Hari kelulusan telah usai. Rencana demi rencana sebagai pengisi waktu senggang di saat liburan mulai diutarakan sampai wajib dipraktekkan. Begitupun dengan mereka. Sesuai dengan janji yang pernah Yoongi utarakan, mereka benar-benar akan melakukan pesta perayaan kelulusan dengan menu utama barbeque di rumah Namjoon. Namun, sebelumnya melakukan kegiatan utama, mereka harus menyelesaikan urusan masing-masing terlebih dahulu.
Ketiga sahabat mereka, yaitu Taehyung, Yoongi dan Jungkook pun memutuskan untuk pergi ke Daegu demi menyelesaikan urusan yang masih digantungkan, sementara sisa manusia lainnya berpindah tempat menuju rumah Namjoon untuk menyiapkan pesta saat kepulangan tiga sahabat mereka.
Dan di sinilah mereka.
Menempatkan diri di rumah megah dengan lokasi strategis yang menyamping dari sisi laut itu, mulai penuh dengan teriakan-teriakan kekanakan seorang Park Jimin, Jung Hoseok dan Kim Seokjin yang sibuk bermain di pinggir pantai sembari berlari ke sana-kemari. Sementara itu, Namjoon lebih memilih untuk menghabiskan waktu dengan membaca buku fiksi favoritnya di dalam kamar. The Barthimaeus Trilogy, karya Jonathan Stroud yang menjadi karya yang paling ia puja setelah serial Percy Jackson milik Rick Riordan.
Namjoon benar-benar tidak bisa melepaskan diri dari buku tebal itu barang sedetik saja. Pikirannya yang terlampau fokus, membuat indera tubuhnya sama sekali tidak menyadari pergerakan terburu-buru yang terjadi di luar kamarnya. Bahkan ketika pintu kamarnya terbuka dengan paksa dengan suara yang mampu membuatnya nyaris menjatuhkan buku kepunyaannya yang agung, dua mata Namjoon malah membulat mendapati lantai kamarnya yang penuh dengan pasir.
Park Jimin, pelaku yang masuk dengan kaki penuh atas pasir pantai basah dan mengecap di atas lantai, hanya mampu menarik napas keras.
"Hei, apa-apaan kakimu itu, Chim!? Kamarku astaga!"
Namjoon meraung frustasi sembari berdiri dari duduknya, mencoba mengecilkan lagi nyali Jimin yang terlanjur berani menginjakkan kakinya yang kotor di atas lantai kamar Namjoon yang berkilau.
Bukannya mengecil, nyali Jimin dibuat semakin membesar kala ia melangkah lebih jauh mencoba menarik lengan sang kakak, "Aduh Hyung! Berhenti memikirkan hal yang tidak penting, ayo ikut aku ke bawah sekarang!" gerutunya.
"Ada apa sih? Hei-hei, berhenti menarikku." Namjoon berusaha menepis tangan sang adik. Ia tidak suka diperlakukan seperti anak kambing.
"Seokjin-hyung jatuh dari tebing sebelah."
"HAH!"
Namjoon menelan semua kata-kata yang ada di dalam kepalanya bulat-bulat kala mendengar nama Seokjin menggaung dalam telinganya. Dan detik berikutnya, Namjoon berbalik menarik Jimin dengan kencang.
.
.
"Astaga-astaga! Kenapa bisa begini, Jin-ie!"
"Tenanglah, Namjoon-ah. Jangan berlebihan."
Namjoon merengut. Ia benar-benar dibuat kesal dengan Seokjin yang malah sibuk tersenyum lebar sembari mengibas-ibas tangannya. Seolah meminta dirinya untuk berhenti khawatir. Justru hal itu malah membuat keadaan semakin runyam. Namjoon hapal betul, Seokjin itu orangnya seperti apa.
Mengetahui Seokjin jatuh dari tebing secara cuma-cuma itu sudah lebih dari cukup untuk membuat Namjoon semakin khawatir, apalagi ketika melihat sosok saudaranya itu berjalan terpincang-pincang sambil dibantu Hoseok.
"Apanya yang berlebihan? Kau pikir, mendapatimu masih hidup setelah jatuh dari tebing tinggi itu merupakan hal yang biasa? Gila, kau benar-benar gila." Namjoon buru-buru mendekat, berjongkok di depan sang saudara kemudian mengamit kaki si empunya perlahan.
KAMU SEDANG MEMBACA
Boys Meets What : You Never Walk Alone
Fanfiction[BTS Fanfiction : 1 of 2] Mereka dipertemukan oleh takdir yang semula terpisah kini menjadi satu kesatuan utuh. Relasi yang terbangun akhirnya sampai pada kisah gelap dalam hati hingga mereka dipaksa berusaha untuk saling memahami dan membangun pond...