Author POV
"A-apa yang terjadi? Apa kekuatanku hilang? H-hei Zero! Lakukan sesuatu!" Tanya Tasie dengan nada bergetar serta mata yang sudah berlinangan air mata.
Tiba-tiba...
"Pfffftttt---"
Zero tertawa.
Sontak Tasie menoleh kearah Zero dengan tatapan yang mematikan. "Apa yang kau tertawakan? Cepat bantu aku!"
Masih dalam keadaan tertawa, Zero berucap, "Tenanglah. Itu adalah efek jika kau menggunakan matamu untuk melihat Flame Of Life." Jelas Zero setelah puas dengan acara tertawanya.
"B-benarkah? Kekuatanku tidak hilang 'kan?" Tanya Tasie.
Zero mengangguk "Ekspresimu tadi harus diabadikan tapi, sayangnya aku tidak membawa kamera. Pffttt--" Ucapnya dan mulai tertawa lagi.
Sedangkan Tasie mengerucutkan bibirnya dan mulai mengucapkan berbagai sumpah serapah.
"Oke, oke. Seharusnya sekarang kau sudah bisa menggunakan kekuatanmu" Ucap Zero setelah lebih tenang.
Tasie mencoba untuk mengalirkan mananya ke telapak tangannya dan berhasil! Tasie bisa menghasilkan api. Bedanya, apinya lebih kecil dan hampir redup.
"Mengapa apinya kecil sekali?" Gumam Tasie yang masih bisa di dengar oleh Zero.
"Itu karena kau sudah bisa mengatur seberapa banyak mana yang harus keluar. Dulu, kau pasti mengalirkan sedikit mana ketangamu, kau sudah bisa menghasilkan api yang besar, bukan?" Tanya Zero dan Tasie mengangguk.
"Saat itu, keadaanmu masih belum stabil sehingga kau mengeluarkan banyak mana sedangkan kau merasakan mengeluarkan hanya sedikit mana. Dan itulah mengapa kau bisa pingsan beberapa kali." Jelas Zero.
"Dan sekarang, kau pasti tak merasa kelelahan sedikitpun 'kan?" Lanjutnya dan Tasie mengangguk.
"Hmmm... aku punya ide" Ucap Zero lagi.
Tasie menatap Zero. "Apa?"
Zero menyeringai. "Ayo kita adu kekuatan, Tasie"
Tasie membelalakan matanya. "Apa kau gila? Aku melawan white class? Hell no! I don't wanna die! I still have a long way to go" Balasnya dengan nada sarkatis.
"Calm down. Aku hanya akan menghindar dan menangkis saja. Jika kau bisa membuatku menggunakan sihir, maka kau menang." Ucap Zero tenang.
Zero mengangkat tangan kanannya keatas lalu tiba-tiba muncul sebuah pedang di tangannya. Tasie kembali membelalakan matanya.
"Darimana datangnya pedang itu?" Gumam Tasie pelan.
"Kau akan mendapatkan senjatamu sendiri ketika kau terpilih untuk memegang salah satu senjata legendaris." Jelas Zero.
"Senjata legendaris?" Beo Tasie.
"Ya, kau bisa mendapatkannya di salah satu gua yang ada di hutan Freisch. Tapi, hanya Mrs. Trei yang tahu tempat itu. Oh ya, dan selama ini, yang memiliki senjata legendaris hanya white class karena yang terpilih hanyalah orang yang sangat kuat dengan mana yang melimpah. Bahkan Mrs. Trei tidak memiliki senjata legendaris" Jelas Zero.
"Ayo! Aku sudah tidak sabar ingin mencicipi kekuatanmu!" Ucap Zero dengan seringaian lebarnya sambil menodongkan pedangnya tepat ke depan wajah Tasie yang sekarang sedang meneguk salivanya.
Tasie mundur beberapa langkah dan menenangkan dirinya lalu mulai memasang ancang-ancang. "Yosh! Jangan menyesal dengan ucapanmu!"
Zero hanya menatap Tasie dengan seringaian lebarnya lalu memberi kode pada Tasie untuk segera maju.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Lost Dragons : Flame & Ice
FantasyNamaku Zestasia Alithea. Aku hanyalah seorang anak panti asuhan yang dibenci oleh hampir seluruh penghuninya. Dulu, waktu aku sedang kabur dari panti asuhan untuk melihat dunia luar, aku menemui seorang wanita cantik yang ingin menyeberang tanpa mel...