1

15 3 2
                                    

"Hay,aku merindukanmu".
Hanya sebaris yang tertulis disurat ini. Aku tak lagi mampu tuk menulis. Karena hanya rindu itu yang terasa.

Flasback 3 tahun yang lalu
Hari itu matahari bersinar terik,tapi tak surutkan semangatnya untuk bermain basket. Aku hanya bisa melihatnya dari samping lapangan saja toh juga aku ga bisa main basket.
Dia menawan,tampan,baik,dan supel. Arghhh, apa sih yang aku fikirkan dia hanya teman sekelasku bisa juga dibilang sahabat dekat ku ? yah begitulah namun aku mengaguminya lebih dari sekedar sahabat. Apa aku menyukainya ? Kurasa iya. Aku memang bodoh menyukainya yang hanya menganggap aku sekedar teman mungkin. Entahlah semuanya samar yang aku tau kita hanya sekedar teman.
  " hey, ngelamun aja kesambet setan lho entar" sapanya.
"Apasih mana ada setan siang bolong, yang ada kamu tuh setannya".
"Ganteng gini dibilang setan awas naksir sama setan ganteng ini lho ya".
Deg, aku memang naksir kamu bodoh . aku ingin berteriak seperti itu dihadapannya tapi apa yg terjadi hanya pipiku yang bersemu.
"Ngelamun lagi udah ah mau main basket lagi bosen nemenin orang yg hobi bgt ngelamun".
" Ya udah sih sana".

Dan kenangan itu berakhir begitu saja tanpa ada aba aba namun semua begitu kurindukan.

Maafkan segala kekurangannya ya disini saya sebagai penulis baru harap maklum

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 03, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Sepucuk SuratTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang