Chapter 9

5.1K 344 7
                                    

•Alex POV

     "Ahh...entah kenapa jadi takut sekali dengan Audrey. Padahal sebelumnya masih tidak setakut ini." kataku mengeluh.

     "Jadi takut berangkat ke sekolah, tapi kalau tidak sekolah, Audrey akan mengira aku melaporkan mereka. Dan aku akan di bunuh?! Ahh...yang benar saja." aku mulai gusar.

     "Sudahlah, masuk saja. Terpaksa aku harus menjadi seorang 'psikopat' seperti mereka." aku pun langsung keluar dari rumah dan berjalan kaki menuju sekolah.

*****

     Sesampainya di depan kelas,

     "Uhh...kakiku gemetaran. Aku takut pingsan lagi." kataku dalam hati.

     "Alex! Aku sudah menunggumu dari tadi!" teriak Audrey menyambutku ramah.

     "E..eh, iya ya(?)" apa yang tadi ia barusan bilang?

     "Kukira kamu sudah melaporkan kita semua ini. Kau orang yang baik dan bukan pengkhianat, Alex! Aku menyukainya." kata Audrey menghampiriku.

     Oh tidak! Dia mem...membawa pisau...lipat di tangannya?!? Oh sh*t! Apa yang harus kulakukan?

     "Audrey...kam...kamu mau apa dengan pisau itu?" tanyaku gagap.

     "Ah? Oh, ini. Aku ingin mengajarimu secepatnya. Aku sangat antusias sekali untuk hal ini." katanya disambut senyum manisnya.

     Eh, barusan aku bilang apa? Manis? Ah, biar kutarik ucapanku, senyum liciknya. Nah, itu baru benar.

     "Ehmm...iya, aku juga sudah tidak sabar, kok." pikiranku mulai kacau.

     "Kau sangat bersemangat sekali, ya? Aku senang. Nanti aku akan melatihmu, dan aku akan mengajarkan cara menggoreskan pisau paling sadis sekelas ini." katanya senaaang sekali.

     "Ah, oh iya, baiklah."

     Bel masuk pun berbunyi dan itu tandanya aku akan menguji kemampuanku untuk menjadi seorang psikopat.

     "Aku akan mencontohkannya sekali, lalu kau ikuti aku, paham?"

     "Iya, Audrey." kenapa harus begini?!

     "Selamat pagi anak-anak!" sambut pak guru ramah.

     Seperti julukannya, Annie sudah siap dengan pisaunya, ia juga sudah naik di atas meja agar lebih mudah menggoreskan pisaunya paling awal.

     "Ahh, aku gemas!" teriak Annie langsung menggoreskan pisau lipatnya di leher pak guru yang cukup tinggi itu.

     "Akhh!" pak guru itu merintih kesakitan.

     "Awww..." refleks aku ikut merintih.

     "Sekarang, perhatikan baik-baik, Alex." kata Audrey maju beberapa langkah ke arah pak guru yang terduduk di lantai dengan tangan dan kakinya di ikat tali tambang dan mulutnya di sumpal robekan kain.

     Audrey menggoreskan pisaunya di pipi pak guru itu. Lalu di lanjutkan dengan memotong telinganya sedikit demi sedikit seperti sedang mencincang daging sapi yang bergelantungan sehabis di kuliti.

     Kemudian, Audrey menusuk bola mata sebelah kirinya sehingga pak guru itu menjerit, akan tetapi mulutnya tersumpal kain, jadi ia tidak bisa berteriak kencang. Audrey langsung memutar bola mata pak guru tersebut sampai 180° atau bahkan lebih dengan pisau lipatnya yang masih tertancap di mata pak guru itu. Dan terakhir, ia mencabut pisau lipatnya dari mata pak guru itu. Dan seketika mata kiri pak guru itu pun terlepas.

     "Akhhh...aku tidak kuat melihatnya. Kumohon yang paling dasar saja, aku tidak bisa melakukan semuanya sekaligus." kataku sambil menutup mata rapat-rapat.

     "Ya, ya. Baiklah. Kau masih pemula. Kalau begitu goreskan saja pisau ini di dadanya sebisamu." kata Audrey sambil memberikan pisau itu padaku.

     "Akan kucoba." aku segera mengambil pisau itu.

     Aku segera menusuk pisau itu asal ke arah dada pak guru yang memakai jas hitam yang sudah berlumuran darah.

     Tanpa di sengaja aku malah 'membunuhnya', bukan 'menyiksanya'. Aku tidak tahu tadi menusuk apa, ternyata aku langsung menusuk ke bagian tepat jantung berada.

     "Ah, kau ini. Mau langsung membunuhnya saja, ya?" kata Audrey sambil melihatku yang sudah lemas tak bertenaga di lantai.

     Oh, Tuhan, apa yang baru saja ku perbuat?!? Dosaku sudah cukup banyak dan sekarang tambah lagi?! Ingin mual rasanya.

     "Ya, sudahlah. Kita akan mencoba lagi besok." kata Audrey menuju kamar mandi perempuan untuk membersihkan dirinya yang sudah berlumuran darah banyak sekali.

     Sekarang kelas IX F sudah benar-benar berlumuran darah dan berbau amis sekali. Uhh... benar-benar tidak tahan akan baunya. Aku pun langsung muntah karena sangat jijik dengan yang namanya 'darah'.

________________________________________

Haloo!!
Jangan lupa vote n comment ;)

-Nao-chan

My Classmates Psychopath [END]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang