Nyanyian rohani terdengar didalam sebuah gereja yang terletak tidak jauh dari jantung kota Seoul. Diantara banyaknya orang, terlihat seorang laki-laki berseragam sekolah duduk dikursi paling belakang sedang mengkhayati nyanyian rohani yang menenangkan hati. Namun diantara banyaknya orang, ia melihat seorang laki-laki memakai seragam sekolah yang sama dengannya sedang sibuk dengan ponselnya. Sepertinya sedang mendengarkan lagu lewat headsetnya.
"Jinyoung-ah, siapa yang kau lihat?" Pemuda bernama asli Park Jinyoung itu tersenyum innocent mendengar pertanyaan sang kakak.
Tidak lama setelah itu para pengunjung gereja mulai meninggalkan gereja. Sementara Jinyoung masih sibuk memperhatikan lelaki yang menarik perhatiannya sejak tadi. Tiba-tiba Jinyoung salah tingkah saat laki-laki itu berjalan disampingnya.
"Cepatlah. Ayahmu sudah menunggu dimobil. Kita bisa ketinggalan pesawat"
"Iya mom"
TAK
Laki-laki itu tidak sengaja menjatuhkan ponselnya tepat didekat Jinyoung. Jinyoung mengambil ponsel tersebut dan hendak mengembalikannya seandainya ponsel itu tidak bergetar.
Dengan memberanikan diri Jinyoung menjawab panggilan tersebut.
"Jam berapa kau berangkat? Sampai berjumpa di LA bro"
PIP
Jinyoung mengakhiri panggilan tersebut.
"LA?"
"Kau kenapa?"
"Nunna, aku harus kebandara sekarang"
Tanpa menunggu persetujuan dari sang kakak, Jinyoung langsung melesat menuju bandara untuk mengejar laki-laki pemilik ponsel ini.
.
Jinyoung berlari memasuki bandara. Ia terlihat sangat panik saat mendengar pengumuman pesawat menuju Los Angeles akan segera berangkat.
"Maaf tuan, bisa tunjukkan tiketmu?"
Jinyoung mengacak rambutnya. Ia tidak mungkin menerobos masuk kedalam. Ia tidak mau diseret kekantor polisi nantinya hanya karena masalah seperti ini.
"H-hyung?" Ia melihat pemilik ponsel ini.
"Hyung!"
"Yak bocah. Jangan membuat keributan disini. Sebaiknya kau pergi"
"Tunggu dulu ahjussi. Aku harus mengembalikan ponsel ini pada hyung yang disana. Hyung!"
"Bawa bocah ini pergi"
Hyung... Jangan pergi...
"Mark hyung!"
Pemuda itu menoleh saat mendengar seseorang memanggilnya. Sayangnya ia tidak tahu siapa. Yang ia lihat hanya seorang laki-laki berseragam sekolah yang sama dengannya diseret oleh petugas keamanan bandara.
"Cepat Mark. Kita harus pergi sekarang"
"Iya mom"
"Mark hyung!"
Kali ini ia tahu siapa yang memanggil namanya tetapi ia tidak mengenal siapa pemuda itu.
"Mark, cepat"
Rasanya Jinyoung ingin menangis saat itu juga. Andai saja ahjussi-ahjussi menyebalkan ini tidak menghalanginya, mungkin ia bisa bertemu dengan Mark hyung-nya, senior tampan yang kini sudah lulus dari SMA dan akan melanjutkan sekolahnya diluar negeri.
Semua orang disekolah mengenal siapa itu Mark Tuan. Mark adalah bagian dari tim sepak bola kebanggaan disekolah, ia merupakan seorang kapten. Wajar Mark tidak mengenal Jinyoung karena mereka berbeda tingkat dan Mark hanya mengenal teman satu tim dan teman satu kelasnya. Selebihnya ia tidak mau tahu dan tidak ingin mencari tahu.