Semilir angin berhembus dinamis nan mendayu-dayu, sepoi-sepoi hingga membuat siapa saja yang menikmati kuasa tuhan ini seakan tak bisa mengelak untuk tidak memejamkan matanya barang sejenak saja.
Seperti apa yang sedang dilakukan sepasang anak adam dan hawa dibawah pohon mample tersebut. Sang anak hawa dengan helai merah muda terlihat nyaman memejamkan matanya diatas pangkuan seorang pemuda. Sedangkang si pemuda tersebut malah sedang syik memilin surai merah muda milik sang gadis.
"sasuke-kun?"
"hn"
Seakan mengerti dengan gumaman tidak jelas pemuda yang dipanggil sasuke tersebut, gadis tersebut perlahan membuka kelopak matanya dan nampaklah sepasang iris emerland bening yang memukau. Netra hijau bening itu terus menatap langit dengan intens, tangan mungilnya terangkat dan membuat gesture seolah olah ingin menggapai lagit
"sasuke-kun? Kenapa lagit itu tinggi sekali?"
Ucap sakura sambil mengerucutkan bibirnya membuat sasuke gemas ingin mencubit kedua pipi sakura
"hn, kenapa kau bertanya seperti itu?"
Sasuke masih tetap mempertahankan posisinya yang sedang memilin pelan rambut sakura, ya walaupun sekarang sudah beralih mulai mengelus kepala sakura sih.
"seseorang mengatakan kepadaku kalau tou-san dan kaa-san sudah bahagia di langit sana, makanya aku tidak boleh bersedih nanti tou-san dan kaa-san juga akan ikut sedih"
"lalu?"
"ck...kau tidak asik sekali sasuke-kun" sakura langsung mendudukan dirinya begitu saja lantaran sudah dibuat kesal oleh sasuke karena ketidak'peka'annya.
Sasuke sendiri malah dengan wajah tak berdosanya bersedekap sambil menaikan salah satu alisnya, rassanya ingin sekali sakura mencakar cakar wajah tampan si alien irit bicara ini.
"ugh... kalau langitnya begitu tinggi maka aku tidak bisa mengunjungi tou-san dan kaa-san di sana"
Sakura melengkapi penjelasan singkatnya sambil menunjuk langit dengan bersungut sunggut dan raut wajah menahan jengkel.
Sasuke hanya mampu terdiam sambil mengukir senyum tipis di bibirnya. Ia sedih, bahkan sangat sedih harus melihat kondisi sakura saat ini. Di usianya yang tepat pada hari ini menginjak usia ke 17 tahun, sakura tidak bisa merasakan bagaimana kehidupan remaja remaja seumurannya. Sakura bahkan tidak mengenyam bangku pendidikan sejak 7 tahun yang lalu.
Tidak tidak, apa yang kalian pikirkan itu salah. Sakura bukanlah putri dari orang yang cukup mampu, bahkan kedua orangtuanyapun sudah dipanggil terlebih dahulu oleh sang maha kuasa ditambah lagi dengan keadaan fisiknya yang kurang mendukung untuk mengikuti aktifitas di sekolah.
Sakura hanyalah seorang gadis beruntung yang terselamatkan oleh kemurahhatian sasuke pada saat insiden 7 tahun silam. Masa dimana sakura seorang gadis berusia 10 tahun harus rela ditinggalkan kedua orangtuanya dalam keadaan yang memprihatinkan.
Beruntung pada saat itu ada sasuke yang mau menolong sakura , sasuke membiayai semua pengobatan dan segala kebutuhan dan tetekbengek(?) sakura. Sasuke dengan keukeuh mempertahankan tetap merawat sakura walaupun ditentang oleh keluarga besar uchiha.
"sasu..."
"sasuke-kun..."
Suara bening sakura yang mengalun merdu melewati gendang telinga sasuke mampu menarik kembali sasuke dari lamunan singkatnya.
"sasuke-kun kau melamun"
"hn"
Gumamaman tak jelas sudah sangat sakura hapal diluar kepala, sasuke berdiri sambil membersihkan celana mahalnya dari rumput rumput liar yang menempel seenaknnya. Kemudian tubuhnya dicondongkan kedepan, kedua tangannya merengkuh tubuh ringkih sakura dan mengangkatnya ala bridal style.
KAMU SEDANG MEMBACA
Love is Not Over [TAMAT]
Fanfiction''Kenapa?'' ''Karna hanya aku yang membantumu terus bangkit, hanya aku yang akan menghapus air matamu , hanya aku yang boleh membuatmu tersenyum, karna hanya aku dan cukup aku saja'' ''Karna aku mencintaimu''