ㅡ I thought you wouldn't come
I didn't know we were getting closer
At least our hearts weren't young
We're becoming one
🍃🍃🍃
"Apa yang kau tulis?"
"Rahasia."
"Hei, hanya universitas saja rahasia?"
"Ya."
Mendapat jawaban singkat dari Yuna membuat Seokmin melempar tatapan malas padanya. Pemuda itu masih memperhatikan sahabatnya yang masih asyik menulis. Sesekali mencoba mencuri lihat. Menyadari tingkah Seokmin, membuat Yuna mendongak. Matanya menyipit, men-deathglare Seokmin.
"Oke, oke baiklah aku akan diam," ujar Seokmin sembari menegakkan badannya. Yuna merapatkan jaketnya, lalu kembali menulis. Seokmin mengedarkan pandangan, ia bosan menunggu Yuna selesai mengisi data rencana lanjut studi yang diajukan guru mereka. Mata cokelatnya menangkap sosok seorang gadis tinggi yang tengah bercanda ria di bangku yang agak jauh. Tanpa sadar, ia menatap terus ke arah sang gadis.
Karena merasa Seokmin tak bergerak sedari tadi -yang notabene jarang sekali terjadi- membuat Yuna mendongak dan mengikuti arah pandang Seokmin.
"Kim Sojung? Ha. Seorang Lee Seokmin masih terpaku pada cinta pertamanya ternyata," ejek Yuna. Seokmin cemberut, lalu membalas, "Sudah selesaikan dulu datamu itu."
"Kau pasti sudah tahu kan kalau cinta pertama mayoritas gagal. Apalagi untukmu yang bergerak saja tidak. Ah payah se-"
Ucapan Yuna terhenti karena Seokmin menyentil dahinya. "Berisik."
Seokmin melanjutkan, "Aku tahu kok. Cinta pertama memang kebanyakan gagal, atau hanya angan saja."
Kata-kata Seokmin membuat Yuna tercenung. Tapi ia menutupinya dengan mengusap dahinya yang jadi korban jari Seokmin tadi.
Mengalihkan pembicaraan, Yuna menggerutu, "Kita baru kelas dua tapi sudah harus mengisi data tak berguna seperti ini ckck."
"Tak berguna? Astaga Yuju-ya, itu untuk masa depanmu, bodoh." ujar Seokmin terkekeh.
"Choi Yuna!"
Merasa seseorang memanggilnya, Yuna menoleh. Ia mendapati Eunha yang tengah berjalan ke arahnya. "Ada apa?" tanya Yuna sembari berdiri dari bangkunya.
Tanpa sadar, kertas di hadapannya jatuh tertiup angin. Seokmin yang menyadarinya segera mengambil, dan secara otomatis ia membaca tulisan Yuna. Ia tampak berpikir saat meletakkan kertas itu kembali.
Begitu selesai berbicara dengan Eunha, Yuna duduk kembali. "Kau tidak membaca dataku kan?"
"Ah, tidak." jawab Seokmin singkat.
🍃🍃🍃
Yuna tergesa memasuki gerbang SMA-nya. Ia berlari menuju taman belakang, taman yang penuh akan kenangannya semasa sekolah. Dengan mata yang agak sembab, Yuna mengedarkan lensa coklatnya mengitari lingkungan taman yang penuh akan guguran daun. Tangannya menggenggam daun maple yang telah menguning. Itu bukan ia ambil dari sana. Daun maple itu isi dari paket yang diterimanya di pagi hari. Begitu ia membuka paket dan menemukan daun maple terselip di data rencana lanjutan studinya, ia segera menuju kemari. Mengabaikan pesan Hwang Eunbi menanyakan kapan ia masuk kelas.
Yuna berusaha mengatur napasnya, masih mencoba mencari sosok Lee Seokmin. Namun lagi-lagi nihil.
Gadis itu duduk di bangku taman. Bangku dibawah pohon maple, bangku favoritnya dengan Seokmin.
Sebuah pesan masuk ke ponselnya, nomor tak dikenal. Isi pesannya semakin meyakinkan Yuna bahwa Seokmin ada disini.
'1 tahun? 🍁🍃🌊'
"Kau kemari kan, Seokmin? Kau dimana.."
Isak pelan Yuna mulai terdengar. Jemarinya membuka kembali data rencana lanjutan studinya. Memori demi memori menyesakkan hatinya.
"Dasar orang jahat. Lee Seokmin jahat."
Angin musim gugur menari, membawa daun daun yang menguning jatuh ke tanah. Yuna memandangi dedaunan yang berguguran dengan tatapan kosong.
Ia ingat, awal musim gugur itulah awal dari semuanya. Awal ia merindukan pemuda bermarga Lee itu.Ia benci musim gugur, tapi ia menyukainya juga.
Lee Seokmin adalah musim gugurnya.
TBC
KAMU SEDANG MEMBACA
✔ Hear the Wind Sing - dk yuju
Fiksi Penggemar『 Karena dia, adalah musim gugurku. 』 a seventeen x gfriend fanfiction series pt.1 DK x Yuju . School Life, Friendship, Romance . PG-15 . . HEAR THE WIND SING . ©2017 quantxmleap