Pagi ini saat hangat sinar matahari mengusik tidur lelap seorang jongdae, bukan kerutan alis tidak suka yang pemuda itu tampilkan sebagai reaksinya, namun sebuah ukiran senyum dengan kedua bola mata yang juga ikut tersenyum.Jongdae mengerjapkan kedua bola matanya pelan untuk mencari fokusnya. Jongdae tersenyum menatap seseorang yang masih terlelap dengan berbantalkan lengannya.
Satu lengan bebas jongdae terulur, merapikan anak-anak rambut yunmi dan menyelipkannya di belakang daun telinga istrinya itu. Lagi-lagi pemuda itu tersenyum, di naikkannya selimut yang sedikit melorot itu untuk menutupi tubuh polos yunmi yang sama dengannya.
Beberapa menit berlalu dan jongdae masih menatap yunmi tanpa sedikitpun rasa bosan pernah menghampirinya.
Kedua kelopak mata tertutup yunmi mengerjap pelan dan tepat saat yunmi membuka matanya jongdae tersenyum dengan senyum andalannya.
Satu kecupan mendarat di kening yunmi. "Terima kasih" ucap pemuda itu setelahnya.
Yunmi tersenyum. Wanita itu merubah posisi berbaringnya kemudian menatap lembut jongdae di depannya.
"Maafkan aku" suara yunmi kemudian membuat jongdae yang semula ikut tersenyum mengerutkan kedua alisnya.
"Aku tidak memikirkanmu dan bekerja seolah aku adalah gadis yang masih lajang" lanjut yunmi membuat jongdae mengerti.
Jongdae kembali tersenyum. "Tidak apa-apa, bukankah itu adalah resiko dari profesimu"
"Eummm" yunmi menggelengkan kepalanya di atas lengan jongdae. "Tidak. Bagaimanapun aku adalah seorang istri sekarang. Setelah ini, aku akan mengatur jadwalku dan aku akan mengusahakan untuk pulang setiap harinya"
Senyum jongdae semakin merekah, di peluknya tubuh mungil istrinya erat. Ya, jongdae merasa hatinya melambung tinggi. Bahagia, mungkin hanya kata itulah yang dapat mewakili perasaannya saat ini.
Jongdae merenggangkan pelukannya, di tatapnya yunmi dengan tatapan begitu dalam sebelum kemudian kecupan hangat itu kembali mendarat di bibir tipis yunmi.
"Kau tidak pergi ke kantormu ?" Tanya yunmi pada jongdae yang sedari tadi tidak juga melepaskan pelukannya.
"Bagaimana denganmu ? Kau akan kembali ke rumah sakit ?" Jongdae balik bertanya.
"Ya, karena itu aku harus pergi ke kamar mandi sekarang" jawab yunmi sembari berusaha melepaskan pelukan jongdae darinya.
Yunmi bangkit dari tempat tidurnya. Di lilitkannya selimut yang sebelumnya menutupi tubuhnya itu lalu beranjak menuju kamar mandi.
Jongdae ikut bangkit. Pemuda itu duduk di atas tempat tidurnya dan mengamati langkah pelan yunmi. Jongdae kembali tersenyum sebelum kemudian ia bangkit dan menghampiri yunmi, merangkul wanita itu dan menyamakan langkahnya menuju kamar mandi.
~
Jongdae menghentikan laju mobilnya tepat di depan pintu masuk rumah sakit dimana yunmi berkerja. Pemuda itu menoleh pada seseorang yang duduk di samping kemudinya.
"Aku akan masuk" suara yunmi setelah ia melepas safety belt di tubuhnya. Wanita itu bergegas membuka pintu mobil di sisinya saat tiba-tiba lengan jongdae menghentikannya.
Yunmi berbalik, menatap jongdae dengan satu alis terangkat mewakili pertanyaannya.
"Kau melupakan sesuatu nona ?" Suara jongdae dengan senyum manisnya.
"Eoh ?"
Yunmi masih belum mengerti hingga akhirnya dengan begitu cepat lengan jongdae menarik tengkuknya dan mendaratkan sebuah kecupan di bibirnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Crush On You
FanficTanpa ada angin dan tanpa ada hujan ia bilang ia ingin melamarku ?