three

625 86 1
                                    

'dia?' tanyaku meyakinkan,

'ya, dia kembali' jawabnya sambil menundukan kepalanya,

'bagaimana bisa dia kembali?' tanya ku terkejut,

'entahlah, aku lelah memikirkan itu, setelah sekian lama, dan dia tiba-tiba kembali, aku hanya tidak ingin hatiku kembali terluka, sungguh terlalu sulit untuk melupakannya' jawabnya,

Inilah yang kumaksud kesedihan yang terlapis sebuah senyuman dan tawa, dia menangis untuk kesekian kalinya,

'darimana kau tau tentang itu?' tanya ku lagi,

'dia mengirimkan ku email' jawabnya lirih,

'isinya aku kembali,tunggu aku' jawabnya,

Tangisnya pecah, airmata itu tidak bisa dibendung lagi,

Segera aku memeluknya, setidaknya dia meluapkan nya, tapi bukannya bagus dia kembali dan tunggu aku kalimat yang menandakan dia pasti kembali bukan?

Setelah beberapa menit dia tenang, lalu dia berkata,

'hanya saja setelah aku mendapat pesan itu aku mendapat sebuah pesan yang bahkan lebih menyakitkan dari itu' katanya,

Aku memandangnya mengisyaratkan apa?,

'undangan pernikahan' katanya pelan, sangat pelan,

'dia dan orang lain' jawabnya, gemetar,

Aku terkejut, ternyata perkiraanku salah, tapi bagaimana bisa seperti itu?

'tak apa, aku baik-baik saja, aku akan dan harus berusaha melupakan nya, aku yakin dengan diriku aku baik-baik saja' katanya secara tiba-tiba,

Dan setelah dia mengatakan itu senyuman yang sempat hilang menjadi terbit kembali, tapi tetap saja banyak kesedihan yang tersembunyi di balik senyuman itu,

Setelah kejadian tadi malam, aku tidak bertemu dengan bomi, karna aku harus ke kantor, karna ada pertemuan yang bahkan tidak ada dijadwal, aku selalu benci yang seperti ini,

'comfortable'Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang