5 April 1705. Kediaman Bangsawan Earth.
Arabella Pov
Krak..krak..krak
Suara segerombolan burung gagak yang menakutkan terus melewati dan hinggap di jendela kamarku hingga membuatku bangun dari tidur panjangku.Mendengar hal itu, aku pun langsung menutup kepalaku dengan selimut tebal berharap burung gagak itu segera pergi dari jendela kamarku.
Tok..tok!
"Nona Arabella waktunya bangun dan sarapan"
Kata seseorang dari balik pintu yang tidak lain adalah pelayanku sendiri.Aku pun menarik napasku berat berusaha bangun dan merapikan rambutku yang sedikit kusut lalu bersandar di kepala ranjang dan mengucek mataku.
"Silahkan masuk Nina" Pintahku.
Krieett...
Suara pintu yang terbuka terdengar perlahan-lahan, terlihat seorang wanita membawa sepaket sarapan pagi berisi salad dan roti daging hangat, lalu di letakan di meja kecil yang ada di samping ranjangku.Krak...krak...krak
Suara segerombolan burung gagak yang ku kira sudah pergi menjauh perlahan-lahan terdengar lagi dari balik jendela. "Ugh...apasih bikin merinding aja" Kataku sambil melihat jendela besar di depan mataku yang masih tertutup rapat dengan tirai merah yang tebal.Mendengar hal itu Nina langsung berjalan ke arah jendela dan menggeser tirai merah tebal itu sehingga sinar matahari pagi menerobos kaca jendela dan menyinari kamarku yang tadinya terlihat gelap.
Srakkk...
"Hmm aneh, kenapa burung gagak itu selalu terbang di sekitaran mansion akhir-akhir ini?" Kata nina sambil melihat segerombolan burung gagak itu dari balik jendela."Apa ada yang memelihara burung gagak disekitar sini?" Tanyaku penasaran sambil melahap sarapanku.
"Setahuku tidak nona, memelihara burung gagak di larang oleh gereja, aku tidak tahu apakah gereja di daerah timur memberlakukan hal yang sama tapi pihak gereja di daerah ini telah memberlakukan peraturan itu kepada warga karena burung gagak melambangkan hal yang buruk" kata Nina menjelaskan.
"Begitu..."
"Iya"
"Semoga hal baik saja yang terjadi di rumah ini" ucapku dalam hati.
************
Tak..tuk..tak...tuk
Terdengar suara langkah kaki yang berjalan perlahan menuju ke kamarku. Terlihat seorang wanita muda beriris mata coklat dengan rambut coklat yang terurai panjang dengan gaunnya yang lebar mendekat kearahku."Arabella!" Pintahnya
"Ya...Ibu?"
Mendengar ucapanku yang memanggilnya dengan sebutan "ibu" membuatnya diam sesaat. Ia pun menatapku tajam.
"Bersiaplah!...Seniman itu sudah menunggumu di bawah" pintahnya dan berlalu begitu saja. Akan tetapi langkahnya tiba-tiba berhenti tanpa berbalik kearahku.
"Satu hal lagi...kapan aku melahirkanmu? Jangan berpikir kau bisa memanggilku ibu hanya karena aku menikah dengan ayah kandungmu. Jadi, mulai sekarang kau harus panggil aku Nyonya Earth...Mengerti!" Pintahnya lalu keluar meninggalkan kamarku.
"Dasar nyonya brengsek gila harta!...apasih yang ayah sukakan dari dirinya? Dia pikir aku bersungguh-sungguh memanggilnya ibu?!" Gerutuku sambil memotong roti yang ada di depanku dengan kesal dan tanpa mempedulikan nina yang sedari tadi mendengarkannya.
"No...nona, sebaiknya anda cepat menghabiskan sarapan anda dan bersiap sebelum nyonya earth datang lagi." Ucap Nina yang terlihat khawatir semenjak ia bertatapan dengan nyonya earth. Ia seperti di beritahu oleh nyonya itu sesuatu yang tidak kumegerti memakai gerakan tubuh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Lukisan
RomanceArabella Van Earth, seorang gadis bangsawan terkenal pada awal abad 18 yang hilang tanpa jejak, setelah dirinya dilukis oleh seniman misterius. Kini, memory yang tersisa dari dirinya ialah sebuah lukisan usang yang selalu membawa sial bagi setiap or...