Who Are You?

6.6K 678 18
                                    

Jimin sedang berada di ruang kerjanya mengurus beberapa dokumen dan berkas-berkas perusahaan yang harus ia tanda tangani setelah pertemuan dengan para Dewan Direksi beberapa saat yang lalu. Jimin begitu sibuk hingga sebuah suara menginterupsi dan menghentikan kegiatannya.

"Selamat pagi Mr. Park, anda memanggil saya?"
Seorang pria berperawakan tinggi tegap berjalan masuk keruangan Jimin dengan balutan stelan hitam.

Mengetahui siapa yang datang ke ruangannya, membuat Jimin mengangguk dan menginterupsikan Pria itu untuk menunggu beberapa saat karena ia harus menyelesaikan pekerjaannya terlebih dahulu.

"Nona Jung, datanglah ke ruanganku sekarang juga!"
Tutur Jimin setelah men-dial nomer telepon yang langsung tersambung dengan ruangan sekertarisnya.

"Dan untukmu tuan Kim Jongin, silahkan duduk. Ada hal penting yang harus aku bicarakan padamu!"
Kim Namjoon menunduk hormat dan menempatkan dirinya mendekati Jimin dan berdiri tepat dihadapan meja kerja Jimin. Itu adalah bentuk penghormatan Kim Namjoon kepada Seorang Park Jimin.

Bersamaan dengan itu, pintu ruangan Jimin kembali terbuka. Menampakkan seorang wanita cantik dengan tatanan rambut pendeknya yang begiti menawan yang Jimin panggil dengan sebutan Nona Jung. Sekertarisnya.

"Selamat siang Tuan Jimin."
Berjalan Anggun mendekati meja kerja Jimin, menunduk Hormat pada sang atasan yang meberikan beberapa berkas penting milik perusahaan.

"Pastikan semua berjalan sesuai jadwal. Jangan sampai ada yang meleset. Ribuan orang bergantung padamu. Mengerti!".
Anggukan Nona Jung menandakan ucapan Jimin sudah ia pahami dan dengan segera Nona Jung membungkukkan badan dan beranjak keluar dari ruangan Jimin.

"Kembali padamu Jongin, kau pasti sudah tau perihal apa aku memanggilmu kemari."
Jongin mengangguk, mendengarkan dengan seksama segala penuturan Jimin mengenai pekerjaan dan tugas yang harus ia tangani dan rampungkan.

-------

Yoongi baru saja menginjakkan kaki di kampung halaman yang sudah beberapa lama ia tinggalkan karena lebih memilih tinggal di Jantung Kota Korea Selatan, Seoul.

Banyak hal yang berubah setelah imigrasinya, tapi memang begitulah seharusnya.
Perubahan harus membawa suatu hal menjadi lebih baik dari sebelumnya, bukan?

"Wuh, akhirnya setelah sekian lama aku kembali."
Yoongi melangkahkan kakinya berjalan dari peron tempat keretanya berhenti menuju lobi, namun ia sedikit merasa ada yang aneh.
Seperti ada seseorang yang sedang menguntitnya, padahal ia baru saja tiba di Daegu.

"Ck. Semoga hanya perasaanku saja. Ya perasaanku saja."
Yoongi berseru menyakinkan dirinya. Namun tetap saja, Yoongi semakin mempercepat langkahnya agar segera keluar dari Stasiun untuk menyelamatkan diri. Mungkin.

Sungguh tak terduka, ketika ia tiba di depan pintu lobu dengan sangat cepat tangannya ditarik oleh seorang pria tak dikenal dengan pakaian serba hitam. Bahkan topi, masker dan kaca matapun berwarna hitam.
Yoongi membulatkan kedua matanya saat menyadari situasi yang terjadi padanya saat ini.

"YA! Siapa kau? Lepaskan aku!"
Yoongi berteriak sambil menarik mundur tubuhnya yang terus ditarik maju oleh orang asing itu. Namun apalah daya, kekuatan Yoongi tak sebesar Pria yang masih terus mencengkeram tangannya dan entah ia akan membawa Yoongi kemana.

"Diam. Dan ikut denganku!"
Pria itu menginterupsi dengan terus menarik Yoongi yang bahkan terus memberontak, namun semakin keras Yoongi memberontak semakin kencang pula cengkraman pria bersuara Husky tersebut.

Namun apa boleh dikata, Yoongi tetaplah seorang Min Yoongi. Ia akan melakukan apapun untuk melepaskan diri dari drama penculikan yang sedang ia alami saat ini

"Tolong aku! Tolong akau! Siapapun! Ada orang mesum berniat menculikku!"
Yoogi berteriak sekuat tenaga, guna menarik perhatian semua orang yang ada di sekitarnya agar bisa menyelamatkannya.

Tidak ada respon positif yang Yoongi dapat, justru Yoonfi dengan mudahnya ditarik mendekat dan dirangkul oleh sang penculik dengan yangan kiri, sedangkam tangan kanannya ia gunakan untuk menyumpal mulut cantik Yoongi yang senang sekali berteriak.

"Diam. Jangan berteriak, aku bukan pria mesum yang akan menculik ataupun menggagahimu."
Yoongi mendelik, ketika ia kembali mendengar suara husky pria itu l yang akan membuat wanita-wanita diluar sana berteriak 'culik aku! Culik aku!. Tapi tidak berlaku bagi seorang Min Yoongi. Ingin rasanya ia menendang selangkangan pria yang tengah merangkulnya secara kurang ajar tersebut.

Yoongi terus saja berontak di dalam pelukan 'paksa' membuat pria yang belum melepas maskernya tersebut mengeratkan rengkuhannya dan kembali berbisik kepada Yoongi.

"Diamlah! Atau aku akan menciummu bahkan aku akan menggagahimu sungguhan!"
Tubuh Yoongi membeku mendengar ancaman pria itu tanpa berani memberontak lagi dan hanya menurut seperti anak kucing yang sia dipungut.

"Good Boy!"

Yoongi dibawa menuju parkiran dan langsung digiring untuk memasuki Mercedes-Benz SLK200 grey yang terpakir mencolok di tengah kendaraan lain. Dengan pasrah Yoongi masuk dan duduk di samping kursi kemudi.

'Tuhan Selamatkan aku' Batin Yoongi
Yoongi memejamkan mata saay pemilik mobil masuk dan duduk dibelakang kursi kemudi. Dan mungkin belum saatnya Tuhan menolongmu Yoongi

"Berikan aku alamat rumahmu Yoong."
Ucap pria itu datar sembari menyalakan mesin mobil dan melepas segala atribut penyamarannya.

Menyisakan ia dengan kaos hitam dan rambuh ash greynya membuat Yoongi seketika membuka matanya dan mentapa pria yang telah menyebutkan namanya.

"KAU!...."

---
"Minho hyung, apa kau tidak merasa ada yang aneh dengan Jimin akhir-akhir ini?"
Taemin bersandar di dada Minho. Keduanya duduk disofa ruang tengah apartemen Minho dengan menonton beberapa film yang kini tengah mereka putar.

"Entahlah. Waktu akan menjawab keanehan manusia keras kepala itu."
Minho mengecup pucuk kepala Taemin, semakin menyamankan posisi dengan memeluk pinggang Taemin dari belakang.

"Kau juga keras kepala."
Cicit Taemin yang hanya dibalas kekehan oleh Minho.

"Tapi aku mencintaimu."

"Hm, aku juga mencintaimu. Aku pernah berpikir untuk menjodohkan mereka berdua hyung. Aku rasa itu akan sangat menggemaskan."
Taemin tertawa pelan diiringi Minho yang juga ikut tersenyum.

"Duo keras kepala."

-----

Wait for next part ....

(Completed) Lead You! Need You! Love YouTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang