satu: MOS

302 13 8
                                    

   "Pokoknya gue gak mau tau alesan ya! Lo semua harus ngelilingin ini lapangan 100 kali! Karna lo! Lo gak mau patuh sama gue!" Teriak Reno menunjuk Alea. Karna cewek itu tidak mau menuruti perintah Reno untuk mencium kaos kaki yang ia berikan.

   Reno adalah ketua OSIS SMA Nusa. Ya, salah satu SMA favorite ini terkenal dengan senioritas dan masa orientasi siswa atau MOS yang sama kaya di neraka.

   Alea masih berdiri di depan peserta mos kelompok kepompong yg di kuasai Reno, siswa 12 IPS 1 selaku ketua osis dan Erica, siswi 12 IPS 2 sebagai anggota osis.

"M-maaf kak..aku gak tahan baunya.." ucap Alea gemetar.

"Disini..lo semua harus patuh sama gue! Gue ketos di sini! Gue senior! Dan kalian? Ck! Anak baru kemaren sore udah pada belagu! Udah seharusnya kalian patuh sama gue!"

"Udah lah Ren..mereka gak bakal ngerti dan gabakal tau diri" Erica memasang wajah paling seram sepanjang peradaban. Valak yang ada di film conjuring juga bakal kalah.

Erica menatap sinis pada cewek yg sedari tadi berdiri di depan ini. Alea semakin takut. Kini dahinya sudah di penuhi dengan peluh.

Sampai ada seorang siswa datang dengan seragam yang tidak beraturan. Baju seragamnya tidak di masukan ke dalam celana, ia tidak memakai dasi, dan tidak pula tertera bedge nama di dada kanannya. Tercium bau rokok menyengat yang berhembus bersama angin setelah ia datang. Wajahnya terlihat santai, seperti tidak merasa berdosa sudah terlambat mengikuti MOS hari ini. Lalu ia berdiri di samping Reno dan semua pandangan mata tertuju padanya.

"Oh.. mos pagi ya? Gue lupa, kirain siang." cowok itu mengalungkan kartu identitas kelompok kepompong di lehernya.

Reno berkacak pinggang "kalo pala lo bongkar pasang..pasti bakal ketinggalan juga."

Cowok itu tidak memperdulikan Reno ia langsung masuk barisan, bergabung dengan kelompoknya.

"Yang nyuruh lo baris siapa hah?!" Teriak Reno. "berdiri di samping dia sekarang!" Reno menunjuk Alea yg masih pucat karna takut itu.

Cowok itu menatap Reno tidak suka. Terpaksa ia keluar dari barisan lalu berdiri di samping Alea.

"Bagus. Dan buat lo semua, lari kelilingin ini  lapangan tanpa berhenti! Kalo sampe gue liat ada yang berenti, gue tambah 3 kali lipat! dan buat lo bedua, lari 100 kali" Reno menunjuk Alea dan cowok itu.

Para peserta MOS menelan ludah. tidak habis pikir, sebenernya Reno ini kerasukan setan apa? Gila banget sementang senior nyuruh seenak jidat siang siang bolong kaya gini matahari lagi terik teriknya.

"Kok pada diem?! Udah lari sana!" perintah Reno.

Semua peserta berlari mengelilingi lapangan termasuk lea dan siswa itu. Pada putaran ke 10 Lea terjatuh. Mukanya sangat pucat sekarang badannya keringat dingin.

"Gak ada yang aleman atau pura pura sakit ya di sini, gak bakal ampuh buat gue luluh!" Reno berteriak pada Lea, lalu Lea kembali berdiri dan melanjutkan larinya.

Hingga pada putaran ke 12 Lea kembali terjatuh. Lututnya terluka akibat benturan lantai lapangan yang kasar. Itu menarik perhatian siswa tadi yang berdiri bersama Lea.

"Lo gapapa?" tanyanya pada Lea. Lea hanya mengangguk pelan.
"Muka lo pucet gini, lo sakit?" tanyanya lagi.

"Ngga kok." jawab Lea.

Siswa itu melihat wajah Lea seperti sedang menahan sakit. Ia melihat Lea sedang memegangi lutut kirinya. Tangannya mencoba menutupi luka yang berdarah akibat terjatuh tadi.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Nov 04, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Kisah Kasih Di SMA Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang