1. Prologe ( Keputusan )

6.5K 305 13
                                    

Disclaimer : Naruto © Masashi Kishimoto

Pairing : Sasusaku
Warning : Typos, Gaje, OOC dan lain-lain
Rated : T+M
Genre : Romance, Friendship, and Hurt/Comfort ( mungkin )

Happy Reading...

Seorang pria berumur dua puluhan sedang duduk di ranjang sebuah kamar bernuansa pink tersebut. Memperhatikan seseorang yang sedang sibuk mengepak baju dan barang-barang lainnya.

"Apa kau yakin dengan keputusanmu ini?" tanya pria berambut merah itu.

"Hemm .. Yeahh aku yakin." jawab gadis berambut pink yang masih sibuk dengan baju-bajunya tersebut.

pria tersebut merebahkan diri kasur yang sedang di dudukinya, "Tapi kenapa mendadak sekali Imouto?"

Gadis bermata emerald itu berdiri dan membalikkan badannya menghadap pria yang ternyata kakaknya tersebut, "Sebenarnya aku sudah lama memikirkannya, aku ingin mengatakannya pada tou-chan dan kaa-chan tapi aku takut di tolak oleh mereka jadi yaa.. Aku menunggu hingga nii-chan pulang untuk mengatakan dan meminta ijin mereka .. Karena aku yakin mereka tak akan menolaknya.. Lagi pula aku juga bosan disini nii-chan." jelasnya seraya menaruh tangan kanannya kepinggangnya.

"Dan selamat, kau berhasil imotou." Sasori menghela nafas sambil melihat ke arah adiknya.

"Tapi kau tahukan kalau disana nanti kau akan lebih banyak sendiri, tugas kuliahku menumpuk sehingga membuatku jarang pulang dan bahkan terkadang aku harus menginap dirumah teman. Aku takut kau akan merasa kesepian dan terjadi sesuatu padamu." tambahnya.

Gadis bernama sama dengan bunga kebanggaan jepang itu hanya memutar kedua bola matanya.

"Ya aku tahu nii-chan, kau tak perlu khawatir. Aku bukan gadis berusia 5 tahun yang cengeng untuk dibelikan permen lagi." ucapnya seraya kembali menekuni pekerjaanya yang tertunda.

"Tapi tetap saja Saku .. Disana berbeda dengan disini, konoha adalah kota yang besar tidak seperti Suna!" Sasori masih mrmperhatikan adik kesayangannya.

"Tenanglah nii-chan aku yakin aku baik-baik saja, lagipula disana ada Ino kau tak perlu terlalu khawatir." ujar Sakura tersenyum.

"Ino pasti akan banyak membantuku dan melindungiku nii-chan, tenang saja." tambahnya lagi mencoba untuk menyakinkan kakaknya.

"Hahh.. " menghela nafas, Sasori beranjak dari kamar adiknya tersebut.

"Baiklah jika itu keputusanmu Saku, kau memang keras kepala .. Sebaiknya kau segera beristirahat agar besok tidak bangun kesiangan dan akhirnya kita terlambat ke Konoha."

"Hu.um setelah ini selesai aku akan segera tidur nii-chan."

"Baiklah nii-chan akan istirahat, oyasumi Saku."

"Oyasuminasai nii-chan." balas Sakura.

Setelah selesai dengan kesibukannya Sakura segera merebahkan diri di ranjang single sizenya, ia menutup matanya dengan satu lengannya.

"Kuharap ini yang terbaik." gumamnya sebelum dia terlelap tidur bersama mimpinya.

.
.
.

"Apa semua sudah kau siapkan Saku .. Apa tidak ada yang terluka atau tertinggal?" tanya seorang wanita bernama Haruno mebuki tersebut.

"Sudah kaa-chan semuanya sudah Saku siapkan tidak ada yang tertinggal lagi." jawab Sakura.

"Baiklah kalau begitu, kau hati-hati ya disana, jaga dirimu baik-baik, jangan suka ceroboh, jangan telat makan, istirahat yang cukup, jangan keluyuran, bersikap baik sama semua orang, jang.. " belum selesai bicara Sakura memotong ucapan ibunya.

"Ha'i ha'i kaa-chan aku mengerti kau sudah mengatakan itu berkali-kali tadi.. Kau tenang saja tak perlu kawatir aku akan menjaga diriku baik-baik dan lagipula aku tidak sendiri ada Saso-nii bersamaku." ucap Sakura.

Begitulah ibunya dia terlalu khawatir dengab anak-anaknya, sebenarnya keinginan Sakura pernah ditolak mentah-mentah oleh ibunya, akan tetapi dengan alasan dia akan tinggal bersama Sasori Dan bujuk rayuannya akhirnya dia disetujui oleh ibubya untuk melanjutkan sekolahnya di salah satu sekolah ternama di Konoha dengan mendapatkan beasiswa di sekolah tersebut, ayah serta ibunya sangat terkejut dengan apa yang di katakannya, bahwa ia telah mendapatkan beasiswa disekolah terelit di Konoha tersebut. Mereka tak menyangka bahwa putri mereka bisa masuk sekolah tersebut dengan jalur beasiswa.

"Ya baiklah baiklah ibu percaya padamu." kata Mebuki.

"Sebaiknya kalian cepat berangkat sebentar lagi pesawat kalian akan berangkat." ucap ala keluarga pada akhirnya buka suara.

"Sasori jaga Sakura baik-baik, dan Sakura jangan menyusahkan kakakmu." tambahnya lagi.

"Tenang saja tou-chan aku akan menjaga Saku sebaik-baiknya, kami berangkat." jawab Sasori seraya memeluk ayah dan ibunya singkat.

"Kami berangkat tou-chan kaa-chan." kata Sakura seraya ikut memeluk kedua orangnya singkat.

"Kalian berhati-hatilah, jaga diri kalian baik-baik." nasehat Kiazhi.

"Wakatta tou-chan, ayo Saku." jawab Sasori.

"Humm.." menganggukkan kepala, "Jaa ne tou-chan, kaa-chan." ujar Sakura seraya melambaikan tangan pada kedua orang tuanya dan segera menyusul kakaknya yang telah lebih dahulu jalan di depannya.

.
.
.

Sudah setengah jam yang lalu Sakura sampai di Konoha dan sekarang dia sudah berada di apartement kakaknya yang ada di lantai 20, cukup tinggi memang namun keadaan di apartement milik kakaknya ini sangatlah nyaman dan tenang. Kakaknya memang suka akan ketenangan dan terhindar dari kebisingan ataupun keributan, tak heran hika kakaknya memilih dan menyewa apartement yang cukup tinggi tersebut.

Apartement Sasori tidak luas dan tidak terlalu sempit, memiliki 2 kamar tidur dengan kamar mandi di masing-masing kamar. Dapur dan meja makan yang rapi, dan sofa berwarna putih dan tivi 21 inc di ruang tamu.

Mereka berdua kini tengah bersantai di ruang tamu atau lebih tepatnya Sakura yang bersantai karena Sasori sibuk akan buku-buku yang ada di meja hadapannya. Dia mengerjakan tugas dengan duduk di karpet dan bersandar dikaki sofa. Sedangkan Sakura, dia sedang tidur terlentang di sofa sambil menatap kakaknya yang tampak serius dengan tugas-tugasnya.

"Ne, Saso-nii besok kau kuliah jam berapa?" tanya Sakura.

"Besok aku kuliah pagi sekitar jam tujuh .. Ada apa memangnya?" Sasori masih berkutat dengan tugas yang ada dihadapannya.

"Tidak, tidak ada apa-apa .. Apa kau tidak capek nii-chan, setelah tiba disini kau langsung berhadapan dengan buku-buku itu?" Sakura masih setia memandangi kakak merahnya yang sedang asyik mengejakan tugas-tugasnya.

"Kalau di katakan capek ya capek Saku .. Tapi ini sudah menjadi kewajibanku sebagai seorang pelajar. Lagi pula tugas ini harus ku serahkan besok pada dosenku." Jawab Sasori enteng.

"Kau istirahatlah bukankah besok hari pertamamu sekolah?" tambah Sasori.

"Ya baiklah, kau benar nii-chan .. Kalau begitu aku tidur dulu." Sakura bangkit dari sofa dan berjalan menuju kamar barunya. "Oyasumi nii-chan.".

"Hemm.. Oyasuminasai Saku." balas Sasori tanpa mengalihkan perhatiannya pada buku tugasnya. "Huaahhh.. Kenapa ini sangat sulit sekali!" raung Sasori sambil mengacak rambut merahnya.

.
.
.

'Brukk'

"Hahh.. Semoga besok adalah haru yang baik.. " guman Sakura seraya merebahkan diri di ranjang queen sizenya.

"Ya semua akan menjadi lebih baik.. Oyasumi Sakura." katanya lagi pada diri sendiri seraya memejamkan kedua matanya, tidur.

.
.
.
.
.
.
Tbc...

Yeee babol mempublish lagi cerita ini.. :'v ada yang kangen kah?? 😄😅😅 well ini cerita pertama babol yang pernah ku hapus.. Tapi kini ku publish lagi :'v semoga betah n gak bosen yaa.. 😅😅 ok satu lagi .. Ini up nya pelan2 yak.. Gak terburu2 😇😇😆 see you guys 😊😘😘

The Season of Love in the Leaf (Revisi)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang