Chapter 12

210 31 17
                                    

Didalam mobil, So eun terlihat gelisah. Berulang kali ia mencoba untuk membuka pintu mobil ini tapi percuma, Chanyeol telah menguncinya dari luar. Padahal jika saja bisa keluar mungkin saja ia bisa membantu Chanyeol, ah atau mungkin malah memperburuk keadaan. So eun terlihat frustasi.

Apalagi saat dia melihat chanyeol yang sempat terkena tendangan di perutnya. Ia beralih memperhatikan kim ahjussi yang masih terdiam ditempat, beranjak satu langkah pun ahjussi seakan tak bisa melakukannya.

"Apa yang dilakukan orang orang disini? Cepat panggil polisi atau tidak lakukan sesuatu! Orang macam apa mereka!" Gelisahnya.

Benar juga, ada beberapa orang yang melihat adegan itu. Namun mereka justru teriak histeris. Unfaedah.

Andaikan saja dia bisa mengemudikan mobil ini mungkin akan sedikit membantu, ia hanya akan menabrak kedua orang itu hingga tewas. Persetan dengan yang namanya jeruji besi.

Atau tidak sebuah ponsel! Ah, dia lupa.. bahkan ia tidak memiliki benda persegi yang sangat berguna itu.

"Bagaimana ini?"

So eun mengepalkan telapak tangannya menyatu lalu memejamkan kedua kelopak matanya dan berujar dalam hati. Yup, satu satunya yang bisa ia lakukan hanyalah berdoa.

Drrttt

Suara sebuah ponsel yang bergetar. So eun membuka matanya, ia mempertajam indra pendengaran dan penglihatannya guna mencari benda yang bergetar terus. Dari dalam lubuk hatinya ia memohon jika benda itu adalah ponsel.

Tuhan menjabah doanya, So eun segera mengambil ponsel berwarna hitam yang masih bergetar di atas kursi bagian kemudi.

madam choi?

So eun mengernyit, apa ini ponsel milik chanyeol?

Dengan sedikit keraguan, ia menekan tombol hijau lalu menyeretnya ke sisi kanan.

....

Sambungan terputus.

Apa maksudnya? So eun menggenggam erat ponsel itu seraya menebak nebak maksud dari madam choi.

Ah, bukankah ini kesempatannya? Lagipula, ia bisa memikirkannya nanti.

Jemarinya terburu buru menekan tombol 911 lalu menekan tombol call.

"Perempatan kawasan Daehan mall, disini ada beberapa orang berkelahi dengan membawa senjata tajam. Bisakah kau datang secepatnya" ujarnya setelah ponsel itu terhubung dengan seseorang.

So eun kembali menatap ke luar jendela, syukurlah salah satu dari dua orang tersebut berhasil dilumpuhkan. Tapi sayang, satu lainnya mulai mengeluarkan pisau lipat yang ia mainkan disela sela jemarinya. Dilihat dari gerakannya yang bisa dibilang dia pengguna pisau yang handal.

-

Chanyeol menghembuskan nafasnya saat melihat lawannya mulai mengeluarkan pisau lipat dari saku jasnya.

Pria itu menyeringai seraya memutar mutarkan pisau itu di jemari tangannya. Chanyeol hanya tersenyum sinis, seperti meremehkan. perlahan ia membuka jas hitamnya dan menyisakan kemeja putih polos dengan lengan panjang.

ia memegang ujung jas lengan bagian kanannya lalu sedikit melilitkannya pada telapak tangan dan memegangnya dengan erat. Pukulan dan tendangan mulai pria itu keluarkan namun berhasil dihindari chanyeol dengan mudah.

Chanyeol sendiri tak berniat untuk membalas pukulan maupun tendangan yang diluncurkan padanya, yang ia incar hanyalah bagaimana cara menjatuhkan pisau lawannya.

Pria itu sempat menyeringai sebelum kembali menghajarnya dengan brutal. Tapi sayang, tampaknya Chanyeol telah mengira ngira aksi lawannya tersebut. Disaat sang lawan mulai menjulurkan pisaunya ke arah tubuhnya, ia terlebih dulu memukulnya dengan jas yang ia eratkan di telapak tangannya kemudian menarik ujung yang lain guna mengunci pergelangan tangan orang tersebut lalu membantingnya ke aspal jalan.

FAITHTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang