26

1.5K 77 17
                                    

Ketika hujan turun..
Pelangi tak selalu datang setelahnya,Tapi..
Pelangiku muncul begitu saja,
Bukan setelah redahnya hujan,
Tetapi ketika sang hujan masih dengan derasnya,
Mengalir disetiap sudut mataku,Membasahi raut wajahku,
Yang disambut pelangiku kemudian,
Dan dengan mudahnya ia muncul secara tiba-tiba,
Setelah aku tak lagi menginginkannya,Setelah aku berusaha terbiasa tanpa sang pelangi setelah turunnya hujan.

-Tichania A.

***

"Tapi aku ragu, janjimu selalu ingkar," ujar Tichania seraya melepaskan tautan kelingkingnya dengan Ray.

"Percayalah Cha.."

"I tried to believe you, but i can't," balas Tichania.

"Kenapa? Bukankah kamu sangat mencintaiku?" tanya Ray sedikit kecewa.

"Ya, dan aku menyesal telah melakukan itu." Ray sungguh tidak percaya dengan apa yang dikatakan oleh Tichania. "Apa yang membuatmu menyesal?" tanya Ray kepada Tichania.

"Karna mencintaimu menyakitkan buatku," jawab Tichania. "Aku terluka dengan semua itu," lanjutnya.

"Maaf.." Ray menundukkan kepalanya, ia menyesal.

"Terlambat Kak." sebenarnya Tichania tak sanggup untuk mengatakan hal itu, tapi mau bagaimana lagi, ia hanya takut, takut untuk mengulang kesalahan yang sama pada orang yang sama.

"Kamu membenciku?" Tichania mengangguk mantap. "Apa kamu masih mencintaiku?" tanya Ray sekali lagi dan menatap mata Tichania lekat-lekat.

Tichania diam. Ia menundukkan kepalanya. "Lihat aku Cha!" seru Ray kepada Tichania.

Tichania menggeleng. "Aku tidak mencintaimu," jawabnya.

"Lihat aku! Aku mau kamu bilang seperti itu dengan menatapku!" suruh Ray, namun Tichania tetap menundukkan kepalanya.

"Berarti kamu bohong, kamu masih mencintaiku."

Dengan cepat Tichania mendongakkan kepalanya dan menatap intens mata milik Ray, kemudian ia berkata, "Aku tidak mencintaimu!"

Ray tidak percaya bahwa Tichania benar-benar mengatakan hal seperti itu kepadanya. Dadanya sesak seperti disambar petir.

Tichania pergi meninggalkan Ray begitu saja.

"Apa gue terlalu jahat sama dia.." lirih Ray. "Gue emang bodoh." Ray memukuli kepalanya dengan tangannya sendiri.

Ara yang sebenarnya dari tadi menguping pembicaraan Tichania dengan Ray namun ia bersembunyi dibalik semak-semak, ia pun kemudian menghampiri Ray.

Ray mendongak melihat ada seseorang yang menghampirinya. "Fah.." lirihnya. "Dia udah gak cinta sama gue," lanjutnya.

Ray menepuk pundak Ray berniat untuk menenangkan. "Yang sabar, mungkin ini juga salah lo, karna lo telah mematahkan hati dia saat dia benar-benar yakin kalo cinta itu ada," ujar Ara.

My Life With YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang