K E - L I M A

839 48 2
                                    

Hari ini adalah jadwal Skaneisya untuk melakukan pengamatan ke-tiga. Namun ntah mengapa, ia merasa malas untuk melakukan pengamatan tersebut.

Sebenarnya usaha Skaneisya sebentar lagi akan berhasil. Ia akan segera melupakan Qori– mantannya. Tapi, ia benar-benar malas untuk melakukan pengamatan berikutnya. Skaneisya sempat berpikir untuk langsung melakukan cara yang ke-dua.

Namun, Skaneisya bingung. Siapa yang akan ia jadikan pelampiasan? Sampai saat ini, Skaneisya meresa bahwa dirinya belum menyukai orang lain.

Pagi ini Skaneisya berangkat sendiri. Tidak seperti dulu, yang selalu berangkat bersama Qori.

Melewati koridor yang ramai bukan lah hal yang disukai oleh Skaneisya. Ia merasa orang-orang melihati dirinya, sehingga ia tak percaya diri. Padahal, semua orang sibuk dengan kegiatannya masing-masing.

Saking tidak percaya dirinya, Skaneisya sampai tidak melihat ada orang yang berdiri di depannya.

Brugh!

"Eh lo! Jalan yang bener kenapa sih?!" teriak perempuan yang ditabrak Skaneisya.

"Kalem sih. Lo nggak bisa apa sehari aja nggak kaya toa? Berisik banget sumpah," jawab Skaneisya santai. Ya, perempuan itu adalah musuh Skaneisya selama sekolah disini. Skaneisya tidak tahu apa salah dirinya sampai-sampai Gwinda dan kedua temannya itu memusuhi dirinya.

"Lo bilang apa?! Gue kaya toa?!" teriak Gwinda tak terima.

"Duh, udah kaya toa, budeg lagi. Kasian gue liat lo," ucap Skaneisya yang lagi-lagi dengan santai.

"Lo mau ribut sama gue?! Hah?!" Gwinda menantang.

"Plis ya, ini udah mau KBM dan gue males ribut-ribut sama lo. Gue duluan ya, bay!" Skaneisya mencubit pipi Gwinda keras-keras sebelum ia melanjutkan langkahnya menuju kelas.
(KBM: Kegiatan Belajar Mengajar)

"Skaneisya!!" teriak Gwinda kesal.

Skaneisya hanya tersenyum sembari memasuki kelasnya.

Baru memasuki kelas, ketenangan Skaneisya akan terganggu lagi. Pasalnya, Skaneisya pasti akan diganggui oleh fans fanatik nya.

"Awas-awas! Tuan putri gue udah dateng." Ibay langsung membersihkan tempat duduk Skanesiya. Ibay adalah fens berat Skaneisya yang beruntung bisa satu kelas dengan idolanya itu. Sampai-sampai ia selalu bersikap layaknya pangeran yang selalu melindungi tuan putri nya.

"Silahkan tuan putri." Ibay mempersilahkan Skaneisya duduk sambil memperlihatkan senyuman manis nya. Banyak yang bilang lelaki bernama asli Ifansa Galih Johansyah itu tampan dan idaman, namun bagi Skaneisya tidak. Sikapnya yang lebay membuat Skaneisya tidak suka. Maka dari itu, Skaneisya saja yang memanggil Ifan dengan sebutan 'Ibay', yang artinya Ifan Lebay.

Skaneisya langsung duduk tanpa mengucapkan terima kasih atau sekedar basa-basi.

"Tuan putri ku, apa kau sudah sarapan?" tanya Ibay yang masih berdiri di sebelah Skaneisya.

"Udah," jawab Skaneisya ketus.

"Tuan putri, mengapa kau selalu mengacuhkan aku?" tanya Ibay lagi dengan nada yang memelas.

"Ibay, gue mohon ya sama lo. Bisa nggak sih lo nggak lebay kaya gini? Kebanyakan nonton drama lo."

"Baiklah, jika tuan putri ku merasa terganggu, aku akan pergi." Ibay kembali ke tempat duduknya.

Skaneisya hanya terdiam. Ia tak mengerti, mengapa Ibay nenyukai dirinya sampai sebegitunya. Itu semua malah membuat Skaneisya risih.




DiktaKA

Gagal Move On  ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang