Hari ini kota Seoul kembali diguyur hujan, dimana-mana basah. Begitupun dikawasan Bangtan SHS. Saat ini terlihat Jisoo tengah berteduh di depan gerbang sekolahnya. Sedari tadi ia tak habis-habisnya menggerutu karena hujan turun disaat yang tidak tepat. Ia menggosokkan kedua tangannya berusaha menghilangkan hawa dingin yang menerpa tubuhnya.
Sekarang sudah sore, dan pasti tidak ada lagi siswa yang masih berada di kawasan sekolah. Ia merutuki kebodohannya karena menolak untuk diajak pulang Jiae tadi dengan alasan ingin mengerjakan tugasnya di perpustakaan. Dan juga ponselnya lowbat. Yah lengkap sekali kan penderitaannya.
"Aish, bodohnya aku"
"Sekarang apa yang akan aku lakukan? Menunggu hingga hujan reda lalu pulang dengan bus? Pasti bus sudah tak ada yang lewat." Monolognya.
Tiba-tiba ada mobil berhenti di depannya. Si pengemudi tersebut menurunkan kaca jendelanya. Dan menyembulah kepala seorang namja dari sana.
"Yak! Kenapa kau masih disini?" teriak namja itu dari dalam mobil.
"Seokjin sunbae? Kau belum pulang?" Tanya Jisoo polos.
"Kalau aku sudah pulang bagaimana bisa aku masih disini? Cepat masuk kemari!" Teriaknya lagi.
Jisoo yang terkejut karena teriakan itu buru-buru berlari masuk ke dalam mobil Seokjin dan mendudukan dirinya disamping namja itu. Kemudian Seokjin menjalankan mobilnya meninggalkan kawasan Bangtan SHS.
"Bagaimana bisa kau masih disana tadi?" Tanya Seokjin masih fokus menyetir.
"Ah itu, aku terlambat pulang karena mengerjakan tugas di perpustakaan."
"Kenapa tak meminta jemputan?"
"Ponselku baterainya habis."
"Dasar," ucap Seokjin menatap yeoja itu.
Jisoo terdiam, sedari tadi ia tak berhenti menggosokan kedua telapak tangannya. Ia tak tahan akan hawa dingin.
Seokjin menoleh menatap Jisoo, menghela napas dan mengambil jaket di kursi belakang.
"Ini pakai." Ucapnya menyodorkan jaketnya.
"Lalu sunbae bagaimana? Ah tidak usah. Kau pakai saja" tolak Jisoo.
"Yak! Cepat pakai atau kau kuturunkan disini?" Akhiri Seokjin.
Perlahan Jisoo mengambil jaket itu dan memakainya, kemudian ia memasukan kedua telapak tangannya ke dalam saku jaket.
Seokjin mengalihkan pandangannya kembali ke depan dan fokus menyetir. Ia menatap AC mobil yang menyala dan mematikannya.
Beberapa saat kemudian..
Mobil Seokjin telah memasuki halaman rumah Jisoo. Ia menghentikan mobilnya dan menoleh menatap yeoja di sampingnya.
"Tertidur?"
Seokjin menghela napas lagi, pantas saja ia sedari tadi tak bersuara. Ia tersenyum menatap Jisoo. Kemudian tangannya terulur untuk menepuk pelan pipi tembam yeoja itu.
"Soo-ya bangun." Ucapnya pelan.
"Ah ne?" Jisoo terbangun. Dan menggosok matanya.
"Sudah sampai, kau tak masuk?"
"Ah ne, Sunbae ikutlah masuk dulu." Ucap Jisoo menatap Seokjin dan dibalas anggukan sekilas oleh namja itu.
Mereka turun dan bergegas masuk. Jisoo membuka pintu dan melepas alas kakinya. Diikuti Seokjin yang mengekor di belakangnya.
"Sunbae duduklah dulu. Aku ingin berganti baju dulu." Ucap Jisoo kemudian meninggalkan Seokjin terduduk disana sendirian.
Tiba-tiba Jungkook yang baru saja keluar dari kamarnya terkejut karena ada namja di ruang tamu. Ia berjalan mendekatinya.
"Siapa kau?" Tanya Jungkook tiba-tiba.
"Seokjin imnida," Seokjin menoleh menatap Jungkook.
"Oh, teman Jisoo nuna ya?" Tanyanya lagi.
"Ah iyaa." Angguk Seokjin.
"Dia pun-"
"Wah siapa ini?" Perkataan Jungkook terpotong oleh perkataan eomma Jisoo.
"Teman nuna imo" balas Jungkook.
"Oh, tampan sekali" ucap eomma Jisoo menatap Seokjin.
"Gomawo ahjumma" balas Seokjin tersenyum.
"Yak, apa aku terlihat tua hingga kau memanggilku ahjumma? Panggil imo saja" balas eomma Jisoo.
"Ah ne, imo" balas Seokjin mengiyakan.
Beberapa saat kemudian Jisoo menuruni tangga dan berjalan mendekat ke arah mereka. Ia melihat Seokjin tengah mengobrol dengan Eomma dan Jungkook.
"Sunbae, kau mau minum? Aku ambilkan ne?" Tanya Jisoo menatap Seokjin.
Mereka berhenti mengobrol dan menoleh menatap Jisoo yang baru saja datang.
"Ah tidak usah. Aku langsung pulang saja."
"Aish, kenapa langsung pulang. Lagipula masih hujan diluar." Balas eomma Jisoo.
"Tak apa imo, aku membawa mobil" balas Seokjin.
"Yasudah, kalau begitu." Ucap Jisoo.
Setelah berpamitan dengan Eomma Jisoo, Seokjin beranjak dari duduknya. Jisoo mengantarnya sampai ke depan. Dan memayunginya hingga di depan pintu mobilnya.
"Oh iya sunbae, gomawo ne sudah mengantarku pulang." Ucap Jisoo tersenyum manis ke arah namja itu.
Deg.
Seokjin terdiam menatap Jisoo. Jantungnya berdetak. Tatapan mereka bertemu. Mereka sama-sama terdiam. Hanya derai air hujan yang terdengar mengisi suasana.
"I-iyaa, tak usah dipikirkan." Ucap Seokjin mengalihkan pandangannya.
"Aku pulang ne." Ucap Seokjin menoleh dan mengacak rambut Jisoo--Ia sendiri sebenarnya tak merencanakan untuk melakukan hal itu--Jisoo terpaku pada perlakuan Seokjin. Tak pernah ia melihat sunbaenya itu berlaku halus seperti ini. Biasanya ia akan pergi tanpa memperdulikan apapun.
Tak ingin berlama-lama terjebak dengan suasana awkward ini, Seokjin bergegas masuk ke dalam mobil. Menyalakan mobilnya dan kembali tersenyum menatap Jisoo lalu melajukan mobilnya meninggalkan halaman rumah Jisoo.
~~~
Jisoo memasuki kamarnya, ia merebahkan tubuhnya di ranjang. Ia kemudian mengacak rambutnya sendiri seperti yang dilakukan Seokjin tadi. Ia tersenyum memikirkan sunbaenya itu.
Ia merasakan ada sesuatu yang ganjal dipikirannya, seperti ada hal yang terlupakan olehnya. Ia berusaha mengingat-ingat lagi.
"Oh iya!"
Jisoo terduduk, kemudian beranjak mendekat kearah meja belajarnya. Ia menatap jaket yang tergelatak disana.
"Jaket Seokjin sunbae,"
Tbc.
Pikun sih, jadi lupa deh.
Ehehe.Yadah, jan lupa voment ya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Triangle Life
FanfictionJika kamu harus memilih antara orang yang kamu cintai atau orang yang mencintaimu, mana yang akan kamu pilih?