Natasha

3.1K 283 64
                                    

" Van."

" Lepas gak?." Sekali lagi Trevian berusaha menghindar. Namun...

" Kamu ini kenapa sih van, aku cuma minta 1 saja kesempatan. Please aku tuh masih sayang sama kamu." Tukas gadis itu memerah. Trevian menatap sosok didepannya lelah, sepertinya niat baiknya untuk menemui dan bicara baik baik dengannya benar benar salah.

" Aku sayang sama kamu." Gadis itu meneteskan air matanya.

Trevian menarik napas panjang lalu perlahan, memegang pundak sosok didepannya lembut

" Cinta itu gak bisa dipaksa Sha, aku gak bisa. Please kamu ngerti. Kalaupun aku berusaha kita gak akan bahagia." Tukasnya memberi pengertian

" Aku gak mau." Tekan gadis itu

" Kamu gak boleh gini, kamu janji kamu bakal nunggu aku pulang dari sydney. Sekarang aku udah pulang dan kamu berubah gini? Van, kita itu bersama sejak kecil. Jangan sakitin aku gini." Imbuhnya memerah.

Trevian terdiam sejenak. Entah apa yang bisa ia katakan, memang
Natasha adalah kekasihnya bahkan sejak dia duduk di bangku SMP. Tapi perasaan itu sudah lenyap di hati Evan, entah karna apa. Mungkin kemarin Evan belum mengerti arti dari mencintai, sedangkan sekarang...

Walaupun dia sebenarnya juga tidak tega.

" Sha, maafin aku." Hanya itu yang bisa Trevian ucapkan, lalu memalingkan wajah dan hendak beranjak. Tapi...

" Kamu jahat Van, sampai kapanpun aku gak akan rela kamu gini ke aku. Aku bersumpah apapun yang terjadi hubungan kita gak akan selesai begitu saja hanya karna kamu ingin putus." Tekan Natasha menyeka air matanya. Trevian menghentikan langkahnya sejenak. Bola matanya memerah, ia menarik napas panjang, lalu...

" Maafkan aku Sha, tapi aku mencintai orang lain." Ucapnya kemudian melangkah pergi. Meninggalkan Natasha yang menangis sesak, terduduk di lantai marmer teras rumahnya.

Kini dia tahu, mengapa selama 1 bulan ini, Trevian sangat jarang menghubunginya...
Perhatian dan kasih sayangnya berkurang...
Bahkan pemuda itu sangat sulit membalas pesannya

Sampai kemarin, Natasha merasa sangat bahagia karna orang tuanya mengizinkan ia melanjutkan study ke Indonesia. Ia berpikir Trevian akan menyambutnya sama seperti biasanya. Tapi kenyataannya...

Trevian menghancurkan hati yang ia jaga selama 4 tahun lamanya.

Dan Natasha hanya bisa menangis sesak.

" Sha lo gak apa apa kan?." Tanya seorang gadis menepuk pundaknya pelan. Natasha menatap kearahnya lalu memeluknya, ia menangis.

" Trevian mutusin gw Lis." Ucapnya penuh luka. Gadis yang serupa dengannya itu mengernyit marah.

" Trevian? Mutusin lo? Kok bisa? Apa dia sudah gila?." Tekannya kesal.

Wajah cantiknya memerah menatap kesedihan di wajah Natasha kembarannya. Ia menyeka air mata Natasha lembut.

" Dia bilang dia gak cinta lagi sama gw. Dia cinta sama cwe lain." Natasha kembali terisak.

" Kalau gitu gw harus ngejar dia.. gw gak bakal ampunin dia, dan gw bakal minta penjelasan ke dia, dia gak boleh giniin lo." Tekan Gadis itu hendak beranjak. Tapi... Natasha menahan pergelangan tangannya

" Gak usah."

" Loh gak gitu juga kali Sha, lo jadi cwe baik banget tau gak, lagian Papa tuh gak bakalan diem lo diginiin kok. Kalau perlu gw aduin tu si muka bule sama daddynya."

" Gak usah Alyssa, gw udah cukup sakit." Tolak Natasha lalu beranjak memasuki rumahnya. Meninggalkan saudara kembarnya yang mengepalkan tangannya emosi.

Breath and Heart ( Mr. Elegant )Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang