Tepat pukul delapan pagi, Firda sudah ada di bandara kembali. Dia memilih penerbangan pagi karena tidak ingin berlama-lama berada di Jakarta. Cukup sudah sepanjang malam dia menunggu seseorang yang tidak pernah menghargai perasaannya. Mungkin cerita dia dengan Adie memang tidak akan pernah selesai, masih memerlukan satu bentuk lagi untuk melengkapi Puzzle kehidupan mereka.
Satu jam penerbangan terasa sangat lama, Firda menghabiskan waktu dengan membaca. Dia tidak membiarkan pikirannya kosong, tidak ingin jiwanya hanyut. Bagaimanapun kejadian ini pelajaran berarti, Adie mungkin sudah bukan sahabat yang dikenalnya dulu. Waktu bisa merubah semuanya.
Rumahnya tetap seperti dulu, bunga-bunga ibu membuat halaman sejuk. Firda sengaja tidak memberi tahu kepulangannya. Dia mengucap salam dan membuka pintu. Suara berat ayahnya menjawab salam. Ayah sangat terkejut, melihat anak sulungnya sedang tersenyum di depan pintu.
"Ibu... Ini anakmu pulang" seru ayah memanggil ibu. Tidak berapa lama kemudian ibu keluar dari dapur, dan mereka saling berpelukan. Mereka bercengkrama melepas rindu. Firda hanya pulang satu tahun sekali sejak tinggal di Jepang.Sudah seminggu berada di rumah, Firda belum punya keinginan menemui teman-temannya. Dia memilih memghabiskan waktu bersama keluarganya. Sore ini sambil menikmati teh hangat, ibu memberikan sebuah amplop berwarna coklat. Sembari menjelaskan jika surat itu sudah datang sejak sebulan yang lalu.
Dengan penuh tanda tanya Firda membuka amplop coklat tersebut, dan mengeluarkan berkas yang ada didalamnya. Setelah membaca wajahnya nampak pucat, bibirnya tidak berhenti mengucapkan istigfar.
"kenapa nak?" Ibu bertanya dengan cemas. Firda berusaha tersenyum, "ibu.. Silahkan membaca" dia memberikan berkas tersebut." Ini jalan hidupmu, berlapang dada lah. Tuhan selalu menyiapkan solusi dibalik masalah yang diberikan."
Nasihat ibu membuat bulir kecil keluar dari sudut matanya, kali ini ibu membiarkan Firda menumpahkan semuanya. Dalam hati terucap dengan tulus semoga dia bahagia bersama wanita pilihan keluarganya.Aku harus tersenyum,bukankah kehidupan ini hanya sementara, kelak ada kehidupan kekal tempat kita kembali. Tugasku menjalankan peran sebagai seorang istri sudah selesai. Sendiri bukan pilihanku, namun ketentuan Nya. Mungkin belum saatnya aku bertemu dengan seseorang yang ditulis di dalam Catatan Nya sebagai pasanganku. Bukankah Tuhan menciptakan semua di muka bumi ini berpasang-pasangan, kelak aku juga atas ijin Nya bertemu dengan pasanganku.
KAMU SEDANG MEMBACA
Puzzle Yang Tak Berbentuk
RomanceAdie dan Firda adalah sepasang sahabat yang akhirnya saling jatuh hati, Namun jalan hidup yang dituliskan oleh Tuhan tak sejalan dengan keinginan mereka.