End of May

5 1 0
                                    

Rabu, 31 Mei 2017

Aku tersenyum simpul melihat tanggal di kalender yang terpampang pada layar telepon genggamku. Sekarang akhir Mei. Artinya, besok adalah hari ulang tahunmu yang ke-22 tahun. Umur yang tidak lagi muda dalam hitungan hidup manusia.

Tak terasa sudah hampir enam tahun aku mengenalmu. Selama itu pula otakku mengingat hari ulang tahunmu tanpa perlu repot-repot memasang alarm. Tahun pertama, aku memberimu surprise bersama teman-teman dekatmu. Tahun kedua, aku membuat kue ulang tahun yang resepnya kupelajari dari bungkus adonan kue siap pakai. Tahun ketiga, aku mengirimimu pesan singkat yang kau balas sekadarnya. Tahun keempat, aku mengirimimu pesan melalui aplikasi messenger yang-lagi-kau balas sekadarnya. Tahun kelima, aku mengirimimu pesan melalui messenger group yang-lagi-lagi-kau balas sekadarnya.

Tapi tidak apa, aku senang kau mendapat satu ucapan tambahan ulang tahun karena aku melakukannya.

Enam tahun sudah aku memendam perasaan yang seharusnya sudah kukubur dalam-dalam. Lima tahun sudah aku melewati hari-hari penuh air mata karena tahu perasaanku tak mungkin berbalas. Empat tahun sudah aku bergulat dengan perasaan inferior terhadap perempuan beruntung yang mendapatkan perhatianmu. Tiga tahun sudah aku mencari-cari cara untuk mencari distraksi atas perasaanku sendiri. Dua tahun sudah aku berbohong padamu tentang perasaanku yang masih saja tinggal. Setahun sudah aku mencari bantuan psikologis atas muatan yang berkumpul di hati dan kepalaku.

Mencintaimu tidak pernah mudah. Namun, itu lebih mudah dibanding melupakanmu.

Aku selalu berandai-andai, apa yang akan terjadi pada kita enam tahun yang akan datang?

"Aku ingin bekerja di perusahaan konstruksi. Setidaknya aku bisa mendapat asuransi kesehatan yang lumayan." ucapku saat kau bertanya apa yang akan kulakukan setelah aku lulus kuliah nanti. "Kau bagaimana?"

Kulihat kau menerawang jauh dengan mata berbinar. "Aku ingin membuat startup. Bagaimana menurutmu?"

"Bagus." aku menanggapi. "Bagus sekali."

Sampai hari ini, aku tidak ingin kau mengetahui fakta bahwa aku masih berusaha menghapus mimpiku menjadi ibu rumah tangga yang mengerjakan barang-barang kerajinan tangan di waktu senggang. Bagaimana bisa aku melakukannya bila aku harus berdiri di atas kaki sendiri?

Mungkin akhir tahun ini kita akan berpisah karena perbedaan tempat kerja. Mungkin kita hampir tidak akan pernah lagi bertegur sapa tanpa sengaja. Aku berharap kau bahagia dengan hidupmu kelak. Hidupku biarlah menjadi urusanku.

Selamat ulang tahun untukmu yang namanya selalu kuselipkan dalam doa. More years to come.

.

.

.

And when we meet again, I'll ask you how you're doingAnd you'll say fine and ask me how I'm doingAnd then I'll lie and I'll say

"Ordinary. It's just an ordinary day."

-Michael Buble, End of May-

.

.

.

FIN

End of MayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang