"Pada dasarnya, semua manusia biasa itu egois. Tergantung kemampuan orang tersebut untuk mengontrol ke-egoisannya"
thewayoflove
♪♪♪
"Rian, kok kamu disini?"Rian mendekati Keira yang sedang menatapnya bingung, lalu memberikan jaket yang ia pakai kepada gadis itu. Keira yang memang sudah kedinginan pun menerima jaket Rian.
"Kamu ngapain disini Kei?" Rian balik bertanya kepada Keira, namun tak urung gadis itu menjawab pertanyaan tersebut.
"Tadi aku mau cari makan gitu sambil sepedaan, eh tau-tau hujan" Keira memasukkan kedua tangannya pada saku jaket "Oiya, kamu ngapain disini? Terus kok bisa sama Tasya?" Rian berdehem sebelum menjawab pertanyaan Keira
"Begini, tadi dijalan aku ketemu sama Tasya, dia mau dicopet, jadi aku tolongin. Pas mau balik, eh hujan, ya udah karena arah rumah aku sama dia juga searah ya aku antar aja. Nggak apa-apa kan?"
Keira mengangguk, lalu tatapan matanya jatuh pada Tasya yang tengah berdiri disamping motor Rian dengan guyuran hujan sembari menunduk. Mungkin kedinginan. Ah, Keira jadi tidak tega dengan gadis itu.
"Tasya!" Keira berteriak memanggil Tasya, gadis itu pun mengalihkan pandangannya pada Keira, dan betapa terkejutnya Keira ketika wajah Tasya sudah sangat pucat.
Keira segera menghampiri Tasya, tidak memperdulikan dirinya akan kehujanan. Rian membelalakkan matanya, kemudian mengikuti Keira. Gadis itu memegang bahu Tasya yang sudah bergetar, kemudian melepaskan jaket Rian yang ia kenakan untuk dipakai oleh Tasya.
"Muka lo pucat banget Sya. Lo pasti kedinginan, nih, pake aja jaketnya Rian" Keira memakaikan jaket tersebut pada tubuh Tasya, karena gadis itu tak kunjung menerimanya "Ya udah Yan, kamu anterin gih Tasya, kasian nanti dia sakit" ucap Keira kepada Rian. Cowok itu meraup air hujan yang membasahi wajahnya, kemudian menatap Keira ragu.
"Tapi kamu gimana Kei? Masa aku tinggalin kamu disini sendirian?"
"Udah nggak apa-apa, daripada nanti Tasya jadi sakit. Lagian hujannya juga udah nggak lebat, jadi aku bisa pulang sekarang" ucap Keira, Rian menatap Keira sebentar, sebelum akhirnya mengangguk pasrah.
"Kamu hati-hati ya, sampai rumah langsung mandi air hangat. Jangan sampai sakit" Rian menangkup wajah Keira yang terasa dingin, kemudian mengusap kedua pipi gadis itu, berharap apa yang dilakukannya dapat memberi sedikit kehangatan pada Keira.
"Iya, udah gih anterin Tasya balik. Kasihan udah pucat banget Yan" Rian mengangguk, kemudian memakai kembali helm nya, lalu menaiki motor tersebut. Tasya sempat tersenyum tipis pada Keira, sebelum akhirnya ikut menaiki motor Rian. Keira membalas senyum tersebut, kemudian melambaikan tangannya ringan sebelum motor tersebut melaju meninggalkan dirinya yang masih berdiri ditempat.
Keira mendongak, menatap langit yang mulai terlihat cerah. Hujan yang lebat pun sudah digantikan oleh gerimis kecil. Keira menghela nafas pelan, lalu mengambil sepedanya dan mengayuh sepeda meninggalkan tempat itu.
🎼🎼🎼
"Bang Kenzo kenapa? Kok merah gitu mukanya? Garuk-garuk lagi"
Renata yang baru pulang dari les-nya pun mengernyit heran saat mendapati kakaknya itu tengah sibuk menggaruk leher dan kedua tangannya yang memerah."Alergi nya kambuh"
"Ya ampun Bang Kenzo! Itu ya harus diobatin, nanti tambah parah alerginya" Renata berjalan meninggalkan Kenzo menuju tempat obat yang berada di dapur, namun kembali lagi dengan wajah bingung. Kenzo terkekeh, ia tahu bahwa obat alerginya sudah habis, dan pasti itu yang tengah dicari oleh Renata.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Way Of Love
Teen FictionTerjebak dalam sebuah 'Batas Pertemanan' atau bahasa kerennya 'Friendzone'. Tapi kalau sukanya sama Teman Pacar sendiri, bisa dibilang 'Friendzone' nggak?. Rasanya kalau bisa, Keira lebih memilih nggak usah Kenal dan Pacaran sama Rian. Gara-gara Kei...