4

2.2K 323 6
                                    

Ding Dong~

Suara bel berbunyi, itu berarti ada tamu. Daniel yang berada di ruang tengah segera menghampiri pintu dan membuka pintu.

"Oh? Kau sepupu Hayul?" Daniel bertanya ke orang itu. Ia mengangguk dan tersenyum

"Iya benar, kau yang kemarin mengangkat teleponku kan? Aku Park Jihoon." Daniel mempersilakan Jihoon masuk, dan menawarkan minum.

"Hayul sedang berjalan-jalan dengan Sayoo. Mungkin mereka akan kembali sebentar lagi, sambil menunggu kau lapar? Aku memasak makanan untuk makan siang tadi, masih ada sisa mau aku bawakan?"

Jihoon agak terkejut, ia mendengar bahwa Hayul sedang keluar,"Tunggu, Hayul keluar? Bagaimana bisa?"

Daniel sedikit terkekeh dengan reaksi Jihoon,"Ya.. aku mengajak Hayul untuk keluar, awalnya dia sangat menolaknya. Tapi saat diluar dia sangat menikmatinya. Ah iya, aku adalah pekerja di perusahaan ayahnya. Ayah Hayul yang mengirimku untuk kesini.."

Jihoon mengangguk,"Ah. Berhubung tadi kau menawariku makanan, aku lapar dan belum makan siang."

Daniel membawakan sepiring makanan untuk Jihoon, dan Jihoon sangat terlihat senang karena ada makanan di depannya.

"Daniel aku pulang.." sepertinya Hayul sudah kembali,

"Hayul! Aku baru saja datang, ah astaga.. aku merindukanmu.." Jihoon langsung menyambut Hayul, ia memeluknya.

"Oh? Jihoon.. Sudah lama menunggu? Maaf aku membuatmu menunggu." Hayul tersenyum, dan melepas pelukannya pada Jihoon.

"Ah tidak.. aku baru saja memakan masakan Daniel, enak sekali. Seperti masakan ibumu.." Daniel terkekeh setelah mendengar kejujuran yang sering didengarnya.

"Apa begitu miripnya sampai aku bosan mendengar pengakuan itu? Astaga." Daniel memang sangat sering mendengar kalimat itu, Sayoo terlihat berjalan ke arah dapur sepertinya ia akan membuat coklat panas. Jadi Daniel langsung duduk di sebelah Hayul dan mengobrol bersama.

-

"Ayolah bertahan! Jangan menutup matamu! Bertahan sebentar lagi, penyelamat akan datang! Tahan rasa sakitmu, ayolah tolong!" Taerin menggenggam tangan Jaeyang yang tertusuk potongan besi, mencoba untuk membuat Jaeyang tetap sadar.
(Jaeyang Taerin itu orangtua Hayul)

"Taerin.. berjanjilah.. temui Hayul, temui dia.. dia pasti sangat merindukan kita.. tolong.. aku, aku tidak bisa menahan lagi.. sangat sakit.." Dengan susah payah Jaeyang berbicara pada Taerin, Taerin​ mulai meneteskan air matanya. Memegang erat tangan Jaeyang.

"Tidak.. jangan pergi, tolong.. Tetaplah bersamaku.." Jaeyang yang terlihat sudah sangat pucat dan lemas, terus menatap Taerin sambil tersenyum, dengan sisa tenaga ia menghapus air mata yang mengalir di pipi Taerin.

"Maafkan aku.. Taerin.." Jaeyang menghembuskan napas terkahir di depan Taerin, dengan genggaman tangan mereka.

Taerin menangis, di depan tubuh suaminya yang sudah tidak bernyawa. Ia tahu ia harus kembali ke Hayul, tapi bagaimana bisa? Kapal sudah hampir tenggelam, mungkin kapal tambahan kapal sudah hampir semuanya terpakai. Dan sekarang yang hanya bisa ia lakukan adalah menunggu penyelamat yang datang.

"Apa ada orang di dalam!" Penyelamat datang, Taerin hanya menangis menunggu mereka datang.

"Kepala Han! Ada seorang wanita disini!" Mereka menghampiri Taerin, menanyakan apa yang terjadi. Lalu mereka membawa Taerin meninggalkan tubuh Jaeyang di tempat tidur tadi.

-

Hayul, Daniel, dan Jihoon berkumpul di ruang tengah. Mereka mengobrol menanyakan kabar satu sama lain, dengan diiringi coklat panas yang dibuat oleh Sayoo.

Di saat mereka berbicara telepon Daniel berbunyi, disana tertera nama Tn. Lee. Ini berarti ada masalah dengan orang tua Hayul.

"Telepon ku berbunyi, aku harus mengangkat ini. Permisi.." lalu ia langsung berjalan ke kamarnya.

"Halo, Tn. Lee"

'Daniel! Jangan berbicara, dengarkan perkataanku saja. Aku mendapat kabar bahwa, kapal yang ditumpangi orangtua Hayul menabrak batu dan terjadi guncangan yang sangat dahsyat. Lalu pusat yang mengontrol kapal itu bisa menghubungi mereka, dan tim penyelamat menemukan wanita bernama Kim Taerin. Mereka bilang suami Kim Taerin, Kim Jaeyang meninggal karena tertusuk potongan besi akibat guncangan. Itu berarti, ayah Hayul sudah meninggal. Tolong, jangan memberitahu Hayul tentang ini. Aku akan meneleponmu jika aku mendapat kabar lagi.'

Ayah Hayul meninggal, bagaimana ia menyembunyikan ini semua? Apa Hayul akan membencinya? Daniel terduduk di pinggir kasurnya, memikirkan bagaimana Hayul akan tahu hal ini. Tn. Kim Jaeyang memiliki perasaan yang sangat lembut, bahkan kepada seluruh pegawai kantor ia sering membelikan makan malam. Ia sangat berhutang budi pada kepala perusahaannya itu, dan ia sadar ia harus membahagiakan anggota keluarganya untuk berbalas budi. Maka dari itu, ia harus membuat Hayul tetap tersenyum tegar. Intinya, ia harus bisa menjaga Hayul dan membahagiakan Hayul.

TBC

HOI! maaf updatenya lama wkwk. kalian gausa sedih, nnti ada scene bahagianya kok/apasi. oh iya, gua mau spoiler. jadi gua lagi bikin ff nih, daniel ofc. gua publish apa jangan tuh ff? yay or nay?

dan btw, makasi udh baca sampai chap 4!!!

143-kang daniel✓Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang