64. Aghaaaa!!!

363 24 37
                                    

"Oppa! Oppa!" Moni mengejar Lay yang sudah masuk ke kamar, tangan yang gemetaran itu berusaha keras meraih lengan baju Lay.

Grep! Lay membalikan badannya saat Moni berhasil meraih tangannya. Kini ia menatap kedua netra Moni dengan mata yang merah. Bukan hanya itu, kini ia menarik Moni kedalam pelukannya. "Kenapa kau tak menelfonku?"

Moni menelan ludahnya hingga akhirnya ia menjawab pertanyaan Lay, "Ponselku tertinggal di bus. Aku ingin meminjam ponsel pada Sung-"

"Jangan ucapkan namanya," Ucap Lay sembari meletakan jari telunjuknya di bibir Moni.

"Mian," balas Moni yang masih saja menunduk.

"Katakan, kau mencintai siapa? Sungyeol atau aku?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh Lay berhasil membuat kedua mata Moni membulat.

"Aku tau kau khawatir, maaf." Moni tak menjawab pertanyaan Lay, melainkan lansung memeluk pria itu yang diikuti dengan mengalirnya air matanya.

Lay menghela nafas, hingga akhirnya ia membalas pelukan Moni lalu mengelus pundaknya agar gadis itu merasa baikan.
 
 

 
° •  ○●  ° • ○●  ° • ○ ● ° • ○ ● ° • ○ ● ° •

 

 
"Kau datang untuk mencari Daeyeol?" Pertanyaan yang dilontarkan oleh Nyonya Lee kepada seorang gadis didepannya berhasil membuat gadis itu--Lee Mijoo, tersenyum tipis.

"Iya ajhumma, apa dia ada?" Tanya Mijoo sembari menyelipkan helaian rambut yang berlambai-lambai ke belakang telinganya. Gadis itu mencoba untuk tersenyum walau sebenarnya ia gugup untuk berbicara dengan wanita paruh baya tersebut--Eommanya Sungyeol.

"Ada, dia sedang mandi." Undang Nyonya Lee sembari membawa Mijoo melewati sebuah lorong yang gelap, kedua pasang kaki berjalan terus hingga akhirnya terhenti didepan sebuah kamar.

"Ah, kebetulan kau datang kesini, ajhumma punya dua tiket untukmu." Nyonya Lee mengeluarkan dua lembaran tiket dari sakunya lalu menyodorkannya ke Mijoo. "Ajaklah Daeyeol pergi kesana."

Seketika Mijoo lansung bergidik ngeri--mengingat pengalaman pertamanya bersama Daeyeol di Amusement Park waktu itu.

"Ah, Terima kasih ajhumma." Mijoo tersenyum ngeri.

"Mumpung Dae-nya sedang mandi. Kau lansung masuk ke kamarnya saja." Nyonya Lee mendorong Mijoo masuk, sementara kedua mata Mijoo terbelalak, walau sebenarnya ia ingin menolak, namun pada akhirnya ia masuk juga. Sementara Nyonya Lee segera meninggalkan gadis itu didalam kamar tersebut.

"Ey, kamarnya luas ya." Tak sedikitpun bibir Mijoo behenti mengoceh, berbagai pujian dilontarkannya kepada kamar yang sangat bagus itu. Ia terus saja menatap langit-langit kamar Daeyeol yang berwarna abu-kebiruan hingga tanpa sengaja ia menginjak sesuatu yang membuatnya lansung menatap benda itu.

"EYYYYYY!!!!" Pekik Mijoo saat ia melihat ia menginjak sebuah mangkuk berisi biskuit manis--Makanan Agha.

"Hei!" Panggil seseorang yang tak lain ialah Daeyeol.

Kedua mata Mijoo membulat saat menyadari betapa tampannya pria itu--Lee Daeyeol, rambutnya yang basah berhasil membuat pria itu tampak begitu tampan, ditambah lagi ia memakai bathrobe putih yang membuatnya benar-benar terlihat seperti malaikat.

"Hei! Berhentilah menatapku seperti itu, aku tau aku tampan." Oceh Daeyeol sembari berjalan menuju kearah Mijoo. Sementara Mijoo sadar kembali kalau ia menginjak biskuit manis milik Agha.

Married Without Love Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang