K E - T I G A

1.2K 62 4
                                    

Skaneisya sadar, pria yang baru keluar dari cafe ini adalah MANTAN nya. Pria itu meninggalkan Skaneisya lima hari lalu, demi seorang perempuan yang satu hobi dengannya.

Ia masih dalam lamunannya. Pikirannya tidak karuan. Hari ini, niat Skaneisya adalah untuk menghilangkan pria itu dari pikirannya, tetapi pria itu malah muncul di hadapannya.

Skaneisya ingin menangis dan berteriak sekencang-kencanganya. Ia bersiap-siap untuk teriak.

"A—" saat ingin teriak, teriakan Skaneisya terhenti.

Tiba-tiba saja pria yang berada di sebelah nya membanting gadget nya ke atas meja, "Ebuset gila! Ini jam berapa?!" ucapnya dengan suara yang cukup keras. Pria itu melihat jam tangan yang melingkar ditangannya.

Skaneisya tidak jadi teriak, perhatiannya teralihkan kepada pria yang ada di sebelahnya itu.

"Ya ampun udah jam empat sore! Gue harus buru-buru nih, kalau nggak, bisa gawat!" pria itu memasukan gadget nya kedalam tas kecil yang ia bawa.

"Kenapa mas? Ko buru-buru?" tanya Skaneisya. Ia tak bisa menahan rasa penasarannya lagi.

"Ini loh mba, saya ada janji sama pacar saya jam dua siang. Eh sekarang udah jam empat sore aja. Bisa gawat saya mba!" jawab pria itu. Kemudian, ia melangkahkan kaki nya menuju parkiran.

Setelah melihat pria itu pergi dengan mobil nya, Skaneisya kembali melanjutkan teriakan dan tangisannya. Namun, tak ada air mata sedikit pun yang membasahi pipinya.

Tiba-tiba ada seseorang yang menyodorkan tissue dari belakang Skaneisya. Sontak ia terkejut dan membalik badan nya, melihat siapa yang memberikannya tissue.

"Nih mba, buat elap air matanya." ternyata yang memberikan tissue kepada Skaneisya adalah pelayan cafe tersebut.

"Makasih loh mas," ucapnya masih soksok-an nangis.

"Udah deh mba, mending lanjutin aja pengamatannya, dari pada nangis mantan mba itu," kata pelayan itu.

"Au ah! Saya mau pulang!" Skaneisya beranjak dan pergi meninggalkan cafe tersebut.

Btw, tau dari mana dah tuh mas-mas?, batin Skaneisya sambil berjalan menuju angkot yang telah menunggunya di depan cafe.

***


Sampai di rumah, Skaneisya langsung masuk ke dalam kamar nya. Ia mengambil buku Diary miliknya. Skaneisya mulai menulis kejadian yang ia alami hari ini.

Dear Diary,

Hari ini gue ngelakuin pengamatan pertama gue untuk move on dari Qori. Gue pikir ini bakal berhasil, jadi gue ga perlu ngelakuin pengamatan yang ke-dua atau pun ke-tiga. Dan, Gue juga ga perlu ngelakuin cara ke dua gue. Tapi, tadi gue malah ketemu sama Qori): Aaaah! Kan jadi gagal usaha gue! Pokonya gue harus bisa move on dari cowo gamers itu!

Eh tp btw nih ya, gue jadi tau apa dampak negatif nya gadget. Jadi dampak nya tuh:

1. Dulu, orang-orang kalo ngumpul itu biasanya ngobrol, saling tuker cerita. Tapi sekarang, mereka malah sibuk sama gadget nya masing-masing.

2. Suatu hubungan bisa hancur gara-gara gadget. Yang cowo lebih sibuk sama games nya, jadi cewenya marah, terus minta pitus deh. Mampus lo!

3. Orang-orang jadi lupa waktu. Kaya mas-mas yang tadi, masa dia bisa lupa sih sama janjinya sendiri? Kan kasian cewenya.

Ya gitu dah ya pokonya. Yg lebih penting, gue harus tetep berusaha move on! SEMANGAT!

Skaneisya menutup Diary nya. Ia bergegas mandi agar tidak kena marah Ibu nya.

Esok, sepulang sekolah, Skaneisya akan kembali melakukan pengamatan ke dua.

A/N: Sumpah knp seabsurd ini cerita gue.-. Ga ngerti lg wkwk. Udh lah ya, semau gue aja gimana.

DiktaKA

Gagal Move On  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang