1

9 0 0
                                    

Lagu itu masih terdengar di telinga mereka secara samar. Namun, mereka mengabaikannya. Menganggap bahwa mereka terlalu banyak meminum soda atau kurang tidur. Tapi, mereka tidak tahu. Bahwa sebenarnya, lagu jawa itu adalah sebuah tanda. Akan peristiwa yang akan mereka hadapi.

***
"Raihaaaaaaaaaaaaan!Pr manaa?! Ina mau liat boleh,ga?"

Suara cempreng itu menyapu gendang telinga Raihan secara kasar. Dan benar dugaannya, orang itu adalah Alfina, atau biasa dipanggil Ina. Teman sekelasnya yang sering menanyakan tugas setiap pagi. "Kan kita baru selesai Ujian Nasional. Ngga ada tugas-tugasan lagi."

Mendengar jawaban itu, Alfina pun kembali ke bangkunya sambil tersenyum malu-malu. Bagaimana bisa ia melupakan hal krusial seperti itu? Untung saja kelas dalam keadaan sepi. Kalau tidak, pasti ia sudah menjadi bulan-bulanan teman sekelasnya.

Di kelas dua belas MIPA satu, memang selalu seperti itu setiap hari.
Begini penjelasannya :

Sebagai siswa yang rumahnya paling jauh, Raihan akan datang paling pagi, yaitu jam 6. Lalu Alfina datang 15 menit setelahnya dengan kata pembuka yang selalu sama,yaitu bertanya akan PR. Husnul datang bersama Elly dan Icha saat jarum pendek dan panjang ada di angka 6 (Dengan posisi jarum pendek sedikit mendekati angka 7.) Friska akan datang 5 menit kemudian dengan muka lesu karena belum sarapan.

"Aduh! ada yang bawa makanan ngga? Gue belum makan nih. Baru sempet nyemil bakpau lima sama minum susu. Masih laper nih. Mana tadi gue makan nasi uduk Ceu Popah ngga enak. Kerupuknya alot, bihun anyep. Ngga lagi deh beli nasi disitu. Akhirnya, gue beli nasi di Ibu Karim. Iya, ono noh, yang depan Alamanda Regency. Muter-muter deh gue. Untung ngga telat. Heeeeeeeehh! Ini ngga ada yang denger gua apa ya! Astaga!! Pelit dasar!" Cerocosnya kemarin sebelum UN hari kedua dimulai.

Dan bel masuk telah terdengar nyaring, geng cowo pojok yang terdiri dari Azis, Fandika, Dito, Ricky, dan Ihsan akan sampai di kelas dengan wajah bercucuran keringat dan napas yang seolah di tarik paksa, hasil dari menghindari jepretan sabuk dari Satpam. Sedangkan yang lain bervariasi,dari jam setengah tujuh sampai jam tujuh kurang seperempat menit.

Lalu setelah itu, guru akan masuk dan memberikan tugas yang menghasilkan respon yang berbeda-beda.Dari bersyukur, biasa saja, malas, sampai jengkel.

Saat bel istirahat berbunyi, semua akan keluar kelas secara bersamaan.Baik ke kantin maupun tidak.Dan saat jam pulang,biasanya geng cowo pojok yang akan lari duluan.

Namun kali ini, ada yang lain.

Karena mereka sudah selesai UN, maka mereka memutuskan untuk mengadakan slumber party, sebagai perpisahan kecil-kecilan sebelum mereka lulus nanti.

"Jadi kita mau kemana nih? masa nginep dirumah gue? Nanti gue yang harus nyiapin makanan, tempat tidur. Iuh! Ngga deh. Thanks." Friska yang terkenal dengan pelitnya merasa harus menyampaikan pendapatnya pertama kali sebelum teman-temannya. Yang langsung direspon lemparan gelas oleh Fandika.

"Pelit amat sih,lu! Pantes aja lu gendut kek bola bekel. Udah ngga pernah olahraga, makan mulu, pelit lagi." Tandas Fandika kejam. Yang lain tertawa, sedangkan Friska hanya menatap tajam Fandika yang sama tajamnya menatap Friska.

Dan setelah perdebatan panjang---terutama Friska yang suka memotong omongan orang--- akhirnya mereka sepakat akan mengadakan slumber party di rumah Husnul. Setelah kata 'sepakat' dilayangkan ramai-ramai, barulah mereka serempak menuju lapangan parkir.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Feb 05, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

STAIRSTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang