MENOPANG dagunya di atas meja, Velin menunggu Devin di dalam kelasnya, kelas 5B. Jam istirahat sudah berbunyi 5 menit lalu. Namun, belum ada tanda-tanda Devin menjemputnya untuk pergi ke kantin bersama. Teman-teman kelasnya, sudah banyak yang berhamburan keluar kelas, tinggal Velin sendiri di kelas.
Velin mengalihkan matanya saat melihat kepala Devin yang melongok ke dalam kelas, lalu Devin memberi isyarat untuk keluar. Dengan senang, Velin langsung keluar kelas menghampiri Devin.
"Kamu kok lama banget..." ucapan Velin lantas terhenti kala melihat Devin yang berdiri di luar kelas bersama perempuan di sebelahnya.
"Dia siapa?" Velin bertanya dengan kening mengerut.
Perempuan itu tersenyum lalu mengulurkan tangannya, "Thalita."
Velin menatap Devin dan tangan perempuan itu yang terulur bergantian, kemudian Velin menerima uluran tangan dia, dan berkenalan. "Velin."
Velin melepaskan tangan perkenalan mereka lalu menatap Devin meminta penjelasan untuk kebingungannya.
"Thalita ini anak baru di kelas gue," jelas Devin.
Velin manggut-manggut mengerti.
"Ayo katanya mau ke kantin!" Devin menarik tangan Velin. Dan melupakan Thalita yang berdiri di sebelahnya. Jika saja tangan Velin tidak juga menarik tangan Thalita ikut, Devin benar-benar melupakan kehadiran Thalita.
Velin kira Devin akan melupakannya karena mempunyai teman baru ternyata tidak. Dan Velin tersenyum karena itu.
●●●●
Hampir setahun lebih sudah mereka bertiga berteman, tetapi Devin masih peduli padanya, malah Devin melupakan keberadaan Thalita, seakan hanya ada mereka berdua seperti hari-hari biasanya sebelum Thalita menjadi teman mereka.
Menunduk, Velin menatap kakinya yang dia goyangkan. Duduk di atas bangku taman, menunggu Devin membelikannya es krim bersama Thalita.
"Nih," suara Devin bertepatan dengan es krim yang disorongkan ke arahnya lantas membuat Velin mendongak lalu tersenyum dan menerima es krim tersebut.
"Makasih," gumam Velin.
Devin mengangguk sembari duduk di sebelah Velin.
Menyadari sesuatu Velin bertanya, "Mana Thalita?"
"Lagi beli es krim," jawab Devin tak acuh.
"Ish, maksudnya kenapa kamu nggak nungguin dia." Velin kesal dengan sikap cuek Devin.
"Kalo gue nungguin Thalita, nanti lo kelamaan nunggu es krimnya, Ve," balas Devin lagi.
Cemberut, Velin mengalihkan pandangan pada es krimnya. Lalu membukanya.
Tak lama Thalita kembali dengan mangkuk es krim di tangannya. Dan sudah mulai memakannya.
"Kamu lama banget?" tanya Velin kala Thalita sudah duduk disebelahnya.
"Tadi nggak ada kembalian, jadi dicari dulu deh," Jawab Thalita.
"Oh." Velin bergumam sembari tersenyum.
"Kamu mau?" Thalita menawarkan es krimnya yang entah kenapa terlihat enak dibandingkan punyanya yang hanya berasa cokelat. Es krim bewarna pink, dan tanpa pikir panjang Velin mengangguk.
Thalita menyendokkan es krimnya lalu menyodorkannnya kepada Velin. Belum sempat Velin menerima suapan es krim tersebut. Tiba-tiba tangan Devin melewati punggung Velin dan membuang sendok es krim milik Thalita.
KAMU SEDANG MEMBACA
Velina My Love ✓
Teen Fiction[SELESAI] [follow terlebih dahulu untuk membaca] Menceritakan tentang persahabatan antara Devin 'si cuek' dan Velin 'si cerewet'. Bermula dari janji dan masa lalu yang mengubah kehidupan mereka berdua. •Karena janji, Velin meninggalkan Devin selama...