1

30 3 0
                                    


Kau semanis lolipop, sekeras batu. namun bukannya batu akan terkikis perlahan jika terkena air? Jika iya aku pun akan melakukannya juga padamu.

-raina, sigadis hujan ☔

______________________________________

Lampung, tanggal 9,bulan mei, 2017.

Raina berdiri dengan payung berwarna pink, bercorak beruang miliknya. Ia ingin sekali menghampiri Nathan. Ia ingin memeluk Nathan saat ini juga. Semua ini menyiksanya, namun ucapan Nathan tadi membuatnya mengurungkan niatnya lagi.

"apapun yang lo liat nanti, tetep diam disini. Jangan kemana-mana" ucap Nathan 20 menit yang lalu. Seperti biasanya Raina hanya diam, walau hatinya berontak. Ucapan Nathan selalu membiusnya untuk menuruti ucapan Nathan.

Tapi tidak malam ini, mungkin dosis yang diberikan Nathan lebih sedikit dari pada bisanya. Dengan langkah yang lebih seperti berlari, Raina mendekati Nathan. Mengucapkan kata kata penyemangat.

Nathan hanya diam, Raina tau Nathan tak suka dipandang lemah. Namun apa yang salah? Nathan hanya seorang manusia. Dan semuanya tau, manusia tidak ada yang sempurna.

"Bukannya gue udah bilang sama lo, tetep diam disana. Gue gak suka terlihat lemah dimata orang lain. "

orang lain? Apa dirinya selalu orang lain dimata Nathan? Apa ia tak boleh meminta lebih? Raina tak munafik, ia ingin lebih.

Tuhan apa cinta sebodoh ini? Bahkan Raina yang dulu selalu mendapati namanya diperingkat teratas dikelas, menjadi sebodoh ini karena cinta.

_____________________________

"Raina! Sudah berapa kali Mamah bilang, jangan pulang terlalu larut! Apalagi ini hujan!" suara dengan volume yang lumayan keras itu menghentikan langkah Raina. Ia mematung mendengar suara itu.

"Apa Mamahnya khawatir kepadanya?" ucapnya dalam hati.

Raina membalikan badannya, melihat Mamahnya melipat tangannya didepan dada. Tatapan tajam tak lepas dari kedua bola mata mamahnya. Tapi walaupun seperti ini, Mamahnya tetap terlihat cantik. Bahkan dengan wajah lelah,dan baju kantor melekat ditubuh lelahnya.

"aku habis dari tempat temen mah, ngerjain tugas."bohong Raina, sebenarnya Raina menemani Nathan kekuburan seseorang dari masa lalunya.

'nathan yang bisa menangis karenanya, nathan yang tatapannya berbeda saat menatap orang itu, bahkan hanya kuburannya'

"Lain kali aku gak bakal pulang telat lagi kok. Raina janji" senyum Raina tak lepas dari tadi, ia senang mamahnya ada dirumah. Mengkhawatirkannya.

"Jangan pernah kamu ulangi ini lagi! Hujan hujanan, seperti anak kecil. Kalau kamu sakit siapa yang repot!" intonasi mamahnya sedikit menaik, namun masih terdengar nada khawatir dari bibir mamahnya.

Raina mengangguk mengiyakan"aku kekamar dulu ya mah." pamitnya, lalu segera kelantai atas.

Tadi Mamahnya menghawatirkannya bukan? Raina beruntung bukan?

_________________________

Mungkin hari ini ia sedikit flu, karena sedari tadi ia tak berhenti bersin. Sampai mawra, temen sebangkunya sedikit terganggu.

"lebih baik lo ke uks deh Rain, minta obat. Istirahat sebentar. Istirahat sebentar gak bakal bikin lo bodoh. " saran mawra, dengan sedikit menyindir.

Karena ia tau, Raina tak akan mau ketinggalan pelajaran. Memang baik seperti itu, namun bukannya Raina terlalu berlebihan sekarang?

"Rain! Gue anter deh" bujuknya lagi, Mawra terus membujuk Raina.

hingga bu Mira menegur Mawra, namun setelah Mawra menjelaskan apa yang terjadi, bu Mira yang tadinya hanya diam melihat menjadi ikut membujuk Raina untuk istirahat keuks. Jadi mau tak mau Raina hanya mengangguk meng-iyakan.

Raina menghentakan kakinya beberapa kali ketika mereka menuju uks, tak terima. "Semua gara gara lo! Besok ulangan fisika dan gue harus ketinggalan pelajaran karena lo!" Setelah mengucapkan itu Raina bersin lagi.

Mawra tak kalah kesal, "apa lo pikir dengan kondisi lo yang kaya gini, pelajaran yang dijelasin bu Mira bakal masuk keotak lo? Enggak. Yang bakal terjadi gue yang ikut ketuleran, dan satu kelas yang bakal terganggu dengan suara bersin lo." Raina hanya diam ketika Mawra membalas ucapanya, Raina kalah. Dan apa yang diucapkan Mawra benar. Tapi ia tetap kesal.

Setelah sampai diuks, Raina diberi obat oleh penjaga uks. Ia disuruh untuk istirahat sebentar disana.

"lo gak balik maw? "tanya Raina.

"gak males"

"mending lo balik deh, belajar besok ulangan"

"gak deh males gue Rain! Otak gue tambah mumet tau gak. "

"bu Mira juga nyuruh gue jagain lo"lanjutnya.

Raina setelah itu sudah malas berbicara dengan Mawra. Karena sekeras apa pun ia menyuruh Mawra balik, ia tak akan mau.

Setelah itu hening, Raina yang lebih memilih memejamkan mata, dan Mawra yang kurang kerjaan makan obat magh.

"oiya Rain, lo kenapa bisa sakit? " tanyanya masih mengemut obat.

"keujanan nerobos ujan" jawab Raina singkat.

"gak mungkin, lo gak sebodoh itu. Gue tau lo, lo lebih memilih nunggu ujan berhenti berjam-jam dari pada nerobos ujan. Cmon jangan boong, jujur sama gue. Apa ini semua ada hubungannya sama Nathan? " tanya Mawra mengintimidasi.

''nyatanya gue sebodoh itu maw demi nathan,'' Raina berkata dalam hati.

Akhirya Raina mengangguk, ia tak bisa bohong kepada sahabatnya ini.

"lo bisa sebodoh ini ya gara gara dia? Buat apasih lo perjuangin yang gak pasti? Ada dimas Rain! Ada dimas yang jelas-jelas nungguin lo"

Mawra diam, ia tak mampu menjawab ucapan Raina.

"lupain dia. "

Dan dibalik tirai disamping mereka, ada Nathan yang juga sama dengan Raina. Dan ketika mendengar ucapan Mawra, ia meng-iyakan ucapan Mawra.

Raina terlalu bodoh karena menunggu dirinya.

______________________________________

Hai semuanya, cerita ini aku buat untuk ngisi liburan aku yang cuman dirumah. Dan ya aku libur karena udah selesai un, dan pendaftaran mau sma. Calon anak sma yeay!!!!

Semoga suka ya sama ceritanya...

Damn, Its MistakesTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang