Chapter 08

1.2K 144 0
                                    


Bagiku, tempat teraman adalah goa tempat tinggal Nixie yang berada di belakang air terjun. Di dalam goa ini terdapat banyak sekali jalan rahasia, mulai dari yang berukuran besar sampai yang berukuran kecil. Bahkan, aku dan Nixie pernah sekali memasang jebakan di beberapa tempat di dalam goa ini sekitar lima tahun yang lalu. Meskipun Nixie adalah Hewan Suci, sebenarnya dia yang paling penakut dan lemah. Setiap kali di sisi timur ada masalah, dia pasti meminta bantuan pada Garuda.

Semua tercengang ketika aku menteleportasi kami ke Air Terjun Nixie di Hutan Timur. Aku mengajak mereka untuk tidak berlama-lama terpana oleh keindahan, karena ini situasi yang amat darurat. Aku mengajak mereka untuk segera masuk ke dalam goa, mengajak mereka melewati jalan yang aman tanpa ada jebakan. Aku pun memperingatkan mereka untuk berhati-hati di sini, juga kujelaskan jebakan-jebakan apa saja dan di mana saja yang ada di goa ini.

Aku mengajak mereka ke ruangan terbesar dari labirin di Bukit Timur ini. Mereka jauh lebih terpana dengan penerangan di dalam ruangan ini, karena berasal dari kristal-kristal staglatit dan dasar kolam air panas yang berbahan layaknya kristal. Air kolam masih saja terlihat jernih meski di luar telah terjadi kekacauan.

"Kalian istirahat di sini dan jangan kemana-mana. Minum ada di staglamit itu –" aku menunjuk pada staglamit besar di ruangan ini. Air di dalamnya berasal dari tetesan staglatit kristal di atasnya. "Aku akan mencari Nixie dan memeriksa situasi di luar. Ingat. Jangan menyentuh apapun dan jangan pergi kemanapun. Kalau kalian tersesat, itu akan sangat merepotkan."

"Tia, tunggu!" seru Natasha saat aku sudah berbalik. "Kamu istirahat dulu. Kamu sudah menggunakan kekuatanmu cukup banyak hari ini. Aku bisa merasakannya."

Aku mendengarkannya berbicara, tapi aku mengabaikannya dan pergi begitu saja. Aku tidak tahu harus bicara apa, karena semua akan tahu aku berbohong. Sikapku mungkin terkesan dingin pada Natasha, tapi itu lebih baik.

"Apa-apaan sikap Tia barusan? Aku tidak mengerti dengan sikapnya," gumam David dengan lantang, membuatku bisa mendengarnya meski sudah berada di jalan goa yang cukup jauh dari ruangan itu.

Well, aku tidak begitu peduli dengan pandangan orang. Aku juga tidak pernah meminta mereka untuk memahami sikapku. Aku bersama mereka hanya untuk menyelamatkan mereka dan memastikan mereka selamat sampai negara mereka. Dan pada akhirnya, kami akan berpisah dan mungkin aku tidak akan bisa melihat mereka lagi begitu mereka berhasil keluar dari pulau ini.

Aku pergi melalui jalan goa yang panjang, berliku, dan membuatku harus memanjat beberapa bebatuan tebing yang cukup licin dan berbahaya. Setelah sekitar lima menit, aku bisa melihat cahaya di ujung jalan yang bergaung ini. Begitu keluar, aku berada di puncak bukit dengan pemandangan hamparan samudera dengan ombak besar. Angin bertiup sangat kencang di sini. Dari tempat ini, aku bisa melihat hampir seluruh pulau. Ini adalah tempat tertinggi di pulau.

Nixie sedang duduk di tepi tebing, duduk pada sebuah dahan tebal yang tak berdaun yang mencuat di ujung tebing. Dia sama sekali tidak takut akan terjath di sana, dan itu adalah tempat kesukaannya. Suasana hatinya sedang tidak baik. Aku bisa merasakan kemurungannya. Biasanya, dia selalu memainkan kedua kakinya ketika duduk di sana. Tapi, kali ini dia hanya diam seperti boneka peri yang kesepian.

"Nixie," panggilku. Aku tidak mendekat, melainkan duduk di bawah pohon satu-satunya di sini. Pohon itu begitu rimbun dan meneduhkan. Ini tempat yang membuatku nyaman dan bisa menenangkan diri. "Apa kamu terluka?"

Kepalanya menggeleng. Aku menunggunya sampai dia berbicara. "Mereka akan tiba dalam waktu satu sampai satu setengah jam lagi."

"Ya, aku tahu itu," kataku. "Bagaimana kondisimu?" tanyaku. Nixie menolehkan kepala dan menatapku dengan tatapan datarnya. "Medusa dan Kyuubi, mereka tidak bisa lagi berwujud manusia. Apakah kamu baik-baik saja?"

Starlet Academy [COMPLETED]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang