Typo everywhere
.
.
.
.
.
PERINGATAN 21+++
Dosa tanggung masing masing
.
.
.
."Hei gadis kecil, kemarilah!" perintah daniel.
Annisa pun berdiri dan melangkahkan kakinya menuju daniel.
"Duduklah dikursi itu, dilantai terlalu dingin" ucapnya datar.
"Kalau kau haus, minumlah jus jeruk atau air kemasan itu. Minun saja yang kamu suka, toh pertemuan ini dibatalkan" ucap daniel.
"Iyah terimakasih" sahut annisa.
"Ruangan ini terkunci dari luar dan anak kuncinya dipatahkan oleh daehan. Itu sebabnya kamu dan aku akan menginap untuk semalam diruangan ini" daniel mencoba menjelaskan.
"Aku lelah, aku mau tidur disofa" ucap daniel.
"Hmm" annisa hanya menganggukan kepalanya.
Annisa merasakan tenggorokannya sangat haus kelelahan membersihkan ruangan itu. Jus jeruk didepannya pun habis diminumnya hanya dengan beberapa tegukan. Rasa kantuk mulai menyerangnya seperti yang dialami daniel. Mereka tertidur untuk beberapa saat, daniel diatas sofa sedangkan annisa tertidur dengan posisi duduk diatas kursi sambil meletakan kepalanya diatas meja.
Setelah 30 menit berlalu daniel terbangun dan merasakan badannya terasa sedikit panas. Daniel melihat annisa yang sedang tertidur diatas meja, ada sebuah hasrat yang mendorong daniel untuk mendekati gadis kecil itu. Daniel lalu duduk disebelah annisa dan mulai memperhatikan wajahnya yang sedang terlelap itu. Perlahan tangan daniel mulai menyentuh kepala gadis itu dari kepala sentuhan itu mulai turun ke punggung gadis itu.
Annisa tiba tiba menggeliat lalu perlahan membuka matanya. Annisa nampak terkejut dengan sentuhan dipunggungnya.
"Apa yang kamu lakukan?" tanya annisa dengan jantung berdebar debar. Daniel tidak menjawab, hanya hembusan nafasnya yang terdengar makin memburu. Daniel lalu mendekatkan wajahnya kewajah annisa dan mulai menciumnya. Annisa berusaha memberontak dan mendorong tubuh daniel. Mata daniel terlihat merah dan tubuhnya bergetar seperti menahan amarah. Dikeluarkannya sebuah pistol yang tergantung di pinggangnya.
"Berdiri, cepat!" daniel mulai berteriak. Annisa terkejut mendapati pistol yang berada tepat didepan wajahnya.
"Cepat pindah kesofa itu!" penrintahnya lagi. Annisa hanya bisa menuruti perintah daniel tanpa perlawanan.
"Duduk!" daniel kembali menggertak
"Aku menginginkanmu malam ini dan kamu harus bisa melayaniku dengan baik" ucap daniel.
Satu tangannya mulai menyentuh wajah annisa, sedangkan satu tanganya masih memegang senjata api. Daniel mulai mendekatkan wajahnya dan mencium bibir annisa secara perlahan. Ciuman itu semakin liar dan lidah daniel memaksa masuk dan menjelajah mulut annisa. Air mata mulai menetes dipipi annisa. Ada rasa marah, kesal terhadap lelaki yang kini tengah menciumnya dengan paksa. Namun ada suatu getaran aneh yang timbul tiap kali badan mereka bersentuhan, getaran aneh yang justru membuat annisa menginginkan hal yang lebih dari daniel. Daniel mulai melepaskan ciumannya dari bibir annisa dan mulai menjelajahi leher annisa tiap sentinya.
"Ahhh... Ahhh... Henn....tiii....kann..." ucap annisa sambil mengeluarkan desahan yang makin membuat daniel hilang kendali. Desahan itu terdengar begitu Indah ditelinganya. Daniel tidak memperdulikan apa yang diucapkan oleh annisa. Baginya hal yang terpenting adalah dapat mendengar desahan itu lagi dan lagi.