Fingertips (JinHoon / WinkDeep Fic)

Untitled part

Proudly Present

A Produce 101 Fiction.

"Fingertips."

Bae Jinyoung x Park Jihoon

Rate T

© Lee Mico Malfoy

[!] BoysLove. Alur kecepetan. AU! Typos. OOC. DLDR s . ayan . g :)

.

.

.

"Jinyoung, aku ada rapat OSIS lagi. Aku rasa, aku akan pulang terlambat. Mungkin... Kita tidak bisa pulang bersama hari ini." Jinyoung memandang Jihoon yang memasang raut bersalah dihadapannya dengan tatapan datar. Jinyoung tak menjawab, hanya mengangguk menanggapi perkataan kekasihnya tersebut.

"Kau marah?" Dan lagi, hanya sebuah gelengan yang menjadi jawaban atas ucapan Jihoon. Pemuda Park itu merengut.

"Bae Jinyoung, bisakah kau menjawab ucapanku?" Jihoon memandang kesal pada kekasihnya. Bicara dengan Jinyoung terkadang memang membutuhkan kesabaran.

"Apa yang harus ku jawab?" Jihoon mengerling malas.

"Apa kau marah karena aku tidak bisa pulang denganmu? Apa kau marah karena aku sibuk? Apa kau marah karena aku malah lebih menghabiskan banyak waktuku dengan orang lain dibandingkan denganmu?" Park Jihoon dan segala pertanyaan bodohnya. Jinyoung tersenyum samar. Mengapa di dunia ini ada makhluk yang begitu menggemaskan seperti Jihoon fikirnya.

"Tidak." Ingin rasanya Jihoon meninju wajah tampan kekasihnya saat ini juga. Tidak bisakah ia bericara sedikit lebih banyak ketika dengan Jihoon? Huh menyebalkan.

"Kau selalu bersikap seperti ini. Kau tidak pernah protes jika aku tidak disampingmu. Kau tidak pernah terlihat err- cemburu padaku. Apa kau tidak pernah rindu padaku? Kau bahkan tidak mau membeberkan hubungan kita dan tidak pernah berbicara padaku selama berada dikelas. Apa kau tidak menyayangiku?" Jihoon menunduk. Matanya mulai terasa berembun. Yap, beginilah Park Jihoon jika sudah di depan Bae Jinyoung, semua sifat keras kepala dan tangguhnya akan berganti menjadi sifat cengeng dan manja.

"Jihoon.." Jinyoung meraih dagu yang lebih tua, membuatnya mendongak menatap manik miliknya. Ia bisa melihat wajah Jihoon yang mulai memerah dan siap menangis. Manis. Mungkin jika mereka bukan sedang berada di sekolah, Jinyoung sudah pasti akan melakukan 'hal lebih' pada Jihoon sekarang juga.

"Jika aku tidak pernah protes, bukan berarti aku tidak peduli padamu. Jika aku tidak pernah terlihat cemburu, bukan berarti aku tidak cemburu. Jika aku tidak mau membeberkan hubungan kita, bukan berarti aku tidak mau mengakuimu sebagai kekasihku. Aku hanya mencoba mengerti dan tidak ingin membebanimu dengan semua egoku. Aku bahkan harus menahan rindu karena kita hanya bisa saling bertatap selama dikelas tanpa saling bertegur sapa, aku hanya tidak mau kau di jauhi atau di ganggu karena ketahuan menjadi kekasihku. Aku selalu merindukanmu bahkan jika kita tidak bertemu barang semenit. Dan yang harus kau tau, aku menyayangimu lebih dari yang kau tau." Jihoon mengerjap lucu mendengar jawaban Jinyoung. Sungguh, Ini pertama kalinya Jinyoung berbicara begitu panjang. Dan belum sempat jantungnya berdegup normal karena respon Jinyoung, jantungnya kembali berdegup cepat karena kecupan singkat pada bibirnya. Hanya sebuah kecupan singkat memang, tapi sialnya sanggup membuat Jihoon memerah padam.

"Sudah mengerti? Nah, sampai bertemu lagi setelah rapat." Jinyoung tersenyum simpul sebelum melenggang pergi, meninggalkan Jihoon yang masih terpaku dan mencoba memproses kejadian yang menimpanya barusan.

.

.

.