07* You are Inara, aren't she?

85 6 0
                                    

Semua mata kini tertuju pada seorang gadis. Gadis yang bisa dibilang 'biasa' saja tapi, mampu menarik perhatian semua orang, tak terkecuali Aidan. Mata elang cowok itu langsung memicing. Entah, takjub atau tak percaya yang jelas mulutnya kini terbuka lebar lengkap dengan kekehan pelan yang ia keluarkan.

"Waw, she is so sexy!"

"Gue taksir bra yang dia pake itu ukurannya 36B, beh duileh sexy bener Tuhan" ucap Angga ngelantur sambil menampilan wajah mesumnya.

Aidan mendengus, bisa bisanya sahabatnya itu Takjub pada si buruk rupa? Hello, iya, gadis yang dimaksud si Angga itu si buruk rupa.

Inara Resty Pramesty.

Cewek yang katanya pinter tapi geser itu. Yang pernah mengumumkan kalau Aidan itu miliknya, mencium Aidan bahkan Aidan yang membayangkannya saja sudah jijik dan merinding.

"Naksir ya lo!" Angga dengan cepat menepuk bahu Aidan, membuat cowok itu mencelos lalu melepaskan tangan Angga dari bahu kirinya.

"Najis!"

"Amit amit tujuh turunan" sambungnya sambil mengetukkan tangannya diloker.

"Najis-najis entar naksir, lumayan lo dia tuh. Gak jelek jelek amat sih Dan. Mukanya boleh buruk, tapi, bodinya aduhai Dan. Dan, gue baru sadar kalo tuh cewek bodinya semok." ucap Angga sambil menggigit bibir bawahnya suaranya pun ia buat buat, mirip pemain bokep di film film yang sering Angga tunjukkan kepada Aidan.

"Otak lu mesum mulu!" Aidan menoyor kepala Angga, cowok itu meringgis.

Padahal sih yang diucapkan Angga itu benar. Inara itu gak cantik, malahan mukanya bisa dibilang dibawah rata rata ya walaupun gak sejelek si Siti. Tapi, bodinya aduhai, lebih aduhai dibanding Julia Perez maupun Dewi Persik. Ditambah seragam yang kini ia kenakan sedikit kekecilan, wih nambah keliatan dah seksinya.

"Otak lo gak beres" Aidan buru buru mengambil buku dari lokernya lalu memilih menjauh.

Dibandingkan bersama Angga, yang ada pagi pagi bukan dapet pahala malah dapet dosa gara gara pikiran mesum dan geser dari si Angga.

***

"Ke, mereka pada kenapa sih? Kok ngeliatin gue sampe begitu bener?" bisik Inara ditelinga Keke.

Keke hanya terkekeh, sahabatnya yang satu ini memang pinter tapi, kepintarannya hanya tertuju pada nilai akademik dan hal hal yang berbau sekolah. Coba, masalah beginian mudengnya nyampe bulan depan juga bisa.

"You look amazing"

"Lo kayak bukan Inara" bisik Keke.

Inara bergidik ngeri, apa benar? Salahkan, saja Bi Ima yang lupa meletakkan seragam serta rok abu- abu Inara. Alhasil, Inara harus mengenakan baju lamanya yang sudah agak kekecilan beserta rok abu-abunya yang sependek lutut.

Inara risih? Sumpah, ia benar benar risih. Tatapan, para siswa terutama yang laki laki kini menatapnya dengan tatapan lapar. Mereka kira Inara makanan apa? Rasanya Inara saat ini juga ingin segera memasuki kelas dan mendekam disana tanpa pergi kemana mana.

"Tuh, Aidan aja sampe takjub" bisik Keke dengan suara pelan dan sarat akan nada penuh godaan.

Inara mencebik, sialan si Keke. Sahabatnya, sudah jadi tontonan gratis tapi ia malah senang. Tapi, tunggu? Katanya apa tadi? Aidan juga melihat dirinya? Wah, kemajuan pesat.

AIDANTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang