Mobil itu Renjun parkirkan di tepi jalanan disebuah savana yang cukup luas. Di sekitarnya, hanya terdapat pohon-pohon kecil yang tidak rindang, rumput-rumput pendek, tanah dengan bebatuan kecil, dan langit senja yang terlihat berwarna sedikit violet dengan gradasi warna jingga, Sisa- sisa jejak terbenamnya matahari beberapa saat yang lalu.
Renjun keluar dari mobil diikuti oleh seorang pemuda berparas imut, kekasih dari seorang Huang Renjun. Zhong Chenle, atau yang Renjun bilang akan menjadi Huang Chenle sebentar lagi.
Mereka melihat jalan yang sepi ini. Tidak ada kendaraan lain yang lewat secara tempat ini merupakan tempat yang bisa dikatakan terpencil karena tidak banyak diketahui orang-orang.
Renjun kemudian duduk di atas bagian depan mobil, memandang sebuah bukit batu di depan sana, diikuti Chenle yang mengambil tempat tepat disebelah Renjun.Mereka Hening.
Renjun kini sibuk memperhatikan wajah dingin Chenle dengan beribu senyuman bahagia di dalam hatinya, sementara anak itu sekarang hanya melamun menatap lurus kedepan dengan sedikit lengkungan senyum di bibirnya, sibuk dengan pikirannya sendiri.
Renjun sangat bahagia bisa melihat wajah Chenle yang biasanya datar atau kadang terlihat murung itu, kini dipenuhi kelegaan dan terlihat lebih tenang.
Renjun tahu, kekasihnya itu sangat senang dengan suasana sunyi seperti ini. Ini membantunya untuk mereset pikirannya, menyingkirkan seluruh pikiran berat di kepalanya agar anak itu bisa lebih rileks. Maka untuk memberi waktu pada kekasihnya merasakan kedamaian ini, Renjun memilih diam dan hanya menggenggam tangan kiri Chenle dengan tangan kanannya.
Chenle menoleh, beberapa saat ia memandang tangannya yang sedang di genggam Renjun. Terasa sangat hangat bahkan terasa kedalam hatinya ditengah cuaca yang berangin ditempat itu. Kemudian dia kembali memandang lurus ke depan. Tidak berani untuk kembali menatap Renjun-ge nya yang kini sedang menunjukkan senyuman tipis penghantar ketenangan itu.
Dalam hati, Chenle sedang tiada hentinya mensyukuri keadaan ini. kekasihnya ini, telah membawa corak warna baru di hidupnya. Chenle, yang semula hanya paham bahwa hanya ada warna kelabu dan hitam saja di hidupnya, kini telah merasa diwarnai dengan kehadiran Gege tampannya itu.
Chenle selalu sulit menemukan waktu baginya untuk bahagia. Atau dia memang tak pernah diberi kesempatan untuk merasakannya? Entahlah memikirkan hal seperti itu hanya akan membuatnya merasa munafik. Ia melewati semuanya bebannya, tentu saja! Ini memang kehidupan. Dan sesakit apapun rasanya itu, kenyataannya Chenle tetaplah bergerak, berfikir dan bernafas. Merasakan seluruh kegelisahannya setiap hari dan menelan itu semua di depan orang-orang, selalu mencoba untuk terlihat baik-baik saja. ya... Terlalu banyak dan menyakitkan masalah-masalah yang dialami Chenle sehari-hari untuk dibawa kemari, malam ini ia hanya ingin berduaan bersama gege nya, dalam suasana yang selalu ia sukai seperti ini."Chenle?"
Renjun memanggil, kemudian menatap kekasihnya.
"Hm?"
Chenle bergumam untuk merespon panggilan dari kekasihnya itu. Dia pun menoleh dan mereka saling berpandangan dengan senyum di bibir masing-masing.
Melihat Chenle tersenyum (sedikit lebih lebar dari biasanya) membuat Renjun dipenuhi rasa bahagia hingga senyumnya otomatis melebar, dia lalu mengangkat tangan Chenle di genggamannya kemudian mencium punggung tangan anak itu dengan lembut.Chenle merasa gugup sekaligus terharu. Ia berniat mememalingkan wajahnya, tapi niatnya urung begitu Renjun kembali berbicara.
"Apa saat ini kau bahagia, Chenle-ya?"
Chenle diam untuk beberapa saat, senyuman di wajahnya melebar tanpa ia sadari, kemudian dia menatap lurus kedalam bola mata kekasihnya.
"Ya, aku sangat bahagia saat ini ge. Aku sangat senang kau ajak kemari"
KAMU SEDANG MEMBACA
Renle Oneshot Series
FanfictionFF Renle yang melintas seketika di otakku^^ Berniat baca? Silahkan~