Ceriya ini terinspirasi dari novel berjudul "The Empath" karena menurut aku ceritanya cukup bagus dan juga beberapa makhluk imortal yang sedikit aku adaptasi dari novel lain.. bukan bermaksud untuk plagiat dan sebagainya.. hanya ingin menyampaikan imajinasi aja kok 😊😊
*******
Liliana mengemudikan mobil dengan kecepatan sedang. Ia kini sedang menuju ke apartmennya. Setelah hampir seharian ini ia memiliki jadwal 4 operasi besar yang cukup membuatnya lelah. Dan tadi siang ia sudah berkonsultasi dengan Psikolognya. Katanya Liliana hanya harus berlibur untuk me-relax kan tubuhnya. Stress dan banyak pikiran yang membuatnya menjadi insomnia dan otaknya secara spontan membuat mimpi yang seolah-olah berulang. Dan Liliana rasa itu cukup masuk akal, karena hampir seminggu ini ia bekerja terlalu keras ditambah pasien dengan penyakit dalam yang semakin meningkat.
Jadi ia sudah memutuskan untuk mengajukan cuti besok agar bisa di proses dengan cepat.Liliana memarkirkan mobilnya di basement apartemen. Setelah memastikan mobilnya terkunci ia melangkah pelan menuju lift. Tak lama pintu lift terbuka ia pun masuk dan langsung memencet tombol lantai apartementnya. Setelah pintu lift tertutup dan mulai bererak Liliana menghela nafas letih.
Jujur saja ia letih berkerja sebagai Dokter. Belum lagi ia memilih spesialis penyakit dan organ dalam, tapi Liliana begitu mencintai pekerjaannya. Jadi ia akan tetap menjalaninya walaupun letih. Liliana sudah berada di depan apartementnya dan langsung memasukan password dan 'pip' pintu pun terbuka.
Liliana langsung berjalan gontai kearah sofa yang berada di ruang tengah apartemannya. Ia pun membuang tasnya sembarangan di lantai dan langsung menjatuhkan tubuhnya di atas sofa.
Liliana sedikit menggeraakkan tubuhnya untuk mendapatkan posisi nyaman. Dan ketika sudah mendapatkannya, ia mengerang pelan dan langsung jatuh tertidur.
*****
Mimpi itu datang lagi. Semua berulang. Tubuh yang tumbang,darah dimana-mana, dan.. pria bermata perak itu. Pria itu sudah berdiri didepan pintu tempat ia bersembunyi. Pintu itu terbuka pelan dan.. Liliana melihat pria itu. Seharusnyavia terbangun sekarang. Tapi entah mengapa ia tetap terus bermimpi. Walaupun otaknya mulai sadar bahwa ini mimpi -mungkinkah(?)- dan ia harus bangun. Tapi liliana tidak bisa bangun. Mimpi itu serasa nyata.
Liliana mendongak, ia melihat wajah pria itu walau samar karena pencahayaan yang kurang. Tapi liliana bisa melihat seringaian keji pria itu. Seolah-olah pria itu sudah mendapatkan yang ia mau. Yaitu, Liliana.
"Akhirnya aku menemukanmu Ana" suaranya begitu berat dan menakutkan. Liliana semakin takut tapi ia serasa tak bisa mngerakkan tubuhnya. Pria itu mensejajarkan tinggi tubuhnya dengannya dan langsung mencengkram wajah liliana dengan keras. Air mata liliana sudah turun dengan deras.
"Aku akan datang padamu Ana. Dan aku akan membawamu... jadi bersiaplah!"
Padangan Liliana mulai memburam karena air mata yg terus mengalir. Ia ketakutan. Tangan pria itu turun kearah lengannya dan mencengkramnya kuat.
"Asal kau tahu, ini bukan mimpi Ana. Maka itu aku akan memberikan hadiah untuk mu." Setelah berkata seperti itu pria itu mencakar lengan Liliana hingga berdarah dan meninggalkan bekas sobekan yang cukup panjang. Karena kuku pria itu begitu panjang dan tajam.
Liliana berteriak ketika pria itu mencakarnya. Rasa sakitnya begitu nyata dan ia semakin ketakutan."Kau takut? Itu bagus! Karena aku suka melihat korbanku ketakutan. Dan ini peringatan dariku Ana"
Pria itu memegang kening Liliana dan tiba-tiba semua menggelap.
****
Bruukkk!"Akh!" Liliana mengerang pelan. Ia terjatuh dari sofa tempatnya tidur. Ia bangun seraya mengusap okongnya pelan untuk menghilangkan sakit akibat jatuh.
"Apa-apaan mimpi tadi itu? Kenapa terasa begitu nyata?? Siapa pria itu?"
Liliana bangun dengan perlahan dari lantai yang dingin. Ternyata tidur di sofa dan tak memakai selimut itu benar-benar kelakuan bodoh. Liliana beranjak dari ruang tamu menuju kamarnya sambil mengusap lengannya pelan.
"Akh!sakit" liliana meringis pelan. Ia baru sadar bahwa lengan kemejanya robek dan kedua lengannya terluka.
Tiba-tiba saja tubuhnya serasa merinding.'Apa yang tadi itu bukan mimpi?'
KAMU SEDANG MEMBACA
The Healer ~LILIANA ROXANE~
Hombres LoboLiliana Roxane. Seorang Dokter bedah yang selalu berpikir logis. Hidupnya selalu terkendali dan tenang. Tapi bagaimana bila sebuah kenyataan yang harus di hadapinya merusak kehidupan tenangnya? Bagaimana bila ia tidak bisa menerima kenyataan bahwa i...