what i feel

231 31 22
                                    

Aku membiarkan udara segar masuk dengan membuka jendela kamar lebar-lebar, sambil berharap pria yang masih tertidur pulas di kamar ini cepat terbangun. Bukannya aku ingin mengganggu waktu istirahatnya, aku tahu ia sangat lelah. Walaupun wajahnya tak menunjukkan apa yang dirasakannya di depan orang lain, walaupun mulutnya tak mengeluarkan sepatah keluhan pun; gerik tubuhnya yang lelah tak bisa membohongiku.

Tapi beginilah hidup seorang Jung Hoseok. Menyembunyikan bayangannya jauh dari ARMY, jauh dari Bangtan, bahkan dari kekasihnya sendiri.

Aku ingin berkata banyak padanya.

Aku ingin menumpahkan perasaanku yang sudah terlalu melimpah ini padanya.

Aku ingin membuatnya sadar bahwa orang-orang yang mengenalnya tak ingin ia memendam semuanya sendirian demi image bright and cheerful miliknya, bahwa kami sayang padanya apa adanya.

Jung Hoseok tak harus menyembunyikan emosinya seperti ini. He deserves more than this. He should've open up more about his pain with the others; not fighting by himself inside his mind silently.

"Aku nggak mau kamu merasa tampil seterang mungkin di mana pun kamu berada itu tanggung jawabmu sebagai Jung Hoseok, maupun J-Hope."

Tanpa sadar kakiku sudah melangkah ke arah tempat tidur kami dimana ia terbaring. Aku duduk di sebelahnya, lalu menatapnya lekat. Tanganku pun tak tinggal diam dengan menyentuh rambutnya yang halus sambil mengusapnya lembut.

Bahkan wajah tidurnya pun sangat tenang, seakan dirancang agar tak menunjukkan kelemahan sedikit pun. Alis matanya yang sedikit tinggi, hidungnya yang mancung, dan bibir merah yang tak henti-hentinya tersenyum betul-betul membuat bayangan wajah tersenyumnya tak kunjung hilang dari benakku. Bahkan aku masih bisa melihat senyumannya saat wajahnya tak menunjukkan ekspresi apa pun seperti ini.

"Kamu pasti lelah," bisikku sebelum mengecup keningnya ringan.

Aku terkejut bukan main saat mendapati matanya terbuka tepat setelah kecupanku mendarat. Hoseok tersenyum, membuatku jatuh cinta padanya sekali lagi. Tangannya meraih pipiku.

"Tidak. Selama masih ada ARMY, Bangtan, dan kamu yang mengawasiku."

Aku ingin marah. Aku ingin meneriakinya. Kenapa ia masih saja berbohong walau ia tahu aku sadar tubuhnya lelah; batinnya lelah.

"Dan aku nggak merasa bertanggung jawab tampil seterang mungkin di mana pun. Itu memang sifat, sekaligus tugasku sebagai harapan semua orang." Hoseok lagi-lagi tersenyum lebar. Aku bisa melihat lesungnya menunjukkan diri seakan tak ingin dilupakan.

"Tuh 'kan! Tanggung jawab dan tugas itu sama saja, bodoh!" Aku menghantam dadanya dengan pukulan ringan, yang justru malah dibalas dengan tawa pria itu.

"Maaf." Hoseok menarik wajahku mendekatinya, lalu meninggalkan tanda pada bibirku dengan bibirnya. Hanya sebuah kecupan singkat, namun sangat berarti bagiku. Setiap kecupan yang ia berikan adalah anugrah dari Tuhan yang tak bisa tergantikan dengan apa pun.

"Stop being this stubborn."

"I'm not, I told you. I'm not going to stop even if you tell me so." Hoseok sedikit memberi jeda dengan menempelkan dahinya pada dahiku. "You may punish me as much as you want but I'm not leaving my way of living."

"Wah, inggrismu sudah naik ke level selanjutnya. Diajari Yoongi atau Namjoon?" Aku tertawa kecil; Hoseok ikut tertawa.

"Jangan remehkan Billboard Singer," ujarnya mengutip candaan Suga dalam salah satu interview BTS setelah mereka memenangkan penghargaan bergengsi tingkat dunia, Billboard.

"Tapi aku serius, kamu nggak perlu menyiksa diri seperti ini, Hoseok. Kamu tahu ARMY akan menerimamu apa adanya, and I will, too. I'm your wife. Oke, aku menghargai keputusanmu menyembunyikan those pain and wounds behind, tapi setidaknya luapkan emosimu padaku. Aku ingin tahu sisimu yang lain. Aku ingin membantumu. Aku ingin meringankan bebanmu. Jangan kira aku nggak tahu kamu menyembunyikan sesuatu dibalik senyuman itu." Akhirnya aku mengatakannya. Aku benar-benar mengatakannya dengan menatap ke dalam manik cokelat milik Hoseok, masih dalam posisi duduk sementara pria itu tetap bergeming di tempat tidur.

jhopeTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang