Sebuah hidangan dapat selalu menjadi hantaran indah, disukai, dan merekatkan. Menjalin berbagai rasa, teman, sahabat, hingga cinta. Terlepas dari rupa, tekstur, serta kemasannya, hidangan yang seyogyanya dibuat dengan cinta itu mampu hadir kepada mereka yang bertukar rasa melalui hidangan, termasuk aku dan kamu.
Sore itu, sesampainya kembali aku di kota rantauan ini aku disambut dengan lambaian tanganmu yang sudah menungguku di atas motormu di persimpangan jalan kampus dan daerah padat jajanan dan indekost. Senyum simpulmu meluruhkan segala penat berjam-jam berkendara meski sepanjang jalan tersaji perbukitan, aliran sungai, rimbun pepohonan, sawah hingga kendaraan lain yang hilir mudik. Kaku badan pun hilang seketika, entah mengapa.
Jujur aku tak menyangka aku masih dapat menemuimu lagi dengan keadaan seperti ini, tentu berserta perasaan yang menyertai. Meski perjalanan singkat itu tak begitu banyak cerita yang terbagi, namun tanpa banyak bicara pun memberikan kesan intim tersendiri.
Ku serahkan sebungkus kripik melinjo balado dan sebungkus makanan ringan berbentuk persegi berbahan ketan beras yang dilapisi dengan gula merah khas daerahku, aku tak sepenuhnya ingat alasan pasti mengapa ku belikan makanan ini selain barter dan tentunya untuk dinikmatimu seorang diri. Kau menerimanya dengan senyum lebar, dan belasan kata terima kasih.
Aku selalu senang dapat memberikan apapun itu yang membuatmu senang dan tersenyum riang, terlebih bila hal tersebut bukanlah hal sulit. Sore ini aku melakukannya, setelah tempo hari kau selalu memberikan tanpa mau diberikan.
Namun hal tersebut tak berlangsung lama, sebab tak lama dari itu kau mengeluarkan sekantung plastik berisikan sekotak bolu dan menyodorkannya padaku. Aku menerimanya dengan suka rela, karena bolu itu salah satu kegemaranku, bolu talas berlapis krim bertabur keju. Beberapa makanan memang memberikan aroma meski hanya sebatas dibicarakan dan wujudnya tak ada.
Perlahan tapi pasti langit mulai menggelap, pertanda matahari akan segera tenggelam. Sore hari yang menyenangkan meski hanya melakukan pertukaran makanan daerah. Menggelapnya langit pun menjadi penanda bahwa kita harus segera berpisah.
Dalam setiap lahapan bolu ini aku tetap berharap dan berdoa bahwa ini bukanlah kali terakhir kita dapat bertukar makanan, mungkin kita dapat bertukar cerita kembali seperti kemarin. Masih terdapat sekian semoga yang ku khususkan untukmu, semoga kau pun begitu.
Maka, terima kasih sudah turut menciptakan hari ini, meski terlihat sangat sederhana namun semua terasa berbeda bila dilakukan bersama yang teristimewa. Meski istimewa bukanlah sifat yang abadi, namun aku berbahagia sudah dibuat seolah-olah aku si istimewa walaupun hanya sehari.
KAMU SEDANG MEMBACA
Biru
RomanceBaik tawa atau haru, suka atau sedih, hingga harap dan ragu. Semuanya, berjalan dengan sendirinya. Aku bahagia, terimakasih. Tanpa ada intuisi berlebih, kau datang dengan begitu adanya. Tak lagi menawar, melainkan membawakan, segalanya. Bicara per...