DI sebuah sekolah dan lebih tepatnya di sebuah lapangan basket. Beberapa pria dan wanita tengah berkumpul dan berbaris menghadap kepada sang pelatih.
"Baik anak-anak, siapkan mental dan fisik kalian untuk pertandingan, mengerti?" ujar sang pelatih
"Mengerti,"
Seorang pria dengan tatapan datar menghadap ke pelatih tanpa menjawab pertanyaan tersenyum
"Baik, saatnya kalian boleh game bebas," ujar sang pelatih dan membubarkan barisan mereka.
Pria itu berjalan ke arah 2 temannya dekat dengan koridor tengah menegukkan minuman.
"Ran, yuk main," ajak salah seorang teman timnya, ia mengganguk pelan dan mengikuti orang tersebut yang tak lain adalah kaptennya, Devan.
Randy melihat ke arah 2 temannya yang tengah bercanda ria melihat ke arahnya, ia fokus memainkan pertandingan game.
Setelah mereka dinyatakan menang, Randy berjalan ke arah koridor dan menegukkan minumannya.
"Lo masih mau main juga? Katanya tadi capek," ujar Edward dengan nada sinis
"Iya nih, tapi kok kuat ngegame ck," balas Nathan ikutan nimbrung.
Randy hanya mendatarkan mukanya dan menegukkan minumannya kembali.
Pandangan menatap ke arah seorang perempuan berambut pirang asli yang tengah melakukan pemanasan di tengah lapangan.
Tak lama kedua bola matanya bertubrukan dengan bola mata milik sang gadis tersebut, sang gadis tersenyum ke arahnya dan ia segera membuang pandangannya.
"Lo lihatin siapa?" tanya Nathan penasaran ketika melihat Randy segera membuang muka.
Randy terdiam dan mendatarkan mukanya. Ia sama sekali tak memperdulikan perkataan temannya itu.
"Woy yang di sana, ngumpul dulu ke sini," teriak Alvaro dari tengah lapangan.
Randy dan kedua temannya itu berjalan ke arah kumpulan pemain basket, mereka tengah melakukan strategi untuk pertandingan bulan depan.
"Jadi bagaimana, ada yang kurang dengan strategi ini?" tanya Devan sang kapten basket yang berada di barisan depan
Semuanya menggelengkan kepalanya begitupula dengan Randy.
"Mesra Team, we can," ujar Devan sambil menyatukan tangan-tangan mereka.
Setelah itu, Randy berjalan keluar dari lapangan basket. Sebelum benar-benar meninggalkan lapangan basket, ia menoleh ke arah belakang.
Pandangan tertuju kepada seorang gadis berambut pirang tadi yang sekarang tengah melakukan dribble.
Ia tersenyum kecil, sangat kecil sehingga orang-orang tidak bisa melihat senyumnya ke arah sang perempuan tersebut.
Setelah itu, ia segera berbalik dan segera menuju ke parkiran untuk pergi pulang ke rumahnya.
**
A/n : VOTE!
KAMU SEDANG MEMBACA
My Cool Boy【✓】
Teen FictionBuku Kedua dari series 𝑴𝒆𝒔𝒓𝒂 𝑯𝒊𝒈𝒉 𝑺𝒄𝒉𝒐𝒐𝒍✔ (2018/09/30) Dingin, itulah sifatnya kepada semua orang terkecuali orang yang benar-benar dekat dengannya. Randy Pangestu yang memiliki tampang seperti seorang pangeran yang menjadikannya seba...