Skinny Love [I]

212 6 0
                                    

 ➳ SKINNY LOVE [I]

 ➳ Status : Unedited

 ➳ A/N : Some part has been changed.

 ©xgreysonxo

   Dentingan air hujan yang turun di pagi hari semakin membuat mata Cander mengantuk saja. Fakta bahwa ia melakukan hal itu lagi tadi malam juga tidak membantu. Ia mencoba mencegah untuk menguap karena mata Ms. Robinson yang setajam elang sedari tadi menatap muridnya, menunggu salah satu dari mereka membuat pelanggaran selagi mengerjakan kuis yang ia berikan hari selasa ini. Kertas detention yang sepertinya selalu muncul tiba-tiba dari balik lengan baju Ms. Robinson sudah sering berpindah tangan ke genggaman Cander. Jadi untuk mendapatkan hukuman seperti itu sudah seperti bagian hidupnya di sekolah. Bukan Cander namanya bila setiap minggu ia tidak mendapatkan setidaknya satu detention. Namun bukan berarti ia sudah terbiasa dengan suara guru kimia yang galak tersebut. Suaranya seperti kuku yang digarukkan di papan tulis, membuatnya ngilu. Ia melirik jam, 9.30. Pergantian pelajaran masih lama. Kepalanya terangguk-angguk. Menandakan usahanya untuk tidak tertidur gagal.

   'Beberapa detik saja... Biarkan aku tertidur...'

   Ia pun menyerah. Kepalanya terkulai ke lipatan tangannya. Masalah hukuman bisa ia urus nanti. Ia terjatuh semakin jauh ke dunia mimpi. Jauh... Jauh... Hingga siluet hitam berada tepat di depannya. Siluet itu berlari meninggalkan Cander sendiri di ruangan putih itu. Ia menoleh, mencari ke mana dia pergi, mengapa ia di sini, mengapa ia mengalami semacam déjà vu. Kalau saja ia punya jawaban dari pertanyaan yang dilontarkan pikirannya itu. Ia mengelilingi ruangan itu, mengetuk dindingnya, hingga dinding itupun rapuh dan terdapat sebuah tam-

   "-Ms. Patterson!" Teriakan Ms. Robinson menyentakkannya, menyadarkannya akan kondisinya yang berada di kelas kimia. Cander pun terbangun kembali, seraya tak sengaja kembali melihat jam, 9.50. Tatapan seluruh kelas berada padanya saat ini, membuat pipinya memerah. Matanya mulai terasa sembab. Ia mengucek matanya kasar. Ia mengumpat guru yang pendek dan kelebihan berat badan itu di hatinya.

   "Cepat keluar dari kelas ku! Aku tak mau ada anak yang pemalas disini! Jangan lupa hukumanmu menunggu sehabis sekolah." Kata Ms. Robinson sambil menyeringai. Tangannya yang terlalu gendut menunjuk pintu kelas. Mungkin kondisi fisik Ms. Robinson yang gendut membuatnya belum juga menikah.

   "Aku akan menemuimu sesudah pelajaran di tempat biasa." Bisik Lala, sahabat Cander sambil melontarkan seulas senyum ke arahnya. Cander pun melirik Lala yang duduk di sebelahnya dan mengangguk kecil.

   "Oke Miss." Dengan ekspresi datar Cander pun segera keluar dari kelas itu. Cander membuang nafas lega setelah keluar dari kelas. Ia bersandar di dinding berwarna orange-hitam, warna yang melambangkan sekolahnya yang bermaskot harimau.

   "Huh, guru gendut pemarah!." Kata Cander dengan ekspresi jijik sembari memutar arah dan dan pergi menuju ruangan tempat ia beristirahat, ruangan bekas kelas Biologi yang tidak terpakai lagi. Ruangan ini terdapat di gedung yang lumayan jauh dari kampus. Gedung ini terkena musibah kebakaran beberapa tahun lalu. Namun kelas ini masih layak untuk disinggahi.

   Ia melewati lapangan sekolah, di mana tim football mereka sedang latihan untuk menempuh musim pertandingan di September. Bisa dibilang mereka ingin menjadi lebih baik sehabis tahun kemarin dimana mereka dikalahkan oleh saingan mereka, Ben Lomond High. Namun Cander yang merupakan orang yang tak peduli dengan olahraga sekolah mereka hanya mendengar kabar angin tersebut, bukannya merasakan panasnya lapangan pada game ‘Iron Horse’.

Skinny LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang