Untuk apa mengingat masa lalu yang pada akhirnya menyakitkan perasaan bahkan diri sendiri.
.
.
.
.
.
."Jangan seenaknya aja ya kak nampar anak orang." Kata fadel dingin.
"Lo gak usah ikut campur. Dia ini PHO diantara gue sama daniel." Jawab kak ficka sambil menunjuk ke naina. Naina disitu sudah ketakutan.
"Ekhem.. maaf ada apa ya kak?" Tanya syella.
"Eng.. enggak kok syell. Kakak cuman ngasih tau naina supaya jangan rebut daniel. Yaudah kakak pergi dulu ya. Dah.." kata kak ficka sok manis.
"Lo diapain sama dia nai? Emang wanita murahan kek gitu gak pantas disekolah ini." Kata syella.
"Gue hampir di tampar syell." Jawab naina.Mereka pun berjalan menuju aula. Disana sudah banyak siswa yang berkumpul, mata syella tertuju pada satu cowok yang paling dia benci.
"Kita di depan sana yuk." Ajak fadel.
"Eh, jangan deh fad. Mending kita di tengah sini aja." Tolak syella.
"Kenapa syell? Gak lagi liat hantu kan?" Tanya fikri.
"Enggak kok." Jawab syella.Akhirnya mereka berada di tengah kerumunan siswa. Tiba- tiba.
"Hai, syella ya?" Kata cowok misterius itu.
"Iya." Jawab syella dingin.
"Udah lama ya gak jumpa. Gimana kabar ayah bunda syell? Sehat?" Tanya cowok itu.
"Gak usah sok baik deh. Oiya teman-teman kenalin namanya Bryan." Kata syella.
"Hai gue bryan tunangannya syella." Jawab bryan angkuh.
"Jaga mulut lo ya, gue gak sudi dan gak akan pernah mau nikah sama badboy kayak lo!" Kata syella sambil menarik lengan fikri,dan fikri menarik fadel dan fadel menarik naina.Akhirnya mereka keluar dari aula, tiba-tiba syella merasakan pusing dan akhirnya syella pun pingsan.
***
Setelah sejam lamanya syella tak kunjung sadar. Tanpa berfikir panjang penjaga uks langsung menelepon ambulance untuk membawa syella ke rumah sakit.***
Sesampainya di rumah sakit, naina menelepon orang tuanya syella,fadel menelepon orang tua mereka untuk memberitahukan bahwa mereka berada dirumah sakit karena menjenguk teman mereka yang sakit. Sedangkan fikri menunggu syella sadar.
Orang tua syella dan abangnya syella pun datang menghampiri mereka.
"Naina, syella dimana?" Tanya ayah syella.
"Syellanya lagi didalam tante, sama fikri." Jawab naina.
"Fikri?" Tanya mas risyekh.
"Iya mas, fikri temen naina." Jawab naina.Tak lama fikri pun keluar dari ruang ICU. Dan abangnya syella langsung menghampirinya dengan amarah yang memuncak.
"Lo apain adek gue?"Tanya risyekh sambil menarik kerah baju fikri.
"Gakk gue apain bang, tadi syella pas balek ke kelas langsung pingsan gitu." Jawab fikri.
"Pa, ma ke dalam aja duluan. Risyekh masih punya urusan sama mereka." Kata risyekh.Orang tua syella hanya mengangguk dan kemudian masuk ke dalam ruang ICU.
"Dia jumpa siapa tadi, nai?" Tanya risyekh.
"Syella jumpa bryan mas." Jawab naina.
Risyekh membuang nafasnya kasar. Dan mulai bercerita tentang bryan.*risyekh pov*
"Jadi syella itu kenal sama bryan udah lama banget. Pas gue masih tinggal di new york, kalok gak salah syella masih SD. Syella berteriak kegirangan, karena dia bakal foto dengan model terkenal disana. Dari awal gue udah curiga sama model terkenal itu. Tapi gue mencoba positive thinking, trus gue coba tanya sama syella siapa modelnya. Dan ternyata bryan. Disitu gue langsung syok dan gue bilang sama syella untuk batalkan pemotretannya. Tapi dia malah marah - marah dan dia bentak gue. Disitu salah satu alasan kenapa gue pindah ke Indonesia. Setelah satu bulan gue pindah ke Indonesia, ayah sama bunda gue nelfon sambil bahagia kalau besok pertunangan syella dengan bryan. Gue sempat marah - marah tapi mereka pada gak dengerin gue. Yah secara masih SD juga mereka udah tunangan, gue aja yang dewasa aja belum tunangan. Jadi terpaksa gue hadir di acara pertunangan mereka. Tapi saat gue di bandara gue ngelihat bryan sama cewek lain berbicara di cafe yang berada di bandara itu. Tanpa sengaja gue denger pembicaraan mereka yang ingin menghancurkan keluarga gue. Gue langsung merekam pembicaraan mereka dan berniat langsung memberitahu keluarga gue. Sesampainya di rumah gue, gue langsung memberikan bukti kepada keluarga gue tapi keluarga dia gak mau ngakuin kejahatannya. Alhasil mereka tunangan." Gue berhenti sejenak
Lalu gue melihat naina, fikri dan fadel. Dan fikri pun angkat bicara.
"Terus kak? Itu alasan kenapa bryan teror syella sampek sekarang?" Tanya fikri.
"Iya, syella kalau ketemu orang yang udah nyakiti dia langsung pingsan gitu. Makanya tadi gue tanyak sama naina siapa yang buat syella pingsan. Dan ternyata cowok badboy itu."
"Kak, naina boleh minta tolong sama kakak? " kata naina.
Gue langsung heran, "Tolong apa dek?"
"Kak, pliss naina mohon keluarkan bryan sama kak ficka ya." Kata naina sambil merengek.
Gue penasaran kenapa naina minta ficka dikeluarkan, "Loh, kok ficka dikeluarkan. Hubungannya apa sama bryan?"
"Kak, naina mohon." Kata naina sambil menangis.
Gue langsung luluh, "Bukannya gue gak mau, lo tau kan sekolah lo itu ketat. Gue mau lapor apa sama oma gue kalok ficka harus dikeluarkan dari sekolah tanpa alasan. Kalau bryan, oma gue udah tau, nah kalau ficka? Masalah apa yang di buatnya?"
Naina hanya bisa terdiam.
"Jadi setelah pertunangan itu, syella di bawa ke Paris untuk pemotretan. Disitu gue balik ke Indonesia. Gue gak tau bener kejadiannya, disitu syella gak dikasih makan kalok gak dapat angle yang bagus. Trus baju untuk pemotretan itu pendek-pendek. Bahkan dia pernah jadi iklan pakaian dalam. Kalok badannya gak bagus dia dipukuli. Sebulan berlalu, dia mintak pulang ke New York tapi gak dikasih sama managernya. Syella langsung menelepon gue biar beli tiket. Dan gue langsung pesan tiket, saat udah sampai di Jakarta gue heran itu adek gue atau bukan. Soalnya kurus banget. Dari situ syella trauma banget sama namanya Bryan.
Gue pun melanjutkan ceritanya*Author pov*
Tak lama kemudian, orang tua syella keluar bersama dengan dokter. Ibunya syella menangis histeris.
"Bunda kenapa? Syella kenapa ndaa???" Tanya risyekh khawatir.
"Syella trauma berat syekh, besok kita hubungi kepsek untuk mengeluarkan bryan." Kata ayahnya.
"Mari pak,bu ikut saya ke ruangan saya." Kata dokter bername tag Tafgia F. Lalu orang tua syella mengikuti dokter tafgia.***
"Kalian udah buka puasa?" Tanya risyekh sambil melihat jam yang sudah menunjukkan pukul 20:07.
"Tadi kita udah minum kok bang." Jawab naina.
"Kita ke kantin yuk, gue yang traktir deh. Ntar sampek rumah kalian ngadu sama orang tua kalian kalau dirumah sakit orang tua syella gak ngasih makan." Ketus risyekh.
"Kami gak kayak gitu ya bang wkwk." Jawab fikri sambil tertawa. Naina dan fadel pun ikut tertawa.
.
.
.
.
.
.
.
.
Bersambung31 Mei 2017
KAMU SEDANG MEMBACA
Stay With Me
JugendliteraturJangan pernah menghilang seperti debu yang di hembuskan yang pada akhirnya saat kembali dirimu bukanlah dirimu yang sebenarnya