3.4 : Enemy in One Home

10 3 1
                                    

No Name
07 November 2133 03:45:22 PM
S-District, New York

aku tidak tahu kenapa, tapi tanpa berfikir apa yang akan terjadi padaku nantinya, aku tetap mengikuti kdua orang itu. aku yang dikelilingi banyak pertanyaan tidak bisa berkata apapun saat mengikuti mereka. aura kesal dari tuan putri terasa menusuk di sekeliling ruangan.

aku masih tidak mwengerti dengan situasinya. aku berfikir keras untuk mencerna semua ini, tapi tetap saja tidak bisa. ini benar benar sangat tiba tiba, bahkan aku tidak menyangka akan semua ini.

apalagi aku masih bersama orang yang hampir membnhku, membuatku tidak bisa tenang dan terus waspada dnegan geak geriknya dan sekarang aku malah mencurigai tuan putri ini.

aku menghela nafas panjang dan mencoba untuk menenangkan pikiranku. kurasa akan ada baiknya jika aku mengikuti mereka dulu. apa lagi, dari tadi aku merasa ada yang mengawasiku.

tak beberapa lama, kami sampai di sebuah pintu besar. dua lampu menyangkut di kedua sisi pintu itu. lampu itu menyala dengan warna biru terang yang beradu dengan warna oranye matahari saat sore hari.

kemudian tuan putri itu mulai memasang tangannya di depan pintu hingga tedengan bunyi bunyi aneh sebelum pint terbuka lebar. lalu, mereka masuk begitu saja ke dalam ruangan itu tanpa melihatku terlebih dahulu. aku pun ikut masuk sebelum akhirnya pintu itu tertutup rapat.

"ahh... memang tidak ada tempat lain yang nyaman selain kamar sendiri..." kata tuan putri yang langsung saja melompat ke atas kasur.

ruangan ini... cukup feminim untukku. bkan hanya feminim, tapi kesan elegannya sangat terasa sekali. bahkan aku jadi mengingat masa laluku sebelum bertemu dengannya, juga sebelum aku mendapatkan kejadian aneh seperti ini.

ruangan ini uga cukup luas untukku. aku melihat ada 2 kasur yang bersebrangan diletakkan di pojok tengah kiri dan anan. lalu beberapa meja kecil  dengan lampu di atasnya, berada di samping kasur tersebut. kemudian ada lemari pakaian yang terbuat dari kayu, kurasa kayu sintetis. lalu cermin tergantung indah di sebelah lemari pakaian. aku merasa berada di kamar mewah yan ada pada zamanku.

"jadi apa yang ingin kau tnyakan?" kata pelayan yang masih aku curigai sampai sekarang. dia duduk di kasur tempat tuan putri itu berbaring lemas. tapi, mendnegar kata kata itu, tuan putri yang tadinya tiduran langsung mengubah posisinya dan duduk di atas kasur dengan wajah yang memerah.

"maaf, aku lupa kakak di sini" katanya yang tersipu malu. aku malah heran, bukankah itu biasa saja? mungkin memang seperti itu sifatnya.

"sebelum aku mulai perrtanyaanku, tuan putri, kita belum berkenalan bukan? bahkan aku sampai saat ini belum tahu namamu" kataku yang masih berdiri di depan pintu.

"ah... benar juga kak. maaf, aku baru memperkenalkan diriku sekarang" katanya sambil turun dari kasur. dia mengangkat roknya menggunakan kedua tangannya dan berkata, "namaku Vriontina Flow. aku keturunan dari Violet Flow dan... kakak."

aku langsung terkejut setengah mati mendengar kata kata itu. apa yang telah aku lakukan? aku bahkan tidak melakukan itu pada siapapun... bagiamana caranya anak seumuranku adalah keturunanku sendiri.... ah... mungkin ini hanya mimpi... aku harus bangun.... aku harus bangun.... aku harus bangun....

sang pelayan yang duduk di kasur itu langsung tertawa setelah melihatku kebingungan dengan semua ini. sementara itu, tuan ptri kebingungan melihatku seperti ini. wajahnya bagaikan bertanya, apa aku berkata aneh?...

"ah... maaf, bisa kau jelaskan pelan pelan... hari ini banyak hal yang tidak terduga... aku tdak bisa mencernanya sekaligus..." kataku sambil memegang kepalau yang sudah pusing akan semua kejadian ini.

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Jun 12, 2017 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Future of the Wars : MissingTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang