAAAAAAAAAAKKKKKKKKKKKKK yodahlah biarin, sekalilagi makasih ya yang beneran bacaa :"")) dan maaf jepangjepangan banget.
Characters sifatt
Yuka: maunya sih bikin dia cuek dan datar, tapi enggak sedatar Kaito, dia masih suka senyum dan tertawa kalau sama tementemennyta sendiri.
Kaito: cuek, dingin, datar, melebihi Yuka. tapi bisa baik banget dan bisa berekspresi kalau soal keluarganya dan adik-adiknya.
Haruki: pemarah, pemalu, tapi sebenernya baik. Bukannya cuek, tapi dia emang agak telmi sih. Suka ribut sama Shoui tapi hormat banget sama Kaito
Sou: ceria, bawel, kayak anak-anak. tapi bisa serius juga, loh. dekat dan ramah sama semua orang, hormat banget sama Kaito. ((btw maaf disini peran dia dikitt gue baru nyadar ._.))
maaf aneh dan maaf gue kasitau dulua jadi kalian gabisa nyaritau sendiri (kek ada yang mau tau aja...). dah lanjut~~~
***
"Pertemuan orangtua murid?"
Kaito mengangguk kecil menjawab pertanyaan Yuka, kemudian duduk dan mengambil sarapannya. Yuka membaca ulang kertas pengumuman yang diberikan oleh sepupu jauhnya itu, kini lebih seksama. "Aku sengaja meminta kepala sekolah untuk memberimu duluan, jadi orangtuamu bisa datang." Kata Kaito yang memang anggota OSIS dan pengurus di kelas 1-3.
Yuka bingung untuk sesaat, kemudian menyetujui ucapan Kaito. Benar juga ya, akan sulit untuk ayah dan ibunya untuk memesan tiket ke kota jika tidak jauh-jauh hari. Tibatiba Yuka jadi senang karena akan segera bertemu dengan orangtuanya. "Terima kasih, Kaito!" Katanya sambil tersenyum tulus.
Sementara itu, kedua saudara kembar Kaito hanya memperhatikan mereka berdua penuh curiga. Mengapa perempuan itu dapat membuat kakak mereka yang tanpa ekspresi itu tersenyum? Biasanya, Kaito hanya tersenyum karena mereka atau kedua orangtua mereka. Jangan-jangan...
"G-gimana, Haru?" Tanya Shou sembunyi-sembunyi ke saudara kembarnya. "Apa jangan-jangan si Kaito..."
"Mmana kutahu!" Seru Haruki tanpa berpikir yang membuat ketiga penghuni rumah lainnya memandanginya heran.
"Kenapa?" Tanya Kaito dingin kepada Haruki, yang membuatnya berpikir bahwa kakaknya marah kepadanya. Sial... batin Haruki sambil berkeringat dingin, kemudian menggelengkan kepalanya dengan gugup sambil meneguk segelas air putih.
"Dah, aku sudah siap." Kata Yuka kemudian meraih tasnya dan mengembalikan piringnya ke dapur. "Sudah belum, Haruki?"
"Eh, apaan?" Tanya Haruki. "Sudah apanya?"
"Sudah selesai sarapan, biar kita langsung berangkat ke sekolah."
Hah? Dia mau berangkat sekolah bersamaku? Maksudnya barusaja sekitar dua bulan dia di rumah--apartemen--ini dan dia mau berangkat sekolah bersamaku? Dia memanggilku dengan nama kecilku, lagi. Mau ini cewek apaan sih?
YOU ARE READING
Flat No.312 [DISCONTINUE]
Teen Fiction[DISCONTINUE!] on progress mau remake. Doakan sj!! Karena orangtuanya selalu berpindah-pindah, pada akhirnya Shinoda Yuka memutuskan untuk tinggal sendiri ketika SMA karena tidak ingin kerepotan lagi. Tetapi ternyata bukannya tinggal sendiri, dia ma...