Chapter1
Hari baru sekolah baru seragam baru dan muka lama..
"Haaah" gadis itu menghela nafas panjang, seragamnya tampak pas di tubuhnya beberapa gadis bahkan melirik ke arahnya. Wajahnya terbilang cukup biasa tingginya pun tidak terlalu tinggi akan tetapi apa yang membuat para gadis memandangnya seperti itu.
"Oh ayolah aku hanya memakai celana kalian sudah berpikir aku ini pria, cih dasar cewek lebbay" Gerutu gadis dengan tampilan seperti anak laki-laki itu.
"Hei junior selamat datang di SMA White Soul, untuk pendaftaran asrama kau bisa meminta tolong padaku" Seorang gadis dengan rok super pendek mendekati gadis yang sejak tadi hanya diam di tepi gerbang sekolah.
"Ah iya makasih kak tapi aku sudah mendaftar sejak kemarin" Gadis itu menjawab sopan
"Eh? Jadi kau cewek yah?" Wajah gadis dengan rok super pendek itu mendadak judes
"Ah iya kak, aku pakai celana karena sudah dapat izin khusus dari kepala sekolah"
"Ooh ya sudah" Dan gadis dengan tag name "Misa kintara" itu pun berlalu dengan cara berjalannya yang menurut kisa menjijikkan.
"Kisaragi Sabri" adalah nama gadis yang memakai seragam laki-laki itu, ibunya tercinta memaksanya untuk hidup mandiri dengan tinggal di sekolah asrama.
Akan tetapi Kisa berhasil mengurangi sedikit bebannya dengan syarat tetap bisa memakai seragam laki-laki di sekolah barunya nanti."Kriiing~" bel masuk sudah berbunyi kisa sedang duduk tenang di bangkunya yang di dapatkannya dengan mudah. Bangku yang berada di pojokan dan berdekatan dengan jendela sungguh sebuah anugrah baginya.
Tak lama kemudian seorang siswa dengan terburu-buru memasuki kelas dan duduk di samping kisa.
"Haah ini rekor pertamaku datang lebih awal" Ucap pemuda itu setelah duduk dan meletakkan tasnya.
"Awal ndasmu" bisik kisa
"Kau bilang apa tadi?" Tanya pemuda itu
"Oh.. ah bukan apa-apa" jawab kisa
"Kenalin, Calon ketua kelas mu nih Herman Andika" Pemuda bernama herman itu menyodorkan tangannya. Kisa pun langsung menjabatnya dengan ekspresi datar padahal sebenarnya sedang menahan tawa.
"Kisaragi sabri" ucap Kisa setelah menjabat tangan herman.
"Eh kau orang jepang ya, tapi tampangmu indo banget loh" balas herman
"Ahhaha.. kisaragi itu ide mamaku yang suka sekali sama kejepang-jepangan" jawab kisa malu
"Ooh begitu, kalau dari suaramu sepertinya kau ini perempuan, tampangmu juga ga keliatan lakinya sama sekali. Kau banci ya. Hahhahaa bercanda"
Kisa: -_____-
Herman: Kenapa?
Kisa: bukan apa-apa, itu gurunya sudah datang
Mereka pun fokus pada seorang paruh baya dengan tampang sangarnya itu yang sedang berjalan menuju meja guru.
"Hergh.. ku harap dia bukan wali kelas kita"
"Uwaah serem amat tu muka"
"Jangan nilai orang dari tampangnya"
"Oey bego kedengeran tuh"
Suara bisik-bisik yang tidak bisa di sebut bisikan itu terdengar dari beberapa barisan meja.
"Ehem" Pak guru tadi berdehem sebentar kemudian menutup matanya, seisi kelaspun menjadi diam.
"Selamat pagi anak-anak bapak akan mengabsen kalian dulu ya" Sebuah senyum terpatri di wajahnya.
Kisa: senyumnya mengingatkanku pada tokoh pembunuhan yang biasanya ada di anine
Herman: Hah?
Kisa: Tidak
Setelah itu herman tidak bertanya lagi karena tengah sibuk memainkan ponsel android miliknya.
Beberapa menit setelah selesai mengabsen dan memperkenalkan diri masing-masing.
"Bapak mengajarkan matematika dan karena ini hari pertama kalian jadi kalian mungkin belum terlalu siap ya, jadi mari kita mengingat-ingat materi yang kalian pelajari waktu smp saja ya" Pak guru tadi sebelumnya sudah memperkenalkan namanya "Ahmad Arnold Andrew" , membuat beberapa muridnya bertanya-bertanya kenapa namanya harus menggunakan ahmad padahal tampang nya emang sudah bule sekali.
Jam pelajaran pertama berhasil di lewati, pak Ahmad sukses mendapat predikat killer sensei bagi seisi kelas XF.
Setelah pergantian pelajaran tak lama kemudian masuk seorang laki-laki tinggi dengan tas ransel yang menggantung di sebelah pundaknya.
"Kakak mahasiswa magang di sini ya?" Tanya seorang siswi ketika pemuda itu baru saja duduk di meja guru.
"Ah bukan, bapak sudah 2 tahun mengajar di sini. Dan ini adalah pertama kalinya menjadi wali kelas" jawab laki-laki berkacamata itu
Kisa: (Bergumam) tampang ganteng, fisik oke, jadi guru di sekolah seperti ini rasanya mencurigakan sekali
Herman: Hn.. aku setuju denganmu
Kisa & Herman: (Mengangguk-angguk)
"Kalian sedang bicara apa? Sepertinya asik sekali" Pemuda itu melihat ke barisan meja paling belakang, Kisa kelabakan sedangkan Herman hanya tersenyum lebar-lebar.
"Baik lah, bapak akan memperkenalkan diri sebagai wali kelas kalian"
Seisi kelas pun bertepuk tangan dan entah kenapa Kisa juga malah ikut-ikutan bertepuk tangan.
"Anung Pratama lahir di ***** umur 23 tahun, salam kenal semoga bapak bisa menjadi wali kelas yang baik ya. Kalau kalian ada masalah jangan sungkan untuk menceritakan sama bapak" sambil menuliskan namanya di papan tulis pemuda yang bernama Anung itu memperkrnalkan dirinya.
"Aih, dia terlalu muda untuk di panggil bapak"
"Sebutan oppa rasanya lebih cocok untuknya, kyaa"
"Dasar lebbay"
"Berisik bego"
"Baiklah karena bapak sudah memperkenalkan diri sekarang saatnya kalian juga memperkenalkan diri kalian ya. Di mulai dari barisan ini lalu lanjut ke sebelahnya lagi" Pak Anung menunjuk barisan terdepan yang berada dekat dengannya.
"Suci Atmaja Asal SMP Mutiara umur 16 salam kenal" Gadis dengan rambut kepangan itu berdiri lalu kembali duduk di kursinya setelah selesai menyebutkan namanya
"Denis umur 16" Pemuda yang berada di sisi suci tak memperlihatkan ekspresi apapun
"Ananda Martin Ezla, panggil saja Ez salam kenal" Begitu selanjutnya hingga akhirnya giliran Kisa. Gadis itu berdiri dari bangkunya dan memperkenalkan dirinya sebagai
"Kisaragi Sabri asal SMP Nusa umur 15" Kisa pun kembali duduk
"Kisaragi Sabri nama yang unik, lalu kamu di panggil apa?" Tanya Pak Anung
"Kisa pak" jawab Kisa
"Oke Kisa selesai Ini kamu ikut bapak ya. Selanjutnya kamu" Pak Anung menunjuk Herman
"Herman Andika Umur 16 asal SMP Kuningan panggil saja Herman, hobi ku main game dan beberapa olahraga seperti basket dan lain lain. Aku sukanya-"
"Huuuu" Beberapa murid meneriaki Herman dan beberapa lainnya hanya tertawa saja
"Oke Herman salam kenal kamu bisa duduk sekarang" Ucap pak Anung
"Bapak akan menentukan ketua kelas terlebih dahulu baru kemudian di ikuti seksi ke anggotaannya ya. Jadi ada yang mau menyalonkan dirinya sebagai ketua kelas?"
Herman mengangkat tangannya terlebih dahulu
"Apa tak ada lagi kandidat yang mau menjadi ketua kelas?"
"Saya pak"
"Oh Danu baiklah kamu bisa menjadi ketua kelasnya dan Herman yang jadi wakilnya ya" Danu dan Herman saling pandang
"Pak itu kan tidak adil, padahal saya lebih dulu mengangkat tangan" Protes Herman
"Bapak liat sejak tadi kamu hanya menunduk terus dan hanya mengangkat kepalamu sesekali saja, itu artinya kamu tidak di siplin dong jadi biar Danu saja yang menjadi ketua kelasnya dan kamu Herman belajar lah untuk jadi ketua kelas yang baik sambil menjadi wakil ya" Jelas Pak anung dengan senyuman kecil di wajahnya.
Tanpa sadar Kisa ikut tersenyum miring sedangkan Herman mendecih.
KAMU SEDANG MEMBACA
White Soul
FanfictionKehidupan sehari-hari yang membosankan akan kah tetap bertahan?!