Jarum jam dinding kamar Gilang sudah menunjukkan pukul 07.30, tetapi tak ada niat sedikitpun ia untuk beranjak dari ranjang tercintanya. Tubuhnya menggeliat, dahinya sudah penuh dengan keringat disertai gumaman-gumaman kecil keluar dari mulutnya.
Tak berapa lama, dering ponsel memaksanya untuk membuka mata. Dengan sisa tenaga yang ada, Gilang mencoba mearih ponsel pintarnya di atas nakas tanpa perlu repot-repot melihat siapa gerangan yang menelponnya disaat yang kurang tepat seperti ini.
"Ya.. halo?" Sapa Gilang lemas
"Sayang.. suara kamu beda, kamu sakit?" Sahut orang disebrang telepon, Gatari.
"Hm..." jawab Gilang
"Di rumah nggak ada orang, ya?" Tanya Gatari
"Nggak tau.." Gilang menjawab seadanya
"Oke.. tunggu. Aku kesana sekarang!" Sahut Gatari cepat.
🌸🌸🌸
Dengan sedikit terburu-buru, Gatari menyambar handuknya dan langsung menuju ke kamar mandi. Memang ia tadi juga baru bangun dari tidurnya, lalu ia sempat bermimpi jalan bersama dengan Gilang--pacarnya dan berakhir dengan candle light dinner romantis. Mengingat ini hari libur dan liburan semester, ia berniat merealisasikan mimpinya tersebut, mimpi yang sukses membuatnya senyum-senyum sendiri.
Akan tetapi, setelah mendengar suara Gilang--yang sepertinya sedang tidak baik-baik saja--terpaksa ia menghalau khayalan indahnya itu. Ia harus tau kondisi Gilang sekarang.Rekor mandi tercepat dalam hidup Gatari saat ini. Hanya butuh waktu 10 menit untuk ia bisa menyelesaikam serangkaian ritual mandinya. Rok motif bunga-bunga selutut berwarna abu-abu dipadukan dengan kaos oblong pink fanta serta flatshoes yang membalut indah kakinya, ya.. hanya sesimpel itu. Tidak lupa slingbag berwarna hitam polos miliknya.
"Ma.. aku mau kerumah Gilang." teriak Gatari saat melihat Agatha yang tengah sibuk menyiapkan sarapan.
"Hei! Masih jam berapa ini? Mau ngapain?" Sahut mamanya yang masih sibuk dengan ayam goreng crispy-nya.
"Gilang sakit, Ma. Dirumahnya ngga ada orang. Pamit ya, Ma!" Jawab Gatari yang sudah mencapai pintu depan rumahnya. Teriakannya terdengar hingga seluruh penjuru rumah.
"Hati-hati, Sayang!"
🌸🌸🌸
Butuh waktu hingga satu jam lamanya untuk Gatari sampai di rumah kekasihnya itu. Mobil kesayangannya ia parkirkan dengan mulus didepan rumah Gilang. Rumah bercat putih itu tampak sepi. Dengan hati-hati ia bergegas keluar dari mobilnya untuk segera menemui kekasihnya.
Di dalam kamar, Gilang masih dengan enggan menerima suapan bubur ayam dari Mamanya.
"Nanti Gilang makan, Ma." jawabnya dengan enggan.
"Kamu harus makan banyak biar cepet sembuh! Sedikit aja.. biar bisa minum obat, Sayang" bujuk Andien dengan manisnya.
"Pahit, Ma.. ngga enak, lembek-lembek gitu. Nanti Gilang makan kalo udah nggak pusing
" bantah Gilang."Namanya juga sakit, pasti lidahnya pahit lah. Sedikit aja, cobain dulu."
Dengan sangat enggan, ia bangkit dari tidurnya. Kepalanya terasa berdenyut sakit, pusing. Semakin pusing ia mendengar bujukan Mamanya yang lebih mirip rengekan itu.
"Nah... ayo buka mulutnya" pinta Andien. Gilang membuka mulutnya, menerima suapan dari sang mama.
Pada suapan ke lima, Gilang menyerah. Ia tidak tahan lagi dengan rasa pahit serta tekstur bubur tersebut.
KAMU SEDANG MEMBACA
Feel Real (OneShot)
Teen FictionJust a oneshot for GiveAway Feel Real by aintnocaptain (Radin Azkia)