"Nara-ya?"
"Eoh? Eonnie? Kenapa kesini?"
"Harusnya eonnie yang tanya, kenapa kamu disini sendiri?" eonnie duduk di sampingku.
"Aku sedikit tidak suka dengan acara seperti itu, terlalu banyak orang"
"Maaf, eonnie tidak menyadarinya"
"Tidak apa kok, kenapa eonnie ikut kesini?"
"Eonnie punya kabar baik untukmu. Kita sudah menemukan orang yang bisa membantumu kembali"
"Siapa eonnie?" tanyaku antusias.
"Kita masih belum bisa memastikan, tapi orang itu adalah seorang kakek yang pernah menjelajah portal waktu itu. Dia tinggal di pulau Tamra"Tamra? Maksudnya jeju? Aku rasa tidak jauh dari sini. Sepertinya orang itu juga ingin menyembunyikan identitasnya.
"Terimakasih eonnie, aku pasti akan mebalas kebaikan eonnie"
"Tidak, aku tulus membantumu"Esok harinya, aku menyusun rencana agar eonnie bisa menyelesaikan permasalahannya dengan pangeran chanyeol.
'Temui aku di air terjun belakang istana'
Aku kirim pesan itu pada pangeran chanyeol.Tak lama diapun datang.
"Nara, kau diaman?" teriaknya
"Pangeran" panggil eonnie.
"Permaisuri? Dimana nara?"Ya, aku bersembunyi untuk memantau rencanaku.
"Ada yang ingin aku luruskan disini. Semua ini adalah salahmu sendiri"
"Mwo? Maksudmu?" chanyeol terlihat terkejut.
"Aku memintamu untuk menghentikan pernikahan itu, tapi kau lebih memilih statusmu itu"
"Kau sedang mabuk"
"DENGARKAN AKU DULU!!" suara eonnie meninggi.
"Aku sudah mengirimimu surat untuk menolong wanita itu, wanita yang akan dijodohkan olehmu. Aku yakin kau tidak membacanya. Jadi menurutmu itu salah siapa?" lanjut eonnie.
Pangeran chanyeol pun tertunduk lesu.Aku rasa permasalahan mereka sudah selesai. Lebih baik aku tinggal saja mereka.
~
Esok harinya eonnie memberi tahuku jika rencanaku berhasil, jadi permasalahan mereka sudah selesai.Dan hari-hari berikutnya pangeran chanyeol sering mengunjungi eonnie dan aku hanya bisa diam dikamar.
Tok... Tok... Tok...
"Agasshi? Pangeran junmyeon menunggu anda di teras" kata jiryu di balik pintu.
"Ne, tunggu sebentar aku akan keluar"Akupun keluar dan melihat pangeran chanyeol dan eonnie juga ada di teras.
"Pangeran?" sapaku pada suho.
"Ayo ikut aku jalan-jalan di sungkyunkwan"
"Sungkyunkwan yang, terkenal itu? Daebak... Tapi kan wanita tidak diperbolehkan masuk disana"
"Boleh, kan ada aku"
"Pasti menggunakan kekuasaan" celetuk chanyeol.
"Bukan masalah jika itu bisa membuat nara bahagia" balas suho.
"Cara yang tidak harus menggunakan usaha, apa bisa disebut membahagiakan?" kali ini memang chanyeol mengajak ribut suho.
"Sudah! Kenapa malah berdebat sih? Pangeran bukankah pangeran ingin mengajak saya?" tanyaku pada pangeran suho.
"Permaisuri boleh saya mengajak nara?" izin suho sambil menggandeng tanganku.
Sesaat aku lihat chanyeol yang sedikit melirik tanganku dan kembali menatap lurus ke depan. Telinganya memerah, sepertinya dia marah.
"Ne pangeran, tolong jaga nara" jawab eonnie.Kitapun undur diri dan berjalan menuju gerbang istana. Sebelum ke sungkyunkwan, suho mengajakku ke sekolah anak yang ternyata ia dirikan dengan guru besarnya. Lama kita mengelilingi sekolah itu, dan ternyata mereka sangat dekat dengan suho. Namun mereka juga tidak mengetahui jika suho adalah pangeran, mereka hanya mengetahui suho sebagai guru mereka. Saat aku tanya pada suho siapa saja yang mengetahui jika ia seorang pangeran, dia menjawab hanya guru besarnya yang tahu karena ia ingin dianggap sebagai teman dan guru mereka, bukan orang yang harus mereka takuti. Memang dia yang terbaik, batinku.
"Junmyeon-ssi!" panggil seseorang, sepertinya dia teman suho.
"Ne?"
"Kau dipanggil oleh guru besar sepertinya penting dan mendesak"
"Tapi.."
"Tidak apa, kira bisa kesana lain waktu juga aku bisa pulang sendiri, aku masih mengingat jalannya" kataku menenangkannya, agar ia tak merasa cemas.
"Kami yakin?"
"Yakin seyakin-yakinnya"
"Maaf ya. Aku janji akan mengajakmu lain waktu" ia pun pergi ke ruangan gurunya.Dan aku harus mengurungkan keinginanku pergi ke sungkyunkwan, batinku sambil mengingat jalan pulang.
Tiba-tiba ada yang menahan lenganku...
KAMU SEDANG MEMBACA
LOST IN TIME : LOVE
Historical Fiction"Akan ku kejar kau ke duniamu, permaisuriku. Karena ku percaya sang waktu tak bisa memungkiri ikatan hati kita." "Tak pernah kuanggap pejalanku sebagai mimpi yang semu, sekalipun ini hanya sebuah mimpi, tak ingin aku tuk terbangun dari tidur ini. Ak...