awal

8 1 0
                                    

Genangan air hujan di sepanjang lapangan sekolah membuat Sreefa makin malas untuk olahraga hari ini. Dirinya masih saja duduk dibangku kelasnya dan tak ada niat beranjak.

"Sre! Buruan ganti baju 5 menit lagi Pak Bachtiar dateng," Ucap Dimas Ketua kelas,
"Dim boleh gak sih gue gak ikut?"
"Jangan Sre, nanti gua yang di tanya-tanya. Buruan ya," Ucapnya lalu bergegas meninggalkan kelas
Dengan langkah yang berat akhirnya Sreefa mengganti bajunya. Lima menit kemudian Sreefa turun ke lapangan dengan wajah yang ditekuk dan membawa botol minum hijau muda miliknya.

"Sree! Kenapasih? Lemes banget." Ucap Vania teman sebangkunya
"Gue males Van,"
"Why? Ada apasih?"

Sreefa Alesandra. Siswi kelas XI di SMA Garuda. Hari ini ia terlihat tak seperti biasanya, wajahnya ditekuk, rambutnya tak beraturan, penuh tanda tanya. Gadis berambut gelombang sebahu itu terus saja menekuk wajahnya sampai guru olahraga tiba di hadapannya.

"Kamu, iya kamu. Mukanya jangan kusut gitu, setrika dulu sana,"
Murid-murid lain tertawa mendengar ucapan Pak Bachtiar tersebut tapi tidak dengan Sreefa, yang ada makin bete dibuatnya.
"Ya, tolong kalian lari alias jogging 5 putaran, sehabis itu bagi tim untuk pertandingan bola voli minggu depan. Saya tidak bisa mengajar penuh dikarenakan saya sedang ada pelatihan. Tolong ketua kelas di kondisikan, kamu yang bertanggung jawab"
"Siap Pak,"
Sreefa sedikit mendengus lega. Setelah jogging, ia memilih duduk di bangku depan taman sekolah di temani Vania.
"Jelasin ke gue, ada apa?"
"Tresha"
"Why?"
"Dia mau pindah kesini coba. Kacau,"
"Lohh? Dia temen lo dari kecil bukan? Kenapa lo gak hepi?"
"Please ya Van....." Sreefa berdiri membelakangi Vania "Dia tuh musibah buat gue, dari gue kecil. Gue gak suka aja sebenernya sama cowok itu,"
"But, kalian temenan dari kecil kan?"
"Yaiya. I hate him,"
"Gak boleh gitu lo, gitu-gitu dia pernah jagain lo,"
"Gak. Gue benci dia," Sreefa langsung pergi meninggalkan Vania dengan wajahnya yang makin menekuk.
*****
"Nak, besok Tresha sampai ke Jakarta, langsung ke rumah kita, kalian yang akur ya.."
"Apa?!" Jawab Sreefa terkejut
"Kenapa? Kamu seneng kan, Bunda udah tau kok,"
"Nggg–,"
"Besok kamu jemput di bandara ya, pake mobil bunda,"
"Ta–tapi Bun..."
"Bunda pergi dulu sayang, assalamualaikum,"
Bundanya pergi tanpa mendengar ucapannya terlebih dahulu. Hati Sreefa makin risau dan gelisah, bagaimana bisa ia menjemput lelaki itu?

"AH SIAL!"
Ia membanting tubuhnya kekasur dengan wajahnya yang menyerusup ke bantal.
"Sumpah ih! Gimana dong? Ah!"
Ia benar-benar kacau dan sangat tidak ingin menemui Tresha, entah apa alasannya.
Tiba-tiba sebuah ide terlintas di pikirannya. Ia mengambil ponsel nya lalu membuka room chatnya dengan Vania di WhatsApp.

Sreefa : Vannn! Besok gue kerumah lo yaaa, mau minta ajarin ekonomi hehehe, jam 9 ya okk!

15 menit kemudian Vania membalas pesannya tersebut.
Vania : Ha? Tumben amat lo hari sabtu mau belajar, yaudah dateng aja kalo gue belum bangun gedor-gedor aja pintu kamar gue.
Sreefa : HAHAHA siapp bos!

Sreefa menjalankan misinya tersebut dan kelihatannya akan melibatkan Vania sahabatnya.
"Semoga berhasil, dan gue gak jemput Tresha."

You've reached the end of published parts.

⏰ Last updated: Jun 03, 2017 ⏰

Add this story to your Library to get notified about new parts!

seventeenWhere stories live. Discover now