Tekad Dan Tujuan

115 14 7
                                    

Zakka, aku kerap dipanggil orang dengan nama itu. Aku adalah murid di kelas 1b di SDIT AL-Anwar dan tentunya sekelas dengan Ikhsan. Kami berkenalan saat hari pertama sekolah.
Karakterku disini seorang yang murah senyum, suka jail, dan suka memerintah. Oh ya, aku juga tidak mau kalah dari yang lain, oleh sebab itu aku suka menyaingi temanku. Tak ada salahnya kan bersaing dalam kebaikan.

Jujur saja aku sendiri orangnya suka memberi nasihat, bisa dibilang negesi. Entah salah atau benar pokonya aku anggap benar. Hhh... Aku rada geli dengan karakterku yang dulu. Satu lagi, percaya diriku kualitas A bakso mewah anti borax. Aku dilahirkan berselisih satu tahun dengan Ikhsan. Ikhsan orangnya asik, mudah bergaul dan 1/4 karakter nya mirip denganku. Lebih jelekan karakterku sih. Yah, udahlah kita ke inti ceritanya.

Hari pertama sekolah dasar, hari yang menjadi catatan hidupku. Aku hanya kenal 1 teman TK ku. Pada masa perkenalan itulah yang menjadi sejarah setiap kehidupan seseorang. "Anak anak, ayo perkenalkan diri kalian dengan menyebutkan nama, alamat, serta cita cita!, dari Aflakhul muzzaka".

Namaku di panggil duluan. Jujur aku membenci absen pertama. "Nama saya Aflakhul, rumah saya di Mojosari, cita cita saya jadi guru".

"Bagus, sekarang Aini!". Guruku memanggil absen 2 yang pada saat ujian duduk sampingku.

"Nama saya Aini rohmah masruroh, cita-cita jadi girl band Korea" aneh, memang aneh. Tapi itu kemauannya, terserah apa yang diinginkannya, dan disaat nama terakhir di panggil

"Sekarang yang terakhir, Jiva puspita" absen terakhirpun dipanggil olehnya.

"Mmm... Nama saya Jiva, alamat dusun Gedang, cita cita jadi... Mmm... Apa ya? Kucing aja deh!". Semua orang tertawa, dan aku rada geli mendengarnya yang ini bukan aneh lagi tapi mbahnya aneh, mbelll. Mimpi apa gue bisa sekelas dengan yang beginian. Udah disyukurin aja dah.

Aku belum akrab sama Ikhsan di kelas 1 ini. Ia sama sekali tidak perduli denganku. Hanya sedikit teman yang kumiliki, hingga guruku memberikan semangat padaku. Aku dikucilkan, dan tatapan mata mereka terasa aneh di lubuk hatiku. Tapi tekadku kuat, impianku ku menjadi ketua kelas dan diakui oleh teman teman. Pada saat pemilihan ketua kelas, aku belum paham mengenai ini.

"Ayo anak anak kasih satu garis untuk satu nama yang ada di papan ini!". Aku melihat, aku juga belum paham mengenai ini. Nama Ikmal banyak garisnya. Sedangkan namaku kosong.

"Zakka, sekarang giliranmu" sekarang giliranku memilih, karena urutan memilihnya dipanggil dari absen terakhir kedepan jadi aku yang terakhir.

"Ya, Bu". Karena namaku kagak ada yang milih, aku pilih aja sendiri. Eh aku sadar ini pemilihan ketua kelas untuk pertama kalinya dan yang terpilih akhirnya Ikmal. Aku malu dah kagak tau mau naruh muka dimana.

Semua pengalaman yang terjadi di kelas satu aku jadikan pelajaran, dan tidak sekalipun aku melupakan tujuanku. Itu artinya aku naik ke kelas dua, disinilah aku mendapat teman baru yang akhirnya jadi teamku. "Anak2 kita mendapatkan 2 murid baru, ayo sayang perkenalkan dirimu!".

Dia perempuan,"Nama saya, Fauziyyah sarripudin. Saya pindahan dari  Bogor" dan yang satu lagi laki-laki, tapi hiraukan sajalah. Aku juga males dengernya. Kita baru bertemu, tapi kita belum mengenal arti pertemanan yang sesungguhnya. Dia memakai bahasa Indonesia, sedangkan aku bahasa Jawa. Aku selalu kasihan lihat dia jelek nilai bahasa daerahnya. Tapi pada kelas 2 inilah aku pertama dan terakhir bisa mengalahkannya karena pada kelas 3 sampai 6 dia dapat 3 besar terus. Pada kelas 2 ini Ikmal mendapat ranking 1,Vivit 2,dan 3 nya siapa? Ya, aku. Dan aku di kelas 2 ini menjadi wakil ketua kelas.

Kita mengalami suatu hal tanpa tau apa hal itu. Itu wajar kita masih kecil dan belum mempunyai banyak ilmu. Tapi saat aku kelas 5. Aku sadar, aku tau arti pertemanan yang sesungguhnya. Aku mulai mendapatkan perhatian dari teman-temanku. Entah apa yang sudah terjadi ini semua tidak bisa sepenuhnya dimengerti. Aku ikut karate dari kelas 1 SD, pada kelas 5 ini setiap bulan diadakan ujian untuk kenaikan pangkat. Pada saat ujian karate,"Semua peserta ujian kumpul! Dalam ujian ini, ada yang ingin saya sampaikan. Mengenai ujian ini, bapak akan membagi kalian menjadi beberapa team. Thoriq, Ninis, Haqi. Kalian team1. Riqo, Diva, Afif. Kalian team 2. Nuril, Ikmal, Ikhwan. Kalian team 3. Rehan, Zilda, Wisnu. Team 4. Ahmad, Sasya, Zulham. Team 5. Agil, Hanu, Rahmad. Kalian team 6. Dan yang terakhir adalah team 7. Ikhsan, Zia, Zakka."

Aku kaget mendengarnya, entah apa yang kudapat dari team ini. "Sensei, aku ingin menanyakan satu hal pada sensei." ujar Riqo.

"Apa itu?" jawab sensei.

"Apa gunanya kita membentuk team ini, dan untuk apa? " pertanyaan Riqo.

"Jadi, kalian belum mengerti ya? Aku membentuk team ini agar kalian bisa bekerja sama. Aku juga membuatnya agar kalian tau apa arti ikatan sesungguhnya. Aku sengaja membentuk menjadi 3 anggota dan jika salah satu anggota dari team kalian butuh bantuan kalian harus menolongnya. Ingat selalu kerja sama dan bersosialisasi".

"Yaaap...."  semua murid menjawab serentak.

"Oke ayo teman teman kita membangun ikatan yang sesungguhnya!"  aku merasa diriku diisi oleh sesuatu, aku bahkan merasa sangat bersemangat untuk ini.

"Yaaa...". Aku senang melihat tekad teman temanku menyala dan aku akan melindungi anggotaku meskipun aku harus korban nyawa sekalipun.

Membaca halaman pertama saja tidak bisa menentukan ceritanya bagus atau jelek. Lihat halaman selanjutnya dan selamat membaca😀.

Jika ada kata atau kalimat yang kurang dimengerti comment aja nanti akan saya bahas.

THEY ARE MY FRIENDS!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang