"Pertemuan Kita"
*****
Terbitnya fajar, diiringi dengan ayam jago berkokok. Bunyi alarm yang menyebalkan, menunjukkan tepat jam 5 pagi. Hal itu membuat mimpi indahku jadi pecah dan berantakan. Mau tidak mau mimpiku hilang dan ahhhhh lupakan.
Kringgg.... Kringgg.... Trrrddd.... Tttrrrdddd...-- bunyi alarm.
"Ahhh.. siall. Udah pagi," gumamku sambil mematikan alarm.
Oh iya, kenalin aku Liona Aish Putri Candida. Sering dipanggil Lion kalau enggak singa. Apaan coba nama kayak gituan. Tak apalah yang penting mereka bahagia. Umurku 16 tahun mau ke 17. Yaiyalah wkwkwkwk. Barangkali besok aku udah gak ada. Naudzubillah, astagfirullah. Aku lahir di Palangkaraya, tanggal 18 Oktober 1997. Liburan semester kemarin, aku pindah ke Jember karena papaku harus dinas di Jember. Jadinya aku pindah sekolah juga.
Pagi ini, aku siap pergi ke sekolah baru. Jadi murid baru, seragam baru, perlengkapan sekolah baru, teman baru, dan satu lagi pacar harus baru. Ehh keceplosan :v hahahahaha.
"Lion, ayo berangkat. Mama sama Papa uda nunggu di depan," teriak mama sembari merapikan jas serta dasi suami tercinta.
"Iya ma.. masih minum susu," jawabku sambil mengunyah selembar roti dan minum susu dengan tergesa-gesa.Mama Papaku orang kantoran jadi sibuk sekali. Mau gak mau jam setengah 7 harus berangkat. Padahal papa punya 2 mobil sama sopir 1. Mungkin hari ini papa males nyetir.
*****
"Hari ini, hari pertama kamu sekolah. Jangan nakal, baik baik kalau berteman," kata mama sambil merapikan seragam dan rambutku.
"Nanti kalau mau pulang, telfon sopir aja ya. Punya kan nomor pak Be?," tanya papa.
"Punya pa. Yauda Lion masuk sekolah dulu. Assalamualaikum. Dahhhhhh," salamku.
"Walaikumsallam, hati hati nak," jawab mereka.Aku bergegas masuk ke dalam sekolah. Sepanjang perjalanan, aku mencari ruang guru. Disaat aku berjalan, banyak sekali murid-murid yang melihatiku. Emang ada yang aneh? Padahal aku biasa-biasa aja.
"Ehhh, ada cewek cantik. Kayaknya murid baru nih," gumam salah satu laki-laki yang bergerombol.
Aku hanya melirik dan diam saja. Tak enak hati, aku berjalan cepat. Mungkin gara-gara gelisah, aku menabrak seorang laki-laki.
BRUKKKK...
"Eh,, maaf. Aku gak sengaja. Kamu gak papa?," tanyaku khawatir.
"Iya gak papa, kamu gak salah. Aku aja yang terlalu fokus sama HP," jawabnya dengan lembut. "Btw, kok aku gk pernah liat kamu ya. Kamu pasti murid baru?," sambungnya.
"Iya aku murid baru. Pindahan dari Palangkaraya," sahutku.
"Oalah. Kenalin aku Stevensa Kristin Aditama, biasa dipanggil Kris. Kamu siapa?," tanyanya sambil mengulurkan tangan.
Sejenak aku terdiam. Dia manis sekali. Tinggi, keren lagi. Idaman bangettt. "Aku Liona Aish Putri Candida, panggil aja Lion. Bukan singa ya. Hehehe," jawabku sambil tertawa kecil.
"Hahaha, kamu lucu ya. Kamu mau ke ruang guru ya. Mari aku antar," ajaknya dengan senang hati.*****
Setelah dari ruang guru. Aku mengucapkan terima kasih pada Kris dan ia kembali ke kelas. Tak lama aku berbincang-bincang dengan salah satu guru, aku dituntun menuju kelasku. Sesampainya, aku diminta oleh guru untuk memperkenalkan diri di depan murid-murid. Sebelumya aku melihat sekeliling ruang kelas. Ternyata aku sekelas sama Kris. Ohhh My God. Mimpi apa aku semalam.
"Selamat pagi teman-teman. Perkenalkan namaku Liona Aish Putri Candida bisa dipanggil Lion. Saya pindahan dari Palangkaraya. Semoga kalian senang berteman dengan saya. Terima kasih."
"Kamu, iya kamu. Cantik banget, cocok dengan namanya," gombal dari salah satu murid laki-laki yang menunjukku.
"Huuuu.... gombal lagi, hahaha," ramai murid tertawa.
"Hush.. sudah,, tenang semua. Silahkan duduk dibangku itu," mempersilahkanku untuk duduk.
"Terima kasih," ucapku. Ternyata bangku yang aku tempati disebelah Kris.
"Hay,, sekelas denganku. Jangan bosan denganku ya," pinta Kris.
Aku hanya mengangguk dan membatin. Gimana mau bosen kamu aja manis banget. Andai aja kamu gula, aku pasti akan jadi semutnya.Pelajaran berlangsung dengan tenang. Bel istirahat berbunyi, aku keluar kelas dan duduk di kursi panjang depan kelas. 3 perempuan menghampiriku.
"Hello Lion. Kenalin aku Shalma Vanandi. Yang pakai kacamata ini Navisa Puja Lestari. Nah, yang ponian namanya Clarisa Eta Maharani. Salam kenal ya," ucap perempuan penampilan tomboi.
"Iya, salam kenal juga. Aku boleh gak gabung sama kalian?," tanyaku ragu.
"Tentu sajalah. Mari kita rayakan pertemanan kita dengan makan di kantin," ajak Navisa.
"Ayo.. ayo.."30 menit berlalu, bel masuk berbunyi. Kami kembali ke kelas. Belum aja duduk di bangku, 4 perempuan yang jaim, teriak-teriak gak jelas. Aku denger dari Shalma, geng mereka itu suka buat gaduh. Namanya girls geng.
"Oalah.. ini murid baru yang sok cantik itu. Ewh.. dandan kampungan kayak gini dibilang cantik? Whatt?? Kita harus bilang apa girls..," ucap centil dari ketua gengs tersebut.
"Kam.. pung.. ngan.. Oh.. eM.. Gi..," serentak suara alay dari anggota girls geng tersebut.
"Mulut kamu bisa dijaga gk? Angel yang paling cantik," kata Shalma dengan nada sedikit marah.
"Tidak usa memuji. Aku uda tau kok kalau aku ini, Angelita Permata Asa anak yang punya sekolah ini paling cantik. Kalian para rakyat jelata gak level sama kita. Iyakan girls...," kecentilan yang menjadi-jadi.
"Ya.. iya.. lah.. hahaha...."
Dengan nada marah, Shalma berkata, "Eh kamu ya ngel, dibilangin malah.."
Tiba-tiba Kris datang, "ada apa ini? Kok rame sekali. Ayo bubar semua."
Seketika Angel manghampiri Kris dan berkata, "hay sayang, ini lohhh anak baru udah buat kekacauan." Jawab Kris dengan cuek, "paling juga kamu ngel." Kris meninggalkan Angel dan girls geng tersebut.*****
Pelajaran dimulai kembali sampai bel pulang berbunyi. Aku dan teman-teman baruku pulang dan kami berpisah di pintu gerbang.
"Ih... Pak Be mana sih. Di telfon gak diangkat. Mama sama papa juga sibuk lagi. Gimana aku bisa pulang," ujarku dengan kebingungan melihat kanan kiri jalan.
Dari kejauhan tampak laki-laki mengendarai motor mendekatiku, ternyata itu Kris.
"Kenapa kok tampak gelisah? Nunggu jemputan ya. Yauda naik gih, mari aku antar," ajaknya padaku.
"Yakin? Nggk ngrepotin nih? Yaudah ayo," tanpa basa basi aku langsung naik karna hari ini cuaca panas sekali.Diperjalanan kita berbincang, banyak sekali yang aku bicarakan dengannya. Ditengah perjalanan, entah kenapa padahal gak ada hujan gak ada angin ia berkata kalau aku lucu dan menggemaskan. Ia suka padaku. Deggg, sontak saja jantungku seperti tak berdetak. Aku langsung diam terpaku padahal sebelumnya aku dan dia tertawa bersama. Untung saja, posisiku sudah dekat dengan rumah.
"Kiri jalan, rumah besar tinggi warna abu-abu putih silver. Itu rumahku," kataku sambil menunjuk rumah.
"Oh.. iyaa, siap-siap," jawabnya. "Makasih ya uda mau aku repotin. Kalau mau mampir silahkan. Pintuku selalu terbuka untukmu. Sekali lagi makasih atas tumpangannya."
"Dengan senang hati princess cilik yang imut. Yauda aku pulang dulu ya. Byee," sapanya. "Apaan sih.. bisa aja.. yaudah becarefull pangeran sok ganteng. Hehehehe."Aku melambaikan tanganku. Dan loncat-loncat gak jelas. Aku segera menuju ke kamar, melepas sepatu, melempar tas, menyalakan AC, dan menjatuhkan badanku di kasur nan empuk sekali. Aku membayangkan kejadian tadi, dimana dia berkata kalau dia suka sama aku. Tapi disisi lain aku berfikir, cinta itu dirasa karna sudah lama bersama. Tapi aku dengannya belum satu hari penuh mengenalnya dan sebaliknya. Apakah ini cuma nafsu yang belum apa-apa udah suka? Ahh... mungkin dia hanya bercanda. Perasaan terkadang labil ya. Sulit dimengerti apa lagi dipahami. Mungkin hanya waktu yang bisa menjawab semua ini.
KAMU SEDANG MEMBACA
CINTA MEMBUATKU GILA
Teen FictionMenceritakan seorang perempuan yang pindah dari Palangkaraya ke Jember karena orangtuanya harus dinas di sana. Alhasil, ia juga harus pindah sekolah juga. Namanya Liona Aish Putri Candida. Dari sekolah barunya, ia mendapatkan teman, dan laki-laki ba...