(Disarankan untuk membaca sambil mendengarkan lagu Akdong Musician berjudul Will Last Forever)
.
..
...
....
Kita hanya terlalu kecil, mencoba bertahan dalam dunia besar diluar sana yang tak bersahabat dengan dunia kecil yang kita bangun bersama.
.
Walau impianku pergi, namun akan kupastikan bahwa impianmu takkan pergi.
.
.
Pertemuan pertama kami sangat indah. Saat itu langit tengah menghadiahi makhluk bumi dengan tetesan kemuliaannya. Aku berjongkok di bawah pohon mangga memeluk lutut. Dengan langkah kecilmu, kau menghampiriku bersama dengan payung dan sepatu boot biru. Menyerahkan pelindung tubuhmu itu kepadaku sehingga kami berada di bawah lindungan yang sama. Kau menuntun langkahku kembali memasuki tempat kami hidup.
Kami anak yang berbeda.
Tak pernah lekang setiap harinya akan lirih harapan yang timbul di hati. Memori kami takkan pernah lupa bagaimana wajah anak yang datang, bagaimana wajah anak yang pergi. Aku termasuk kedalam anak yang baru datang. Entah hal apa yang menyebabkanku hidup di tempat seperti ini, otak mungilku tak mampu merangkainya.
Aku tak mampu beradaptasi, aku tak mampu menyesuaikan diri. Saat itu ketika anak-anak lain menikmati makan siang, aku yang tak berselera memisahkan diri untuk berjongkok di bawah pohon mangga, tak peduli akan pakaian basah. Aku bersenandung, aku ingin menangis, aku merindukan sesuatu namun aku tak tahu hal apa yang kurindukan.
.
Kau adalah anak yang pendiam. Namun bibir mungil merah mudamu tak lelah mengulum senyum. Anak pertama disini. Bersama boneka rubah kuning yang tak pernah hilang dari tangan halusmu. Usia tempat ini sama dengan usiamu, delapan. Sama pula denganku.
"Jika besar nanti, aku ingin mendirikan taman bacaan anak-anak, dengan perosotan dan ayunan berwarna biru di sampingnya dan seekor anjing yang menjadi favorit anak-anak disana."
Saat itu di sore hari kami baru saja selesai menyiram tanaman yang disusun di dalam pot, bersejejer di teras luas tempat kami tinggal. Mengungkapkan isi hati tentang apa yang akan kau lakukan di masa mendatang.
Dengan senyum yang selalu menawan, bersama dengan rona merah muda yang menghiasi pipi lembutmu, membuatku semakin menyukaimu. Kau selalu membuatku semakin jatuh dalam pesonamu.
"Aku ingin mengenalkan mereka pada kehidupan, mengajarkan berbagai hal dan bermain petak umpet. Aku sering mendengar orang dewasa berkata bahwa anak-anak adalah harapan dan masa depan dunia berada dalam genggaman tangan anak-anak."
Dan sekarang tanganmu dengan mantap memegang wortel, membiarkan dua ekor kelinci menikmati makanannya sesekali kau akan mengelus bulu-bulu lembut itu. Ah, aku iri pada kelinci itu.
Kaulah anak paling manis di tempat ini.
Aku memang belum memiliki rencana di masa depan, berbeda denganmu yang selalu berbinar jika membayangkan hal itu. Tapi bisa kupastikan bahwa kau akan menjadi bagian dari masa depanku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Will Last Forever
FanfictionKuharap semua impian itu masih kau genggam. Impianmu yang besar dan lugu. Karena aku tahu kau tak mampu maka biarkanlah aku yang mewujudkannya untukmu, sesuai permintaanmu. Walau kita berantakan dalam kehidupan yang sempit dan gila ini. Songfict : A...